Tujuh Tahun Berlalu

17 November 2005

Tujuh tahun yang lalu, kau pinang aku dengan sepenuh rasa. Cinta, haru, lega, syukur, dan entah apa. Seperti tanggul yang lepas, sedu sedanmu kala itu tak tertahan, tumpah. Pertanda betapa beban itu sirna dan berubah menjadi luapan bahagia.

Kekasihku, kau dicipta untuk mengajari aku mengurai duka menjadi suka, dan juga sebaliknya. Lihatlah, betapa sejak kau ikrarkan cinta, sejoli duka dan suka pun kian lekat menemani kita. Kekasihku, kau dicipta untuk membantu aku mengepak bersama. Terbang tinggi ke nirwana mencari sang pencipta. Lihatlah, bersamamu, pencarian itu menjadi kian bermakna. Semoga saja akan bertemu akhirnya.

Kekasihku, tujuh tahun berlalu tanpa terasa, tapi kau masih saja tetap sama. Angkaramu tiada, kesabaranmu tak ada dua.

Kekasihku, tujuh tahun berlalu tanpa terasa, dan buah cinta kita semakin besar saja. Sebagai ayah, kau sungguh luar biasa.

Kekasihku, mengarungi hidup bersamamu adalah anugrah tak terkira. Kau lah samudra itu. Tempat aku menumpahkan semua. Seburuk apapun yang tertumpah, kau pun tak berubah. Ya, karena kau memang samudra.

Kekasihku, mengarungi hidup bersamamu membuatku bak putri raja. Kau bisa menjadi apa saja sesuai yang kupinta.

Kekasihku, kau telah berikan segalanya, betapa aku mensyukurinya.

Kekasihku, namun maafkan aku bila syukur itu kadang tak menjelma. Aku kerap terbuai dengan duka itu, masa lalu. Dan kau tau, semua tak mudah bagiku.

Kekasihku, kini 7 tahun berlalu. Biarlah masa lalu menjadi masa lalu. Bersamamu kuingin menatap lagi hari baru. Merajut cinta dan cinta lagi. Membangun mimpi kau dan aku lagi.

Kekasihku, kini 7 tahun berlalu. Sungguh aku tahu, cinta itu tak pernah redup dari binar matamu.

Kekasihku, andai kau tahu, akupun juga begitu.

Hari ini kuputar lagi memori itu. Kenangan indah saat kau meminangku dulu.

Hari ini kutatap lagi wajahmu. Wajah saat kau bersamaku di pelaminan itu.

Dan kau tahu, menatapmu, getaran itu mengalir begitu saja. Getar cinta yang sama.

Kekasihku, andai kau tahu, betapa aku mencintaimu, betapa aku membutuhkanmu, betapa ingin aku selalu bersamamu…

Kini. Nanti. Selamanya. Hanya doa itu yang selalu kupinta. Semoga…

Kupersembahkan dengan segala cinta untuk kekasihku, setelah tujuh tahun berlalu…

4 Replies to “Tujuh Tahun Berlalu”

  1. mba Agnes….romantis bgt sihh…..aku jd kangen ama yg di Indo nih…rasaku yg semula bosan dengan rutinitas percintaan ketika jarak memisahkan berubah menjadi sayang kembali. mohon doa ya mba semoga rasa sayang itu selalu ada terpelihara sampai tiba di pelaminan, sampai saat ini, hari esok, dan seterusnya…

  2. Ehm..ooh jd ada yg jarak jauh niih, kirain nyari bule Li hehe. Amin…amin…aku doakan…semoga dikasih yang terbaik ya Li. Insya Allah kalo dia jodoh Lia ga akan kemana deh. Lha kalo jodohnya bule piye Li, apa ga pengen dpt suami bule huehehe malah ngomporin yg nggak bener nih daku :-). Becanda loh :-) Pokoknya insya Allah didoain yang terbaik yaa :-)

Comments are closed.