Ketut Arik Wiantara membuka praktik aborsi sejak kuliah di Fakultas Kedokteran gigi Universitas Mahasaraswati Bali. Dalam tempo empat tahun, 4.380 janin dikuret dan beberapa wanita kehilangan rahim. Dengan praktik serampangan, tak heran jika ada korban yang meninggal dunia. Sejauh ini, hanya Ni Nyoman, 20 tahun, yang diketahui meninggal di RSUD Wangaya pada 20 Agustus 2004. Wanita malang ini menderita infeksi organ dalam. Pasien lainnya, Ni Nyoman Suini juga menderita infeksi rahim dan usus. Sementara penderitaan Ni Nyoman Wideru dan Ni Putu Astiti lebih hebat lagi. Rahim kedua perempuan ini harus diangkat. Setelah aborsi, kedua wanita ini malah tidak bisa lagi hamil untuk selamanya. Berita dari liputan6.com tanggal 28 Februari 2005 ini membuat bulu kuduk berdiri. Teganya lelaki itu, malangnya perempuan-perempuan itu. Belum lagi kalau mau membicarakan janin-janin tak berdosa itu. Entah perasaan apa lagi yang menyeruak ke dalam benak pembaca.
Aborsi. Hanya sebuah kata, tapi mengandung beragam akibat bagi orang-orang yang berani melakukannya. Dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu. Sedangkan Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) mendefinisikan abortus sebagai terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung ).
Alasan yang membuat seseorang melakukan aborsi bisa bermacam-macam, dan tidak hanya dilakukan lantaran hamil diluar nikah. Bagi yang sudah menikah, biasanya aborsi dilakukan karena alasan ekonomi. Anak yang terlalu banyak, takut di PHK, dan alasan belum bekerja kerap menjadi faktor pendorong. Mereka yang hamil di luar nikah, umumnya melakukan aborsi karena kuatir akan dampak sosial seperti putus sekolah/kuliah, malu pada lingkungan sekitar, bingung siapa yang akan mengasuh bayi, atau karena takut terganggu karir masa depannya.
Apapun alasannya, di negara ini aborsi tetap diharamkan. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) melarang keras dilakukannya aborsi dengan alasan apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349. Apalagi kalau bicara masalah agama. Agama manapun tak ada yang menghalalkan aborsi. Semua orang boleh-boleh saja tak mentaati peraturan agama dan negara. �Peraturan dibuat memang untuk dilanggar bukan?� Begitu kata sebagian orang. Saat dihadapkan pada kenyataan, banyak orang menjadi hilang akal. Namun sebuntu apapun jalan keluar, berpikirlah seribu kali sebelum melakukan aborsi. Karena secara fisik dan kejiwaan, dampak pasca-aborsi sungguh menyeramkan.
Tak percaya? Contoh kasus diatas bisa menjadi bukti, betapa mahalnya harga yang harus dibayar dari sebuah aborsi. Apalagi, aborsi biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sama sekali bukan ahli. Aborsi lewat dokter ahli saja sudah mengandung resiko, apalagi bila dilakukan dengan serampangan.
Komplikasi secara fisik akibat aborsi yang paling utama adalah, infeksi, perdarahan hebat, embolisme(tersumbatnya pembuluh darah oleh bekuan darah), rahim yang terkoyak atau bolong, komplikasi anastesi, kejang, luka leher rahim, dan shock endotoxic. Bila kondisinya parah, rahim terpaksa diangkat, bahkan tak jarang nyawa pun harus dikorbankan.
Selain itu, komplikasi tersebut juga berefek jangka panjang bagi wanita yang melakukan aborsi. Wanita yang pernah mengalami infeksi pasca-aborsi, kemungkinan akan mengalami kehamilan ektopik (di luar kandungan) sebanyak 5 hingga 8 kali lebih besar pada kehamilan berikutnya. Wanita ini umumnya juga akan mengalami incompetent cervix (mulut rahim yang lemah) lantaran terjadi pemaksaan membuka mulut rahim saat terjadinya aborsi. Akibatnya mulut rahim tak kuat memegang beban kehamilan, sehingga sering terjadi kelahiran prematur. Terganggunya perkembangan plasenta janin juga kerap terjadi pada wanita hamil dengan riwayat aborsi sebelumnya. Semua komplikasi jangka panjang tersebut pada akhirnya akan menyebabkan banyaknya bayi yang lahir dengan kecacatan dari ibu yang pernah melakukan aborsi.
