Agar Liburan Lebih Bermakna

“A traveler without observation is a bird without wings.” — Moslih Eddin Saadi

Liburan kali ini berusaha aku maknai dengan lebih baik. Aku memang doyan travelling karena travelling itu asyik walaupun ngabisin duit hehe. Karena itu lah aku ingin mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini. Malah aku punya cita-cita membuat buku ‘Family Travel Tale’ . Isinya tentang cerita berhikmah dari proses travelling yang pernah aku lakukan. At least walaupun nggak ada penerbit yang tertarik untuk publish dan nggak laku di pasaran Indonesia, tapi buat kenang-kenangan keluargaku lah.

Kami berencana berlibur ke Roma, Venice dan Florence tanggal 15 Agustus nanti. Belakangan ini aku sibuk surving di internet, merangkum tempat-tempat asyik yang wajib dikunjungi disana, cari hotel, transportasi dan juga membuat jadwal kegiatan saat disana nanti. Aku juga bela-belain beli beberapa buku traveling dalam bahasa Inggris dari toko buku di Amsterdam, salah satunya “101 Tips Travelling Wise With Children”.

Wah buku ini membuat aku semangat buat lari dan senam body language. Lho koq bisa? Iya soalnya pengalaman waktu liburan ke Austria dan Jerman tahun lalu, badanku gempor. Kami pergi dua minggu. Dan di akhir perjalanan aku dan suamiku udah dieem aja males ngomong saking capeknya hehe. Jadi stamina yang kuat sangat dibutuhkan, supaya saat liburan betul-betul bisa dinikmati. Dari buku ini, supaya liburan lebih bermakna bagi anak-anak, intinya orangtua harus mempersiapkan masak-masak jauh-jauh hari, harus banyak cerita, dan kreatif. Nah mana bisa itu semua dilakukan kalo badan capek nggak karuan.

Apa saja yang bisa kita persiapkan agar liburan lebih bermakna bagi anak? Berikut ini daftar yang menurutku cukup realistis untuk aku lakukan yang sesuai dengan umur anak-anakku. Karena kalau di buku itu, daftarnya banyak banget dan banyak yang susah dilakukan untuk ukuran aku yang pemalas hehe.

1. Persiapan :
Membuat kalender hitung mundur dua minggu sebelum berangkat. Jadi dua minggu sebelum hari H kalender bisa diisi dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
– Bikin buku jurnal liburan, tempeli dengan gambar-gambar tempat yang akan dikunjungi. Gambar-gambar bisa didapatkan dari majalah-majalah yang banyak tersedia di kios biro perjalanan atau ngeprint dari internet.
– Cerita tentang tempat yang akan dikunjungi sebelum tidur. Misalnya, karena akan pergi ke Italia, aku bercerita pada anak-anak tentang Colosseum di Roma, Spanish Steps, Trevi Fountain, dan lain-lain. Buku itu juga menyarankan agar orangtua menceritakan tentang orang-orang terkenal yang lahir dari negara itu. Contohnya di dekat kota Florence ada sebuah desa bernama Vinci, disana lah dulu Leonardo da Vinci lahir dan disana pula berdiri museum Leonardo da Vinci. Tak jauh dari Vinci ada desa Colodi, tempat Carlo Collodi, pengarang cerita Pinokio dibesarkan. Disana ada Pinochio Park, yang menggambarkan cerita klasik pinokio.
– Kalau mau pergi naik pesawat, ceritakan tentang pesawat, prinsip penerbangan dan sebangsanya.
– Anak-anak dilibatkan untuk ikut memikirkan barang-barang yang akan dibawa dan suruh simulasi packing barang. Ini bisa untuk melatih kemampuan mengorganisasi buat anak. Waktu aku coba ke anak-anakku, wah mereka semangat banget, terutama Lala. Sekarang barang-barang mereka sudah tersimpan rapi dalam koper siap diangkut.
– Buat rencana permainan yang akan dibuat selama di kereta api atau pesawat
– Membuat kreatifan. Kalau ini anak-anakku baru sempat bikin coloseum buatan, soalnya emaknya males.com hehe.
– Kenalin musik/dengerin musik setempat, makanan khas setempat
– Tunjukaan peta, kita mau kemana aja, mapping skils, jelaskan skala-skala peta yang dipakai, cara pake peta. “Andai kamu bisa terbang, apa yang akan kamu lakukan,”
– Ikut melibatkan anak-anak dalam tujuan, budget (sederhana), jarak tempuh, dan lain-lain.
– Kenalin tentang cuaca, ajarin pake kompas, misal kota apa yang paling utara, selatan.

