Kotak Pandora

Kalau hatiku lagi ga enak atau aku lagi terpuruk, biasanya aku akan mohon ke Allah supaya Dia lapangkan hatiku. Setelah itu, segala cara bisa mendadak datang  sehingga kegalauan hatiku hilang. Bisa lewat anak-anakku yang bertingkah lucu-lucu, bisa karena meditas aka dzikir, bisa karena jalan-jalan keluar, bisa karena dipeluk dan ngobrol sama suamiku. Tapi yang lebih seringnya adalah, aku terus browsing-browsing dan lalu menemukan tulisan-tulisan atau quote yang tiba-tiba bikin hatiku melting. Petikan quote dan tulisan-tulisan itu selalu kucatat untuk mengingatkan aku lagi suatu saat.

Bulan Mei ini menjadi bulan yang sangat berat buatku. Banyak hal terjadi yang mengaduk-ngaduk perasaanku. Lalu aku menemukan dua buah tulisan dari sebuah blog favoritku. Membacanya dan meresapinya selalu menguatkan aku. Sumbernya aku ambil dari sini.

Cuplikan kata-kata dari cerita Ibrahim bin Adham dari buku CInta Bagai Anggur. Aku sukaa sekali kisah ini, kisah luar biasa bagaimana beratnya perjalanan seseorang mencari Tuhan, bahkan keangkuhan dan ego setitik saja yang muncul sungguh membuktikan betapa sulitnya menceraikan dunia dari qalb, padahal itulah jalan menuju Tuhan. Tapi meski berat, hasilnya tentu luar biasa nikmat. Cerita yang sungguh menginspirasi, bisakah aku sampai kesana? Semoga Allah menolongku.

“Selama engkau tidak menceraikan dunia dan segala sifat keduniawiannya, kau tidak akan pernah mengenal Tuhan.”

“Intinya adalah menceraikan dunia dengan qalb. Kemiskinan materi bukanlah inti persoalannya.

Dan kata-kata ini:

Seperti Musa yang terkepung di laut merah, tak tahu apa yang akan terjadi, tak tahu pertolongan Allah macam apa yang akan turun. Padahal air laut merah sudah seleher kepala kuda tunggangan, padahal tentara Firauan sudah semakin mendekat di belakang.

Masa depan adalah kotak Pandora, dan keghaiban hari esok adalah bagian dari palu Allah yang dipergunakan-Nya untuk menempa dan membentuk jiwa kita.”

” Mari kita sambut dengan suka cita dan kita nikmati palu keghaiban-Nya, karena kita tidak tahu palu yang mana yang akan digunakan-Nya membentuk jiwa kita esok hari. Tenanglah, karena kita berada dalam genggaman Sang Maha Sutradara yang Sangat Terpercaya. Tidak ada yang perlu kita khawatirkan, semua sudah diukur-Nya dengan rapi. Kita hanya melompat dari keadaan “nyaris” yang satu ke “nyaris” yang lain. Semakin tebal tabungan “nyaris” kita, semakin terbukalah Wajah-Nya yang Maha Indah. Hati kita mungkin dibuat-Nya remuk, tapi bukankah Allah swt mengatakan, “Carilah Aku di antara para hamba-Ku yang remuk hatinya”.

Dan…untuk bisa menikmati teka-teki kotak pandora memang butuh perjuangan yang tak gampang.