Masalah kejiwaan lain lagi. Wanita yang melakukan aborsi diam-diam, setelah proses aborsi biasanya akan mengalami Post Abortion Syndrome (PAS) atau sering juga disebut Post Traumatic Stress Syndrome. Gejala yang sering muncul adalah depresi, kehilangan kepercayaan diri, merusak diri sendiri, mengalami gangguan fungsi seksual, bermasalah dalam berhubungan dengan kawan, perubahan kepribadian yang mencolok, serangan kecemasan, perasaan bersalah dan penyesalan yang teramat dalam. Mereka juga sering menangis berkepanjangan, sulit tidur, sering bermimpi buruk, sulit konsentrasi, selalu teringat masa lalu, kehilangan ketertarikan untuk beraktivitas, dan sulit merasa dekat dengan anak-anak yang lahir kemudian.
Diantara trauma kejiwaan tersebut, yang paling dikuatirkan adalah tingkah laku merusak diri sendiri. Akibat benci pada dirinya sendiri, akhirnya mereka menjadi pecandu obat terlarang dan alkohol. Tak sedikit pula yang berangan-angan untuk bunuh diri, bahkan beberapa kali mencoba bunuh diri.
Wanita manapun yang meminta aborsi, mereka umumnya berada dalam kondisi terjepit. Dalam keadaan nekat dan terdesak, akhirnya mereka akan mencari bantuan yang paling terjangkau�paling dekat, palingmurah, paling mudah. Tindakan nekat ini biasanya tidak didukung oleh pengetahuan yang cukup. Sehingga mereka segera mendatangi dukun/para medik/dokter yang tak bertanggung jawab, dan akhirnya malah membahayakan jiwa. Seandainya selamat pun, dampak fisik dan kejiwaan yang berkepanjangan masih mengintai.
Karena itu pepatah �lebih baik mencegah daripada mengobati� sangat layak untuk dituruti. Ketimbang harus nekat aborsi, lebih baik menjauhi penyebab aborsi. Seks bebas yang dilakukan oleh remaja saat ini merupakan penyebab meningkatnya kasus aborsi pada kehamilan di luar nikah. Bagi mereka yang sudah menikah, kasus perselingkuhan diantara suami-istri yang kian marak pun bisa menjadi penyebab aborsi.
Penyebab apapun, termasuk alasan ekonomi, semua berawal dari kesadaran tentang pentingnya agama, bahaya sex bebas dan bahaya aborsi yang telah hilang serta pengetahuan yang kurang. Dengan mengetahui dampak aborsi yang begitu menyeramkan, mudah-mudahan bisa mendongkrak pengetahuan dan kesadaran semua kalangan untuk menjauhi penyebabnya. Setidaknya bila seorang kawan terdesak ingin melakukan aborsi, kita bisa bilang �Mau aborsi? pikir dulu seribu kali�.
Ps: Artikel ini dipublikasikan oleh Pic Bandung
Selamat malam mbak, saya mau nanya, kalo ngga salah mbak adalah kakak ipar dari temen saya (Kartika Ayu Pratiwi/ika) benar kah?
Hai Melly salam kenal ya.
Iya bener bgt Melly, Ika udah mau lahiran kan bentar lagi, salam ya buat Ika hehe…
Thanks lo udah nyasar ke blog aku :-)
selamat malam mbak,
aku ingin nanya seputar bahaya kehamilan.Kehamilan aku ini sudah memasuki 3 bulan,tapi aku masih sering mengeluarkan flek coklat,tapi dua hari ini keluar darah seperti haid.apakah masih bisa dipertahankan ?thanks atas jawabannya
Hai mbak lilys, udah dibawa ke DSOG blum mba? biasanya kalo ada flek/perdarahan gitu nanti dokternya bakal USG diliat apakah kantung kehamilannya masih ada ato enggak. Kalo msh ada dan masih bagus ya masih bs dipertahankan mbak, biasanya disuruh bedrest total. Tapi kalo dah nggak ada lagi ya dicuret. Diperiksa ke spesialis kandungan aja kali ya mbak biar pasti. Moga-moga nothing serious ya mbak :-)
mbak mau tanya, kalo misal nya pacar saya habis aborsi beberapa bulan lalu
dan skrg sering terjadi pendaarahan pada bagian vital, dan sudah 18 hari mengalami mens tiada henti, kemarin sudah 5 hari berhenti but hari ini kambuh lagi, kira2 ini gejala apa yach kalo boleh tau
note : ini aborsi bukan gara2 saya loh, ini dia sama mantan nya yg brengsek dulu
Hai oo, duuh koq sampe aborsi gitu ya. Perdarahan pasca aborsi tergantung cara aborsinya oo, apakah dikuret? atau gimana. Perdarahan rahim, perdarahan cervix (leher rahim) maupun cervix laceration (luka leher rahim) sering merupakan komplikasi proses aborsi. Aborsi ini kan proses yang tidak alami, jadi pasti ada ‘penolakan’ oleh tubuh baik secara fisik maupun emosional, makanya efek sampingnya banyak. Mendingan dibawa ke dokter aja ya biar bisa ditangani lebih lanjut.
