Sepuluh tahun Kawan, bukan waktu yang sebentar.
Tak mudah untuk bilang selamat tinggal.
Terlalu banyak kenangan indah yang tak bisa dilupakan.
Terlalu banyak hal yang dia ajarkan : tentang kemandirian, tentang kerasnya hidup di negeri orang yang mendewasakan, tentang toleransi, tentang kejujuran, tentang peradaban, tentang kemanusiaan, tentang ciptaan Tuhan yang begitu beragam.
Banyak orang bilang, ngapain pulang? Bukankah ia adalah kenyamanan?
Memutuskan pulang itu seperti kau meninggalkan istana yang sudah setengah mati kau bangun lalu kau tinggalkan untuk maju ke medan perang.
Hidupmu kembali bergelombang, bahkan riaknya kadang menyeretmu ke pusaran paling dalam, hingga membuatmu tak mampu lagi berkata-kata selain: Tuhan, hanya Engkau sebaik-baik penolong, tolong aku Tuhan.
Continue reading “Welcome Home”