Syarat Dokter Asing kerja di Belanda

Banyak orang sering tanya padaku, “Mba, kenapa disini ga ambil spesialis?” atau “Kenapa disini ga kerja jadi dokter?” Dan aku pun menjelaskan lagi dan lagi bahwa untuk bekerja jadi dokter di negeri Belanda ini atau melanjutkan spesialis, untuk lulusan negara berkembang, syaratnya ribet dan njelimet, gampangnya, pokoknya ijasah dokter kita ga laku dan harus ngulang dari awal! Wadaw! Dari awal? Yang bener aje. Ya kalo ga dari awal, dari tahun kedua apa ketiga gitu deh, tergantung hasil tes. Kalo hasilnya jelek banget, ya wes bye-bye aja ngulang dari tahun pertama. Kesian ya :(

Ya begitulah nasib lulusan dari negara berkembang. Tapi memang ga cuma di Belanda, hampir di seluruh dunia negara maju, dokter lulusan luar negaranya yang hendak masuk harus melalui prosedur rumit. Aku sudah pernah ngubek-ngubek website hampir di setiap negara maju, Inggris, Canada, AS, Australia, Singapura, rata-rata semua sama, pertama harus lulus bahasa setempat dulu lalu ikut ujian board. Dari ujian itu, nanti akan ketahuan lulus atau enggak dan layak atau enggaknya. Nah kalo di Belanda sini, nyata-nyata deh aku udah sering dapet cerita dari temen-temen yang nyoba, memang kebanyakan ngulang dari awal kalo dari negara berkembang. Baru satu negara maju yang kudengar cukup gampang dan enak banget, yaitu Swedia. Salah seorang temanku yang tinggal disana bilang, kalau mau jadi dokter ya bisa aja asal lulus ujian bahasanya dan cuma ngulang setahun atau dua tahun gitu, itu pun dibayar bo! Cihuy banget kan.

Sementara kalo di Belanda sini, berdasarkan informasi dari website bahasa Belanda yang udah kuubek-ubek juga. Lengkapnya bisa dilihat di sini untuk kursus bahasa kedokteran, di sini dan di sini.

Hasilnya kira-kira sebagai berikut:
1. Dokter asing lulusan yang termasuk dalam negara Eropa dan Zwitzerland, boleh langsung kerja di Belanda, paling-paling tinggal belajar bahasa aja. Tapi untuk dokter luar negara Eropa dan Switzerland harus lulus kursus bahasa Belanda NT2 dulu alias semacam Toefl tapi bahasa belanda gitu deh.
2. Lalu ikut tes namanya AKV tes ‘Algemene Kennis- en Vaardighedentoets’ (AKV test, the ‘General Knowledge and Proficiency test’) Tes ini terdiri dari : tes bahasa Belanda medisnya, bahasa Inggris, bisa computer atau enggak, juga pengetahuan tentang culture dan sistem kesehatan di belanda.
3. Setelah lulus AKV, barulah kandidat bisa ikut tes selanjutnya yang betul-betul berhubungan sama medis. tesnya meliputi: pengetahun dasar kedokteran, pengetahuan klinis dan praktis termasuk skill soal laboratorium. Didalamnya ada juga tes bagaimana kualitas anamnesa, cara memeriksa, tingkah laku yang profesional, komunikasi, menegakkan diagnosa dan diferential diagnosa.

Setelah tes selesai, hasilnya akan dinilai oleh Commissie Buitenlands Gediplomeerden Volksgezondheid (CBGV). Kalau dinyatakan langsung lulus, kandidat bisa langsung kerja sebagai dokter, tercatat dalam BIG-registerd dan harus bekerja dalam supervisi selama 3 bulan. Kalau tesnya ga lulus, maka CBGV akan memberi advis sebaiknya ngulang lagi setengah tahun, 1,2,3 tahun atau bahkan ngulang dari awal. Begitulah prosedurnya.

