Persiapan Ulang Tahun anak-anakku

Hmh…akhirnya, selesai juga pesta ulang tahun kecil-kecilan anak-anakku. Capek dan teler sekali, tapi puas rasanya bisa memberikan sesuatu buat anak-anakku dengan hasil kreasiku sendiri. Tahun-tahun sebelumnya aku tinggal bayar, tinggal minta tolong mbak ning untuk membuatkan kue, minta tolong ibu untuk masak. Sekarang, semua kulakukan sendiri, dan hasilnya menurutku sih lumayan keren hehe, ayah juga bilang begitu. Lalu untuk ulang tahun kali ini ceritanya aku membuat tema untuk anakku, temanya tentang ‘pertumbuhan’. Walaupun effort persiapannya luar biasa, tapi senang sekali rasanya. Cerita kronologisnya begini…Aku ingat kata-kata psikolog di Suryakanti, waktu itu aku bilang bahwa lala suka sekali dengan princess, padahal kan lumayan mahal. Lalu dia bilang, “nggak apa-apa koq anak-anak berimajinasi, asalkan tidak berlebihan, tidak sampai mengganggu aktifitas sehari-harinya, misal sampe susah makan, susah tidur atau nggak mau sekolah gara-gara princess. Nanti juga kalo udah usia sekolah, saat dia sudah banyak tugas di sekolah, akan berkurang dengan sendirinya. Kalo masalah barang-barangnya yang mahal, kenapa nggak dijadikan reward aja, sekalian membudayakan kebiasaan menabung.” begitu katanya. Selain itu aku juga ingat, di bumi limas, anak-anak dibiasakan menabung, setelah akhir tahun, uangnya dibagi 3, yang satu buat beli hadiah kesukaan mereka, yang satu buat ditabung lagi atau terserah mau dipakai apa, yang satu pertiga lagi disumbang buat kaum dhuafa.

Nah sejak itulah, aku membelikan mereka tabungan, dan kalau lala minta barang-barang princess atau Aik minta Bob yang mahal, aku dan suamiku selalu bilang “Ini harganya mahal sayang, kalo Lala sama Aik mau, harus rajin nabung ya biar nanti uangnya bisa buat beli mainan kesukaan Lala sama Aik”. Wah pasti habis itu pulangnya mereka langsung minta uang buat ditabung. Bagusnya juga, mereka jadi belajar buat menunda keinginan. Pernah Aik nangis-nangis di toko Action minta mainan bob, orang lihat dia nangis jerit-jerit juga biar saja, yang penting dia tau, tak setiap semua keinginannya bisa terpenuhi. Akhirnya mereka pintar tuh, tiap ke toko tak pernah minta macam-macam lagi. Tapi ayahnya nih suka ‘gatal’ selalu ingin membelikan mainan untuk anak-anaknya. Aku juga sih, tapi benar-benar kalau sedang ada aanbeiding saja. Jadinya anak-anak sudah tahu ” ini murah ya yah” he he, pokoknya kalau kami sedang jalan-jalan, anak-anak sudah hapal, setiap yang kami belikan pasti berharga murah. Lalu lala jadi sering bertanya, “ini murah ya bun, kalo ini sedang ya, kalo itu mahal?” hehe lucu deh…

Ya, jadi ceritanya sejak disini kalau ada barang lagi aanbeiding, aku selalu membelinya, dicicil untuk hadiah ulang tahun mereka. Contohnya, aku dapat mobil scoop sejak beberapa bulan yang lalu di Kruidvat, harganya hanya 10 euro. Padahal scoop yang besar sekali, harga aslinya kalau tak salah 30 atau 40 euro ya lupa. Lalu boneka princess auroranya lala, berikut tempat tidurnya juga dapat 18 euro, padahal harga asli 30 euro an, lumayan kaan.

Sebelum hari ulang tahun, lala sudah jauh-jauh hari berpesan, mau dapat hadiah 7. Dua dari ayah, dua dari bunda, dua dari aik dan satu dari tabungan, he he banyak sekali kan. Ya namanya juga anak-anak, yang penting banyak, harganya sih yang murah-murah juga tak peduli mereka. Lantas, karena khawatir aik iri melihat mbak lala dapat hadiah banyak, ya akhirnya aku ambil keputusan disatukan saja hari pestanya, supaya aik juga dapat hadiah.

Ulang tahun lala tanggal 16 Desember, tapi karena ayah harus ke Leiden, mana hari kerja pula, akhirnya kami putuskan untuk pesta tanggal 18 hari Sabtunya. Jadi seminggu sebelum hari H, aku mulai sibuk belanja, mulai belanja kado, belanja pernak-pernik membuat kue dan tumpeng. Wah tak punya uang pun cuek aja aku. Sebetulnya kan hanya masalah perasaan saja. Dulu punya uang banyak pun tersimpan di bank, tenang, begitu saja bedanya. Sekarang tak punya uang juga tercatat di bank, yang penting kan masih bisa makan, masih bisa belanja.Ya aku yakin sih kalau masalah rejeki Allah memang sudah atur, kami lagi disuruh susah saja sekarang. Roda berputar deh, ada masanya diatas ada juga dibawah. Tapi aku tak mau, hanya gara-gara uang lalu aku semakin bete dan tak bisa keluarkan semua ide dan mimpiku. Selama masih mungkin, kenapa tidak. Uang bisa dicari, rejeki sudah ada yang atur, tapi kesempatan berharga tidak datang dua kali, begitu prinsipku. Uang memang penting tapi bukan segalanya. Aku mau uang jadi pembantu dalam hidupku bukan raja, seperti kata Gede Prama.

So… belanja lah aku. Wuih mumet cari peralatan kue disini. Menyesal dulu tak menurut kata ibuku sewaktu disuruh membawa peralatan untuk membuat kue. Padahal aku bisa membawanya di kontainer. Keliling-keliling setengah mampus dapatnya yang plastik semua. Meja putar tak ada, mentega putih pun tak ada. Apalagi peralatan pernak-pernik untuk hiasan kue, entah dimana aku bisa beli. Tapi… kesulitan malah memacu kreatifitas bukan. Jadi akhirnya, aku pakai yang ada. Butter cream jadi kuning its oke lah. Terus pernak-perniknya aku beli patung snow man, 3 buah harga hanya 1 euro, karena sedang musim natal. Lalu untuk kurcacinya, aku dapat di kruidvat, stempel sprookjes 12 buah harganya 3 euro. Lantas untuk pohonnya aku bingung pakai apa, akhirnya aku membeli krans. Itu lo yang untuk digantung di pintu kalau natalan. Eh ternyata pohonnya jadi macam-macam, malah lucu he he.

Pokoknya dari hari Sabtu sampai kamis aku sibuk belanja bahan kue, hadiah dan bahan tumpeng. Capeeek sekali rasanya, selalu pergi pagi pulang sore… begitulah cerita persiapan ulang tahunnya….

3 Replies to “Persiapan Ulang Tahun anak-anakku”

Comments are closed.