Gitu oo smoga bantu ya, buruan merid deh sama pacarnya, jgn sampe terjadi aborsi lagi yaa…
agnes
setau saya mbak, dulu waktu aborsi menggunakan
alat berbentuk besi gitu untuk membuka alat vital,
namun itu lah saya udah coba berkali2 untuk mengajak ke dokter
dia masih takut dan trauma, gejala perdarahan di atas
saya liat timbul apa bila keadaan emosi nya sedang tidak stabil..
serta kecapean
kira-kira 1 bulan yang lalu pernah periksa ke dokter sampe test usg
dokter bilang tidak ada masalah yang begitu berarti
hanya kurangi jalan2 jauh dan jgn banyak pikiran
dan saat kumat lagi ini, dia jadi takut kedokter
karena saat sebelum nya dokter bilang kalo terjadi pendarahan lagi
bisa bisa terkena kanker rahim
ada gak yah kiat-kiat buat membantu dia menghilang kan rasa trauma nya
sehingga dia mau di ajak ke dokter….jujur saya gak tega liat dia tiap hari
mengalami pendarahan
makasih atas jawaban mbak sebelum nya
Mbak, mau minta advis,
pembantu saya kemarin mengaku sudah telat 1 bulan, dan saat saya beri alat tes kehamilan hasilnya positif. saya minta advis enaknya diapakan pembantu saya ini, karena dia tidak kenal lelaki yang menghamilinya. mau langsung saya pecat tapi sepertinya kok kurang bijaksana ( dia sudah ikut keluarga kami 6 tahun), mau diterusin tapi di rumah saya tidak memungkinkan dan saya khawatir dampaknya ke anak-anak saya yang masih kecil. Secara tegas saya melarang dia untuk aborsi dan meminta dia untuk sekuat tenaga mencari lelaki yang menghamilinya itu, tapi kalau gak ketemu, enaknya harus diapain?
saat ini jalan yang saya tempuh dengan suami, memberi dia kesempatan mencari alamat si lelaki dan suami akan membantu untuk menikahkan mereka, kalau tidak ketemu, apa boleh buat dia harus keluar, namun masalahnya, harus pergi kemana dia? keluarganya sudah pasti tidak punya tempat buat dia.
apa ada semacam tempat penampungan untuk perempuan macam dia? setidaknya sampai bayinya lahir dan ada tempat untuk menitipkan bayinya, daripada dia aborsi . terimakasih.
Berarti aborsinya pake alat medis ya O. Sebetulnya walau dengan alat medis dan dilakukan scr benar sekalipun, resiko komplikasi tetap ada spt sy bilang sebelumnya fisik maupun jiwa. Sekarang berarti ada trauma ke dokter jg ya. Pasca aborsi memang scr emosional biasanay terganggu. Mungkin bisa dibawa ke psikolog Oo, biar dampak emosionalnya pelan2 teratasi dan trauma ke dokternya pelan2 hilang.
Oke oo moga2 sukses yaa…:-)
Mba rini, idealnya memang laki-lakinya dicari dan dikawinkan ya. Tapi kalo ga nemu repot jg ya mba. Baiknya mba jg kasih tau dia dampak2 aborsi biar keinginan ga aborsi itu dtg dari dalam dirinya, sebab org yg sedang dlm kondisi begitu kalo lg kallut bisa lgs datng ke org pinter minta aborsi.
Hmm kasian jg ya nggak ada yg bisa nampung dia. Saya nggak tau mba tempat penampungan kasus spt itu, mungkin ke LSM2 untuk perempuan mba, barangkali mereka bisa bantu. Maaf ya mba untuk yg ini saya ga bisa bantu, sebab sy ga tinggal di Indo dan ga terlalu mendalami soal ini. Tapi rasanya LSM perempuan biasanya peduli sama masalah ini mba.
Met hunting ya mba :-)
Terimakasih banyak masukannya mbak
itu juga yang saya khawatirkan, begitu keluar langsung dia mau aborsi.
makanya saya sedang berusaha memberikan jalan keluar buat dia,
bukan mengeluarkannya begitu saja,
( tapi sepertinya kami yang lebih pusing dari dia ….)
dengan sisa waktu yang ada, semoga kami bisa menemukan jalan terbaik untuk dia.
ngomong-omong, mbak tinggal di negeri mana?
saya sendiri tinggal di Semarang.
