Belajar Puasa tanpa Terpaksa

Pikiran Rakyat, 25 September 2005

Klik di sini

“Tapi Bu, aku betul-betul nggak mau makan. Aku anak laki-laki dan sudah besar, aku bisa puasa bu,” kata Thabit pada ibunya. “Kamu juga puasa, Thabit. Anak umur 7 tahun berpuasa dengan sahur di pagi hari, sedikit makan di siang hari, kemudian mereka tidak makan apa pun sampai tiba waktunya berbuka,” kata ibunya lagi. “Tapi Ibu kok tidak berpuasa seperti aku ?” anak lelaki kecil itu memaksa. “Ibu sudah dewasa Thabit, Ibu berpuasa dengan cara orang dewasa.Cuplikan percakapan antara ibu dan anak ini diambil dari sebuah situs Muslim di internet. Membacanya barangkali bisa membuat kening beberapa orang tua berkerut dan bergumam dalam hati, “Lho ibunya Thabit ini bagaimana sih, lha wong anak ingin puasa sehari penuh malah dilarang?” Percakapan di atas memang mungkin terdengar tak lazim, karena yang kerap terjadi malah sebaliknya. Orang tua, secara sadar maupun tidak, sering memaksa anak untuk berpuasa sehari atau sebulan penuh, bahkan sejak usia balita. Orang tua pun bangga bila anaknya mampu berpuasa sehari penuh sejak usia dini.
Continue reading “Belajar Puasa tanpa Terpaksa”

Deteksi Dini dan Penanganan Anak Berbakat

Pikiran Rakyat, 10 Juli 2005
Klik di sini

Ini Versi aslinya, di PR banyak yang di edit tampaknya karena terlalu panjang.

Setiap anak adalah unik. Namun, apakah setiap anak pada dasarnya cerdas, jenius atau berbakat seperti yang sering digembar gemborkan belakangan ini? Apa Sebetulnya yang dimaksud dengan anak berbakat? Bagaimana ciri-cirinya, dan bagaimana pula mendeteksi serta menanganinya? Dalam Seminar Online We R Mommies Indonesia yang ke-3 pertengahan Juni lalu, permasalahan anak berbakat ini dikupas secara mendalam. Selama 6 hari, peserta menyimak uraian dari nara sumber, melakukan tanya jawab, dan saling berdiskusi diantara sesama peserta secara online dari komputer masing-masing. Tiga orang nara sumber yang terdiri dari ibu Ike R. Sugianto Psi., dr. Waldi Nurhamzah SpA., dan juga ibu Dr.drg. Julia VanTiel, Ms, mendapatkan �banjir� pertanyaan dari para peserta.We R Mommies Indonesia sendiri merupakan sebuah mailing list yang didirikan untuk berbagi informasi, pengetahuan dan ketrampilan seputar kehidupan ibu, calon ibu dan wanita umumnya. Kali ini, WRM menyelenggarakan seminar online dengan topik �Deteksi Dini dan Penanganan Anak Berbakat�. Topik ini tampaknya begitu diminati masyarakat, terbukti dengan jumlah peserta seminar online yang mencapai 509 orang. Sebagian besar peserta berasal dari Jakarta. Sisanya adalah masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru dunia seperti Amerika Serikat, Belanda, Hongkong, Singapura, Jepang, Jerman, Myanmar, Malaysia dan Australia.
Continue reading “Deteksi Dini dan Penanganan Anak Berbakat”

Batuk Pilek tak Perlu Antibiotik

Pikiran Rakyat, Minggu, 12 Juni 2005

Klik di sini

“Apa memang penyakit batuk-pilek anak saya memerlukan antibiotik, dok?” Seorang pasien yang kritis mencoba bertanya pada dokter yang ia kunjungi. Dengan entengnya sang dokter menjawab “Lho, yang dokter itu siapa, kamu atau saya? Sudah, tak usah banyak tanya deh, yang penting anakmu sembuh kan?”

Bila mengalami kejadian seperti itu, pasien yang tidak paham kadang malah ‘memaksa’ dokter untuk memberikan antibiotik. “Kenapa anak saya tak diberi antibiotik, dok? Nanti kalau nggak sembuh-sembuh bagaimana?” Akhirnya, lantaran khawatir ‘ditinggal’ pasien-pasiennya, sang dokter pun meresepkan antibiotik yang sebenarnya tidak perlu.
KENYATAAN tersebut masih kerap terjadi di negara kita. Hanya segelintir dokter yang telah menganut konsep partnership atau kemitraan dengan pasiennya. Masih banyak dokter yang pelit waktu, untuk memberikan pennjelasan kepada pasien, atau malah menganggap pasien tidak perlu tahu apa-apa. Alhasil, dokter bahkan tidak senang dengan pasien yang kritis dan ceriwis. Padahal konsumen kesehatan memiliki hak untuk memeroleh penjelasan yang benar dan objektif. Lagipula di zaman modern seperti sekarang ini, sudah saatnya konsumen kesehatan bersifat proaktif. Informasi tentang kesehatan yang benar pun sangat mudah diperoleh melalui berbagai media. Pasien yang kritis dan terpelajar, bisa saja datang dengan sebundel artikel yang diambilnya dari situs-situs kesehatan terpercaya di internet misalnya.
Continue reading “Batuk Pilek tak Perlu Antibiotik”

Sudah Besar Koq Masih Ngompol!

Pikiran Rakyat, Minggu, 12 Maret 2005

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/13/hikmah/lain04.htm

“IH, sudah besar kok masih ngompol!” Begitu ucapan yang sering terdengar untuk mengolok-ngolok anak besar yang masih suka ngompol. Orang tua kerap bingung menghadapi permasalahan ini. Akhirnya membiarkan saja keluhan tersebut. Sebagian besar kasus, ngompol pada anak dapat sembuh dengan sendirinya ketika usia anak mencapai 10 – 15 tahun. Hanya sekira 1 dari 100 anak yang masih tetap ngompol setelah usia 15 tahun. Bila diabaikan, hal ini akan berpengaruh bagi anak. Biasanya, anak menjadi tak percaya diri, rendah diri, malu, dan hubungan sosial dengan teman-temannya pun terganggu.Dalam dunia kedokteran, ngompol-tidak dapat menahan keluarnya air kencing-dikenal dengan istilah enuresis. Lebih khusus lagi, ngompol yang terjadi ketika tidur pada malam hari biasa disebut nocturnal enuresis. Ngompol masih dianggap normal bila terjadi pada anak balita. Namun, jika anak di atas usia 5 atau 6 tahun masih ngompol, setidaknya 2 kali dalam sebulan, hal ini perlu mendapat perhatian khusus.
Continue reading “Sudah Besar Koq Masih Ngompol!”