“Teruslah menjadi penyentuh bagi kekasih-dan permata-hati kalian. Karena orang-orang yang kalian sentuh tidak akan pernah meninggalkan dan melupakan kalian, sekalipun suatu saat mereka jauh. Seperti aku, yang pernah kalian sentuh, meskipun secara tidak sengaja.”
Membacanya, aku tak berhenti mengusap air mata. Dia, seorang sahabat lama, tiba-tiba hadir dalam inboxku. Tulisannya tentang ‘penyentuh’ membuat ku merasa begitu berarti. Aku yang selama ini masih saja tak banyak bersyukur, kini disentil lagi. Betapa syukurku mestinya tak boleh putus, terus dan terus.
Dulu, Allah hadirkan dia kepadaku, agar padanya aku bisa menimba ilmu. Sejujurnya, surat-suratnya dan pemikiran-pemikirannya telah banyak menginspirasi aku. Dia turut andil membuatku menjadi seorang agnes seperti yang sekarang.
Kukutip kata-katanya disini, sebagai pengingat, bila aku sedang ‘kumat’. Mataku semakin terbuka, betapa keserhanaan dan sesuatu yang tak berarti kadang bisa menjadi inspirasi yang begitu kuat menghunjam bagi seseorang. Itulah buah dari kejujuran barangkali.
Ketika aku sudah menikah dan punya anak, dia tetap tak berhenti menginspirasi aku. Dan tulisan yang dikirimkannya hari ini, malah membuat suamiku semakin sayang padaku. Membacanya lagi…air mataku tak juga berhenti. Syukur…dan hanya bersyukur…Rupanya Allah mengirimkan dia hari ini untuk menyampaikan pesan itu lagi. Terimakasih Allah-ku…karena telah kau hadirkan orang-orang seperti dia dalam hidupku…
Terimakasih sahabatku…
Comments are closed.