Iya mba rini smoga ketemu jalan keluar terbaiknya yaa :-) Saya sekarang lg ikut suami yg lagi ambil Phd di Groningen Belanda mba. Doakan biar bisa segera selesai ya :-)
Mbak Agnes,
dengan bantuan polisi, akhirnya ketemu juga si lelaki.
(hebat juga pak polisi, hanya dengan alamat yang sangat minim bisa menemukan orangnya)
saat ini, pembantu saya sudah menikah di kampungnya dengan lelaki itu.
memang tidak bisa menuntut pernikahan ideal ( resmi), cuma nikah siri.
tapi apa boleh buat.
keluarga si lelaki juga sempat terkaget-kaget mendengar anaknya menghamili pembantu.
saya berharap, kehamilannya tetap dipertahankan, walau saya sudah tidak bisa lagi mengawasinya.
terimakasih atas kesediaanya berbagi dengan saya.
semoga suami mbak sukses dalam menempuh pendidikannya.
salam
Rini.
mba saya punya masalah, dulu saya pernah aborsi dengan cara di vacum. kira- kira apa yang akan menjadi dampak dari aborsi yg dulu pernah lakukan.terima kasih
Wah syukur mba rini klo gitu, makasih ya dah mau update kabarnya ke saya :-) Ya pada akhirnya kita memang cuma bisa usaha yg terbaik ya mba, selanjutnya terserah anda, moga2 aja pembantu mba dikasih hidayah ma Allah :-)
Tx buat doanya ya mba, smoga mba dan keluarga sukses selalu jg :-)
agnes
Dear nebi, apapun cara aborsinya, klo setelah aborsi ga ada gejala apa-apa mudah2an baik-baik aja. Tapi klo setelah aborsi ada keluhan baru kita kuatir. Kalo secara fisik ga ada keluhan/gejala sisa, paling2 yg dikuatirkan komplikasi kejiwaan ya, ini yg biasanay menetap lama, perasaan bersalah depresi dll. Mudah2an nebi engga ya, dan mudah2an ga diulangi lagi yaa :-)
Hai Mbak Agnes Salam Kenal,
Mbak saya pernah aborsi dengan cara di vacum sekitar bulan Januari-2007, alasan saya aborsi karena takut dikeluarkan dari pekerjaan karena belum lewat masa probation. saya hamil dengan pacar saya tetapi sekarang kami sudah menikah.
setelah saya aborsi memang tidak terjadi keluhan apa2, saya melakukan nya di dokter (seperti nya dokter khusus aborsi) setelah itu saya hanya diberi obat amoxcylin, setelah 1 minggu saya pergi ke dokter SPOG lagi untuk memastikan bahwa semua nya baik2 saja, di dokter tersebut saya di USG hasil USG menunjukan masih ada sisa jaringan, setelah diberi obat dan 1 minggu kemudian dilihat hasilnya sisa jaringan sudah tidak ada dan kata dokter sudah baik2 saja,
yang mau saya tanyakan, apakah saya tetap bisa hamil lagi?
Jujur yaa mbak saya takuttttt sekali mengenai masalah ini, suami saya selalu bilang tidak apa2 tapi rasanya saya butuh penjelasan lebih mendalam mengenai masalah ini, apakah saya masih bisa hamil? saat ini bila terjadi sesuatu pada saya (sakit, kecelakaan, sesuatu yang buruk), terkadang saya berpikir ‘apakah ini sebab dari aborsi yang pernah saya lakukan?’
Tolong yaa mbak, thanks
Hi Mbak Agnes and Fsnat,
Saya sdh berkeluarga dan mempunyai dua anak. Keluarga saya berkecukupan dan bahagia. Hari ini istri saya mengetahui positif hamil anak ketiga. Kami sangat kaget dan tidak siap untuk anak ketiga. Perasaan saya bercampur baur : sedih , bingung , gembira dst. Tetapi istri saya menginginkan untuk menggugurkan kandungan ini.
Kami berketetapan untuk menggugurkan kandungan ini . boleh minta info mengenai tempat aborsi fsnat ? apakah tempat itu merupakan klinik yang safe dan aman ? saya sangat mencintai istri saya dan tidak ingin apapun terjadi terhadap istri saya.
Mohon bantuannya.
