Traveling ke Maroko itu seperti membeli makanan paket komplit dan kombo, semua ada dan cantik-cantik pula, yang pastinya akan mengenyangkan dan memuaskan jiwa dahaga para traveler. Mulai dari pantai, gunung, padang pasir, desa-desa tua yang instagramable, bangunan bersejarah, tempat shooting film, plus 99% penduduknya muslim pula, jadi gampang banget cari masjid dan makanan halal. Top paket kumplitnya. Belum lagi kemudahan pergi kesana yang tidak perlu visa, dan juga kemudahan sewa dan setir mobil sendiri tanpa perlu SIM internasional, ditambah jalanan Maroko yang bagus banget, dan internet yang memuaskan, jadinya bagi yang hobi traveling dan hobi nyetir di tempat baru, sayang banget kalau melewatkan kesempatan paket komplit yang jarang dijumpai di negara lain ini.
Continue reading “Tips Traveling Seru dan Puas Keliling Maroko dengan Menyetir Mobil Sendiri”
Tips Liburan Murah dan Puas ke Jepang
Murah itu tentunya relatif. Tetapi di bandingkan liburan pakai travel tour, berdasarkan pengalaman, biayanya jauh lebih murah kalau diatur sendiri, lebih bebas ga terikat, dan bisa mengalami hal-hal seru yang unexpected. Hal unexpected ini tak selamanya menyenangkan dan kadang membuat biaya keseluruhan membengkak sih. Tapi sebengkak-bengkaknya, masih tetep lebih murah daripada ikut travel tour.
Contohnya liburan ke Jepang kemarin, kalau nyontek website-website yang menawarkan travelling, tinggal menambah sepertiga biaya untuk 7 hari bisa dipakai untuk 13 hari sudaah termasuk makan halal di tempat jackpot yang mahal, oleh-oleh buat family dan kawan-kawan, dengan daerah destinasi yang lebih luas pula Tapi tentu saja bagi yang ga suka ribet, ga punya waktu, dan ga suka hunting sendiri, liburan dengan travel tour akan lebih praktis, nyaman, dan ga usah pake mikir. Tapi bagi yang berniat sekalian diet, liburan dengan tour travel tampaknya akan menggagalkan program karena pastinya makan lebih teratur dan jalan kakinya ga terlalu banyak hehe (penting buat emak-emak)
Berikut step by step dan tips yang diperlukan: Continue reading “Tips Liburan Murah dan Puas ke Jepang”
Realita Oh Realita
“Dokter, ada pasien dengan penurunan kesadaran Dok, bisa tolong dilihat dulu Dok?” Yak itulah suguhan hari pertamaku di satu-satunya rumah sakit di kota kecil ini. Aku bergegas berjalan ke bangsal anak yang tampak tua, kusam, dengan beberapa dinding retak dan berjamur di dalamnya. Mataku segera terpaku pada seorang anak lelaki yang sedang terbaring lemah. Usianya 2 tahun, tapi berat-badannya hanya 5 kg, serupa bayi berusia 2 bulan saja. Badannya sudah seperti kulit berbalut tulang. Matanya terpejam. Sungkup oksigen sudah menutupi hidung dan mulutnya, namun nafasnya tetap berat, cepat dan dalam. Pemeriksaan menunjukkan diagnosis kearah radang otak ditambah syok sepsis, sepsis berat dengan multi organ failure, ditambah gizi buruk marasmik pula. Diagnosis ala kadarnya mengingat pemeriksaan penunjang yang sangat minim di kota ini.
“Intubasi, anak ini harus diintubasi segera,” kataku pada dokter jaga dan perawat disana. Continue reading “Realita Oh Realita”
Antara Ruteng dan Bordeaux
Hai. Rindu aku mengetikkan jari jemariku lagi. Berada di pulau nun jauh ini, sendiri lagi, membangkitkan kenangan lama yang tak bisa kulupa.
Dingin yang seketika menyergap dan suasana rumah yang tidak modern ini membuat ingatanku melayang pada sosok lelaki tua di Bordeaux sana, bapak kosku dulu. Bayangan saat aku menjinjing dua koper besar memasuki rumah itu, lalu disambut dengan komunikasi bahasa tarsan karena aku hanya bisa ngomong ‘Je m’appele Agnes’ dan ‘sava bien, merci’, tiba-tiba berkelebat di kepala ini. Tempat kos paling murah yang bisa aku dapatkan saat itu, rumah jadul ala Prancis yang kuno kusam, tidak ber wifi, persis seperti di tempat ini: dingin, jadul, sepi, sendiri. Kesendirian yang sama, saat aku meninggalkan suami dan anak-anakku dulu, kini kualami lagi. Meski kali ini hanya akan sebentar saja, namun semua membuat campur aduk rasa yang sama.
Antara Ruteng dan Bordeaux, sungguh berbeda memang. Namun, ada geliat rasa yang sama. Ketika pagi bersinar cerah, dinginnya udara yang luar biasa segar di Ruteng, lalu membawa ingatanku saat bersepeda dalam segarnya udara Bordeaux. Saat berjalan ke sebuah toko swalayan di Ruteng, membeli barang-barang keseharian, tiba-tiba saja bermunculan di kepalaku deretan toko-toko mungil di Bordeaux, swalayan besarnya, café-café cantiknya. Aaah sungguh aneh. Mengapa ada rasa yang s¬-ama. Begitu pula ketika aku mencari makan. Di Ruteng ini, kebanyakan hanya ada warung-warung pinggir jalan, saat sedang melahap nasi dengan ikan bakar, dengan semena-menanya, berkelebat pula gambaran aku yang sedang membuka kulkas untuk mengambil selembar ikan salmon ditemani roti prancis di kamar kos milik bapak tua itu.
Apanya yang sama? Pergi sekolah meninggalkan keluarga pertama kali, mungkin? Kali ini aku juga menunaikan tugas sekolah, meninggalkan keluarga pertama kali setelah bersama-sama lagi. Sama-sama pergi ke kota kecil yang dingin? Sama-sama kota dengan banyak gereja? Sama sama bertemu dengan keindahan alam? Sama-sama mendapat pengalaman yang menantang? Entahlah… Yang pasti kutemukan lagi sebuah kehidupan tanpa hiruk pikuk kota besar. Kutemukan lagi keramahan asli penduduk sekitar, dan hei! Aku menemukan rasa itu lagi, rasa rindu yang sama untuk merangkai kata-kata lagi. Aku, ingin menulis lagi.
Ah Ruteng, kau memang bukan Bordeaux. Tapi ada getar sama yang kurasa, yang membuatku tak mungkin melupakanmu juga.