Senangnya Jalan-jalan

Aku sangat suka travelling. Salah satu kebahagiaanku berada di negara Eropa ini adalah karena aku punya kesempatan untuk melihat negara-negara di Eropa, bukan hanya Belanda. Tapi tentu saja biayanya pun cukup mahal. Untungnya, dengan status sebagai PhD student sekaligus bekerja, suamiku selalu mendapatkan uang liburan setiap tahunnya. Jumlahnya bagi kami cukup lumayan, bisa untuk membayar biaya lengkap nglencer ke salah satu negara di luar Belanda. Banyak sekali negara-negara cantik di luar Belanda yang ingin aku kunjungi. Kata suamiku, travellling melihat dunia luar itu membuat wawasan dan cara berpikir kita tak lagi sempit. Aku pun sepakat dengannya. ‘Travelling is an enemy for a judge minded people’ begitu kata-kata indah yang pernah aku temukan mengenai travelling.

Saat liburan musim semi lalu, aku sekeluarga berlibur beberapa hari di kota Paris. Wah, aku benar-benar ketagihan. Ternyata, 5 hari pun sebetulnya belumlah cukup. Begitu banyak tempat-tempat indah dan menarik di kota ini. Namun 5 hari di Paris paling tidak telah membuka mata kami tentang arti penting sejarah. Pelajaran sejarah yang dulu rasanya begitu membosankan, kini tampak menarik bagi kami. Anak-anakku pun mendapatkan banyak pelajaran berharga, yang mudah-mudahan bisa semakin memperkuat sambungan-sambungan sel-sel syaraf di otak mereka. Dan yang terpenting, kami merasa semakin diingatkan untuk selalu sadar bahwa segala kemegahan yang dibuat oleh tangan-tangan manusia itu, tetaplah Allah sebagai Grand-Design dibaliknya. Seperti yang kami katakan pada Lala dan Malik anak kami, saat melihat menara Eiffel “Siapa ya yang kasih ide di kepalanya Gustave Eiffel sehingga bisa membangun menara semegah ini?” Tentu saja, Allah jawabnya.

Bukan hanya negara di luar Belanda yang begitu mempesona untuk dikunjungi. Kota-kota di Belanda sendiri mempunyai banyak tempat-tempat menawan untuk didatangi. Negara Belanda memang kecil, sumber daya alamnya pun terbatas. Tapi mereka tampaknya justru mengolah yang sedikit ini menjadi besar. Contohnya pantai Scheveningen di Den Haag. Kalau dibandingkan dengan pantai-pantai di Indonesia, pantai ini boleh dibilang tak ada apa-apanya. Tak ada pohon kelapa, tak ada pasir putih menghampar yang ditaburi kerang disana sini. Tapi tempat ini begitu menarik masyarakat Belanda dan juga turis karena dikemas sedemikian rupa, sehingga selalu ramai di segala musim.

Disini juga banyak sekali tempat-tempat rekreasi untuk anak-anak yang bisa dijadikan pilihan saat berlibur. Kalau aku sedang bingung ingin pergi kemana, aku tinggal mengetik www.uitmetkinderen.nl. Dari sana akan terpampang beragam tempat menarik yang bisa dikunjungi bersama keluarga. Uit met kinderen artinya keluar bersama anak-anak. Situs ini betul-betul informatif dan lengkap. Dengan menulis kota yang akan menjadi tujuan, akan muncul link-link ke tempat rekreasi tersebut. Di setiap situs biasanya telah dilengkapi dengan informasi tentang keunikan tempat, foto-foto, peta jalan dan juga biaya masuk.

Dari buku Holland Book yang aku baca, tempat-tempat yang masuk ke dalam 10 besar yang tersering dikunjungi turis di Belanda adalah De Efteling, Kinderdijk, Van Gogh Museum, Keukenhof, Anne Frank House, Zuiderzee Museum, Madurodam, Delft, Part of Rotterdam, dan The Kroller-Muller Museum. Aku dan keluargaku baru sempat mengunjungi De Efteling, Keukenhof dan Madurodam.

De Efteling merupakan taman luas mirip Disneyland, dengan ciri khas hutan berisi Fairy tale klasik disalah satu bagiannya. Sedangkan Madurodam adalah miniatur kota-kota di Belanda, mirip Taman Mininya Indonesia. Tapi, luasnya jauh sekali dibandingkan Taman Mini. Madurodam betul-betul kecil dan mungil. Keukenhof yang indah dengan hamparan bunga tulipnya di musim semi tak pernah luput dari kunjungan turis. Tujuh juta bunga yang ditanam di area seluas 32 hektar tanah di kota Lisse Belanda ini selalu menyedot pengunjung. Waktu aku pergi ke sana musim semi lalu, pengunjung luar biasa melimpah, bahkan untuk antri ke toilet saja kami harus menunggu antrian yang cukup panjang.

Berbicara tentang museum di Belanda nasibnya begitu berbeda dengan museum di Indonesia. Di negara ini banyak sekali bertebaran museum yang tampaknya selalu diminati wisatawan. Museum di Belanda begitu terawat rapi dan disulap demikian apik sehingga menarik untuk dilihat. Aku yang dulu selalu bosan bila mengunjungi museum, kini tak ingin menularkan kebiasaan itu pada anakku. Beberapa kali aku dan suamiku mengajak anak-anakku ke museum agar mereka terbiasa dan tetap bisa menyerap sesuatu yang berharga dari sana. Akhirnya, mereka cukup enjoy bila diajak pergi ke museum dan aku sendiri mulai berusaha menyukai apa yang dulu bagiku membosankan. Lala tiba-tiba ingin sekali melihat Anne Frank House, dan aku sendiri begitu penasaran dengan museum Van Gogh yang sangat terkenal itu. Hmm… banyak… masih banyak tempat yang ingin kami kunjungi dan pelajari di negeri ini. Semoga saja Allah melapangkan jalan.