Presentasi? Bikin lemes dan grogi? So pasti kan. Tapi sepertinya hal itu ga terlalu berlaku untuk anak-anak yang sekolah di Belanda sini. Aku, yang sudah setua ini, baru pas sekolah master dapat pelajaran tentang bagaimana melakukan presentasi yang baik, huf kesiannya diriku. Aku gak tahu bagaimana kondisi sistem belajar mengajar di Indonesia saat ini, tapi yang jelas jaman aku kecil dulu, gak pernah ada pelajaran tentang presentasi bahkan sampe SMA. Waktu kuliah pun, hanya teman-teman yang vocal aja yang sering presentasi, itu pun ga pernah ada pelajaran khusus bagaimana cara presentasi yang baik. Karena itu ketika anak-anakku yang baru kelas 4 SD sudah belajar bagaimana cara presentasi di sekolah, aku terkagum-kagum. Apalagi ketika mereka mencoba latihan presentasi di rumah, wow aku makin melongo, koq anak sekarang pada jago jago ya presentasinya.
Jadi sejak kelas 4 SD, tiap anak di sekolah Belanda, pasti kebagian topik yang harus mereka persiapkan dan presentasikan di depan kelas. Topiknya boleh apa aja yang mereka sukai. Malik milih topik dinosaurus, lala pernah milih topik panda dan Indonesia. Seminggu sekali satu anak maju di hari tertentu, jadi dalam satu semester atau satu tahun, semua anak kebagian. Nanti kelas 5 dan kelas 6 juga begitu, jadi presentasi ini kaya big project lah buat tiap anak. Tiap anak berusaha mempersiapkan sebaik baiknya karena gurunya sudah mewanti wanti bahwa hasilnya akan dinilai dan diajarin dulu gimana cara presentasi, lalu yang bakal dapat nilai yang baik itu yang seperti apa juga sudah dikasih tahu. Setelah presentasi tiap anak dikasih ‚opmerking, catatan apa kelebihan dan kekurangannya. Selain bisa belajar dari kekurangan diri sendiri, mereka juga bisa belajar dari melihat presentasi teman-temannya tentu.
Nah dalam rangka semakin melatih kemampuan anak-anak untuk presentasi, karena kami tahu itu salah satu skill yang harus dikuasai, sebelum liburan summer ke London bulan juli lalu, aku bikin kesepakatan sama anak-anak. Saat itu aku sibuk buanget sedang kejar tayang bikin tesis. Jadi ga sempat menyiapkan apa-apa untuk liburan. Jadinya aku mikir gimana nih biar liburan tetap ada nilai lebihnya buat anak-anak. Terinspirasi dari buku dan article tentang traveling yang kubaca, akhirnya muncul ide,”Oke deh anak-anak sebelum pergi harus bikin presentasi dulu ya tentang London. Nanti dari situ dapat reward uang jajan selama di London.” Dengan menyiapkan presentasi kan artinya mereka at least baca-baca, dapat gambaran tempat yang mau dikunjungi dan mereka pengen liat apa. Yippiii..anak-anak seneng banget dan dengan antusias menyetujui. Aku juga bikin kesepakatan lain, kalau pulang dari liburan bisa bikin article tentang london nambah lagi tuh uang jajannya. Sayangnya, cuma Lala yang akhirnya menulis, Malik alasannya ga ada waktu, terlalu sibuk main dengan teman-temannya he.
Berhubung saat liburan itu semua sedang hectic, kami pergi juga saat anak-anak baru banget mulai libur, belum packing segala macem, akhirnya mereka presentasi pas udah sampe London. Saat awal, kami masih agak banyak waktu luang jadi Lala masih bisa presentasi. Dan hasilnya mantap hanya karena kurang persiapan baca, jadi isinya kurang detil. Nah sayangnya setelah itu kami pergi pagi pulang malam terus dan tepar banget, alhasil, Malik ga sempat presentasi, jadi sampe pulang malik masih utang presentasi.
Baru tadi malam Malik ada waktu buat presentasi, karena setelah liburan London, kesibukan berlanjut terus, malah ditambah liburan lagi sekalian ke defense aku. Dan hasilnya alhamdulillah mantap juga. Meski udah agak lupa, persiapan ga terlalu lama, tapi aku dan suamiku cukup surprise melihat malik yang bisa presentasi dan berimprovisasi dengan lancar. Ini anak juga pake gaya segala macem yang bikin ngakak saat presentasi, jadinya presentasinya ga mboseni. Malik tergo long ekspresive dalam menyampaikan ide-idenya. Misalnya waktu dia ngomong ‘London eyes’ matanya langsung ngedip sebelah, badan dan tangannya juga digerakkin dengan intonasi yang laen pulak. Pokoknya aku malah belajar banyak dari mereka soal presentasi.
Di sekolah, presentasi terakhir Lala dan Malik dapat 9. Beberapa hari sebelum presentasi di sekolah itu Malik bilang sama aku.”Bun, kata Meister, kalo mau dapat nilai presentasi bagus ada 5 kriteria: ga boleh sering liat ke pptnya (harus hapal dan lancar apa yang mau diomongin), pake ppt, kalimat di pptnya ga boleh kepanjangan, bawa contoh barang/mainan, dan ada quiz. Nah saat itu malik berusaha banget merealisasikan semua itu makanya dapat nilai bagus. Saat presentasi buat defense, aku juga belajar dari anak-anak lho. Anak-anak aja lancar dan pede masak emaknya kalah, alhamdulillah presentasi defense ku pun tak malu-maluin lah gara-gara ga mau kalah sama anak-anak hehe.
Ada 3 tips berguna untuk presentasi yang aku dapat dari sebuah website, meskipun ga terlalu cocok untuk presentasi thesis tapi untuk presentasi secara umum oke di sini:
1. Use visual aids : pake banyak gambar atau table atau grafik atau juga barang seperti boneka dino yang dibawa Aik ke sekolah.
2. Rehearsal, rehearsal, rehearsal. Remember : Winston Churchil berlatih selama 6 minggu untuk salah satu speechnya, dan Steve Jobs berlatih puluhan kali sebelum presentasi.
3. The rule of three. Audience hanya mampu mengingat 3 topic saja. So keep it simple and short, dan presentasikan 3 message utama yang ingin dikenang oleh pendengar. Itu juga yang dilakukan oleh pembicara hebat sejak jaman dulu, seperti :
Veni, Vidi, Vici (I came, I saw, I conquered) – Julius Caesar**
“Friends, Romans, Countrymen lend me your ears” – William Shakespeare
“Our priorities are Education, Education, Education” – Tony Blair
A Mars a day helps you to work, rest and play – Advertising slogan
Stop, look and listen – Public safety announcement
Mudah-mudahan di Indonesia sistemnya juga sudah seperti ini ya , anak-anak dilatih untuk presentasi sejak kecil. Karena dampaknya bagus banget. Selain mereka jadi piawai bikin ppt, mereka juga terbiasa untuk berimprovisasi dan pede saat bicara di depan orang.