Nah, ribet kan. Malah ada penelitian antara tahun 2006-2008, dokter-dokter yang ikut tes AKV itu jarang banget yang lulus. Dalam tiga tahun itu, di salah satu tahunnya, peserta yang ikut ada 77 orang tapi yang lulus cuma 19 orang, sisanya ya ngulang sekolah itu lah bo. Katanya, masalahnya ada di bahasa. Makanya untuk yang mau ikut tes disarankan untuk lulus NT2 dulu, lalu ikut kursus bahasa khusus medis yang juga akan memberi materi soal bagaimana sistem kesehatan di Belanda.

Lalu, kemaren kebetulan aku punya kenalan baru, orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Amsterdam. Beliau kerja jadi asisten dokter gigi. Nah pengalaman beliau juga mengaminkan hal yang sama. Dokter-dokter gigi dari negara berkembang ya kebanyakan ngulang dari awal. Ada katanya satu orang dokter gigi lulusan Jakarta yang juga akhirnya ngulang dari awal. Malah cerita temanku yang lain, ada dokter umum dari Indonesia mungkin karena faktor usia yang ga muda lagi, dan males untuk ngulang, akhirnya ya kerja di bagian ambil-ambil darah doang. Tapi ternyata lagi, kata temanku ini, kalo pake kerudung juga ga masalah jadi dokter di Belanda, Amsterdam terutama ya, karena aku hampir ga pernah liat ada dokter kerudungan waktu di Groningen. Menurutnya, teman-temannya ada juga yang sudah lulus dokter umum dan mau praktek dan mereka berkerudung. Dan mereka ini ya dulunya ngulang dari awal, karena mereka berasal dari negara Timur Tengah seperti Iran, afganistan dan Mesir yang juga sulit untuk lolos dalam ujian AKV. Tapi karena mereka memang mau niat tinggal seterusnya disini, ya dijabanin ngulang dari awal lalu akhirnya jadi dokter di Belanda. Kalo mau sekolah spesialis yang prosedurnya sama, harus lulus dokter umum dulu baru bisa lanjut spesialis.

Dulu, aku hampir aja pernah mau ikutan tes bahasa Belanda NT2 supaya bisa lanjut sekolah yang berhubungan dengan dokterku. Tapi mungkin bukan jalanku ya. Karena kalau itu terjadi mungkin aku akan seterusnya tinggal di sini. Aku juga waktu itu ga terlalu niat, karena anak-anak masih kecil. Aku sudah sepakat sama suamiku, kalau ada yang mau sekolah harus gantian, harus selalu ada seorang yang utama pegang anak-anak. Jadi akhirnya waktu itu aku batalin, dan aku niat cari sekolah master aja.

Nah kalo cuma mau ambil jalur master atau Phd, cerita jadi lain. Jalur ini kan jalur non klinis ga perlu berhubungan sama pasien, jadi ga mensyaratkan bahasa Belanda dan tes macem-macem, malah kebanyakan pake bahasa Inggris. Kalau jalur ini dengan mudah siapapun bisa masuk asal lolos aja lamarannya. Karena pengalamanku ini, akhirnya aku mikir buat temen-temen yang mau masuk kedokteran dan jadi dokter klinis maksudnya, mending jangan ke luar negeri deh. Kalau pun mau ya sejak dari lulus SMA. Bahkan untuk spesialis juga susah, spesialis pun paling bisa sekolah lagi ambil subspesialis atau Phd, karena kalau mau praktek tetep ga bisa dan tetep ga dikasih pasien. Lalu, masih menurut temenku itu, kalau mau dari awal bisa juga ambil sekolah asisten dokter gigi 1,5 tahun, lalu sekolah lagi Mond hygenis 1,5 tahun, jadi total 3-4 tahun. Dan jangan salah profesi ini gajinya gede banget lo! Ngalahain gaji para Phd deh pokoknya. Memang aku pernah baca, pekerjaan yang paling bergengsi dan gajinya gede di Belanda itu diantaranya advokat dan dokter gigi. Jadi ga heran kalo mond higenis yang sekolahnya ga selama dokter gigi pun tetep dapat gaji gede. So, jangan dikira hidup di luar negeri itu enak buat pendatang. Kalo baru lulus SMA enak, pilihan banyak, tapi kalo untuk yang udah tuwir, siap-siap merana susah kerja sesuai bidang deh, kecuali kalo mau ngulang sekolah dari awal :(.