Ericsson
Mas ericson maaf ya, saya bukan orang yang pro sama abortus, kecuali alasannya medis, jd maaf saya ga bisa bantu.
agnes
mbak,
saya mau nanya dong,,
sekitar 8 bulan yang lalu saya melakukan aborsi, dan sekarang saya telat datang bulan, apakah saya masih bisa hamil dalam jangka waktu yang cepat?
tolong ya mbak, thx b4
Mba citra, habis aborsi kalo ga ada masalah dan komplikasi lain, terus ga KB ya bisa langsung hamil lagi, karena yang ‘terganggu’ saat aborsi ‘cuma’ rahimnya. Jadi resikonya klo hamil cepat, rahimnya kadang suka ga kuat, ato si janin nempat di tempat yang ga biasanya, tapi bisa juga baek-baek aja, tergantung kondisi masing-masing.
mba mau tana emailna fsnat bleh g? tlong y mb….
wah email fsnat aku dah lupa yg mana maaf yaa ga bisa bantu ;(
bersyukurlah org2 yg udah dikasih kehamilan, dititipin janin didalam rahimnya, syukuri dan jaga sebaik2nya karena itu adalah karunia dariNya.
coba bandingkan dg sekian byk org yg mengharapkan kehamilan diluar sana, mereka telah melakukan segala macam usaha demi mendapatkan kehamilan…
let’s say no to abortus!!!
Mba agnes,
Aq punya teman yang sedang hamil diluar nikah, dan saat ini saya sedang bingung untuk mencari tempat penampungan wanita yang hamil diluar nikah. Mungkin mba Agnes bisa bantu memberitahukannya ada dimana. Karena prinsip saya tidak mau menggugurkan kandungan tersebut. Tolong bantu saya mba agar teman saya bisa ditampung di tempat tersebut.
mbak, saya mau tanya…jika saya melakukan aborsi sudah beberapa bulan / tahun yang lalu, apa saya masih bisa dipenjara karenanya jika ada yang melaporkan?? hukuman apa yang akan saya terima?? tolong ya dijelaskan..thx sebelumnya..
Anehhhhhhhhhhhhhhhh… jaman sekarang mau aborsi.. enak kale punya anak.. hehehehe.. ga usah mikir duit kale.. maunya enak ga mau anaknya.. wkwkwkwk!!
Halo mohon diberikan saran.
saya kaget saat teman saya bilang kalo dia hamil di luar nikah. dan ia juga baru bilang sama saya, dia ga berani untuk bilang sama yang lain. dan pacarnya juga mendukung sekali untuk dia aborsi. dia pun dan pacarnya minta tolong ke saya untuk dicarikan tempat aborsi. saya berusaha menolaknya, meyakinkannya untuk ga nglakuin. tapi tetep saja kesulitan.dia tetep ngotot. akirnya saya mnta bantuan shabat tapi tetep ga sa ngyakinin dy untuk ga aborsi. terus terang saya bingung, bgaimana cara ngyakinin dy..
oya dia anak kos,takut masalah ini diketahui paman yang ngrawat dia, takut tidak dianggap lagi cz mereka yang membiayainya. mohon tanggapannya
reply of this “saya kaget saat teman saya bilang kalo dia hamil di luar nikah. dan ia juga baru bilang sama saya, dia ga berani untuk bilang sama yang lain. dan pacarnya juga mendukung sekali untuk dia aborsi. dia pun dan pacarnya minta tolong ke saya untuk dicarikan tempat aborsi. saya berusaha menolaknya, meyakinkannya untuk ga nglakuin. tapi tetep saja kesulitan.dia tetep ngotot. akirnya saya mnta bantuan shabat tapi tetep ga sa ngyakinin dy untuk ga aborsi. terus terang saya bingung, bgaimana cara ngyakinin dy..
oya dia anak kos,takut masalah ini diketahui paman yang ngrawat dia, takut tidak dianggap lagi cz mereka yang membiayainya. mohon tanggapannya”
buat rio.mudah2 an aku bisa meyakinkan dia untuk tidak diaborsikan.contact aku einstein_rocker@yahoo.com di Yahoo mesengger.
reply buat sien
“mbak, saya mau tanya?jika saya melakukan aborsi sudah beberapa bulan / tahun yang lalu, apa saya masih bisa dipenjara karenanya jika ada yang melaporkan?? hukuman apa yang akan saya terima?? tolong ya dijelaskan..thx sebelumnya.. ”
bisa contact aku untuk sharing einstein_rocker@yahoo.com di yahoo messenger.
mba saya mo tanya donk, klu saya ingin menjadi relawan dalam pencegahan aborsi harus k mana yah?
wassalam terima kasih