2. Permainan selama di jalan, contoh:
– Kalau ketemu Mc Donald nyanyi ‘Old Mc Donald had a farm iya iya o”. Yang duluan nyanyi dapat sticker.
– Main kuartet, boneka
– Cerita masa kecil orangtua saat travelling
– Cerita berputar, bikin undiannya dulu di rumah. Dalam kertas undian itu ditulis awal ceritanya aja. Nanti saat di jalan semua dapat giliran melanjutkan cerita itu. Permainan ini jadi favorit kami, karena akhirnya suka bikin ngakak, kadang-kadang juga bikin anak-anak mulutnya nggak mau berhenti ceritaaa terus hehe.
– Tebak-tebakan tentang orang-orang terkenal yang sudah kita ceritakan sebelumnya.
– Permainan ‘Sedang apa, sedang apa, sedang apa sekarang…”
– Melihat bentuk-bentuk awan, dan bikin cerita imajinasi dari penampakan awan itu. Bisa juga dilanjut dengan penjelasan tentang jenis-jenis awan, stratus, kumulus, sirus, awan gempa dan lain-lain.
– Tebak-tebakan soal transportasi, apa yang paling banyak dipakai orang, bedanya apa, sekaligus belajar pake stopwach, jarak tempuh, dan lain-lain.
– Bikin puisi apa aja bergilir, kasih sticker juga sebagai reward. Nanti kalau stickernya udah terkumpul dituker sama souvenir.

3. Saat perjalanan
– Buat Diary Perjalanan, bisa sekalian di buku jurnal.
Anak-anak boleh menulis, menggambar atau menempel sesuatu tentang yang mereka lihat hari itu. Saat menulis diary (catatan untukku nih sebetulnya), tuliskan info spesifik seperti warna, detail jarak (berapa km), perasaan mereka, panas, dingin cuaca, reaksi anak-anak saat melihat sesuatu, observasi, humor-humor yang keluar, dialog unik, dan lain-lain.
– Kumpulin postcard sepasang-sepasang, nanti bisa buat dibikin permainan kartu memori.
– Kirim postcard ke rumah dari kota yang kita kunjungi, diisi cerita-cerita mereka.
– Dukung keinginan mereka untuk mengoleksi sesuatu, katanya ini bagus untuk menumbuhkan kemampuan organisasi dan kreatifitas mereka, juga untuk melekatkan ingatan mereka tentang travelling yang sudah mereka lakukan. Malik katanya mau koleksi batu dan kayu. Waktu ke Berlin beberapa bulan lalu, Aik nemu kayu panjang yang nggak boleh dibuang, kami menamainya tongkat raja Frederick, karena tongkat itu dia temukan di istana raja Frederick di Postdam. Kalo lala maunya koleksi kartu pos.

4. Setelah pulang dari perjalanan

– Organisasikan koleksi-koleksi anak-anak, atau bisa dibuat memori book, dibuat kreatifan, misal koleksi kerang, kerangnya dibuat kalung.
– Buat,” 10 Alasan Utama pergi ke Neptunus,” Jadi mereka suruh bikin iklan, 10 alasan utama pergi ke tempat yang mereka tuju. Kalo ke Neptunus misal, karena disana ga perlu kulkas. Ya pokoknya model-model gitu deh.
– Beli peta, tempel di dinding, tempelin sticker tempat-tempat yang pernah dikunjungi.

5. Dan lain-lain tips nya masih banyak lagi, terutama buat anak yang lebih besar, tapi kira-kira seperti itu. Mudah-mudahan setelah pulang liburan aku bisa mulai menulis ‘family travel tale’ ku. Duh Tuhan, toloong usir jauh-jauh kemalasan dalam diriku biar mimpi nggak cuma tinggal mimpi.

Libur tlah tiba…libur tlah tiba…Hore! Hore! Hore!

3 Replies to “Agar Liburan Lebih Bermakna”

Comments are closed.