Hari Minggu, tanggal 9 Januari kemarin, kami berlibur ke SpeelgoedMuseum ‘Kinderwereld’ Roden. Museum tersebut terletak di jalan Brink 31, 9301 JK Roden, dengan alamat website www.kinderwereld.net . Roden adalah kota kecil berjarak sekira 18 km dari Groningen. Sebetulnya acara berlibur ke tempat ini merupakan hadiah ulang tahun untuk ayah dari Lonneke dan Jori, teman seruangan ayah di kantor. Orang Belanda memang senang memberi hadiah tampaknya.
Bagi orang Indonesia yang biasa pergi ke mall atau tempat-tempat indah lainnya, mungkin pergi ke museum bukan aktifitas yang menyenangkan. Museum? apa serunya? Tetapi kami ingin merubah paradigma kami sendiri. Kami berusaha untuk betul-betul menikmati berbagai mainan tua yang dipajang disana. Kami juga ingin Lala dan Malik, bisa ikut antusias ketika diajak ke museum, apapun jenis museumnya. Bagaimanapun, museum menyimpan sejarah, ilmu berharga yang bisa memberikan banyak pelajaran kepada manusia. Untungnya museum kali ini cukup menarik bagi mereka, tentu saja, karena benda-benda yang dipajang di ruangan, seluruhnya berisi mainan!
Dari rumah kami, Bezettingslaan, yang berada di dekat Corpus de Horn, Roden bisa ditempuh dengan naik bus no 82 ke arah Roden. Sewaktu kami berangkat, cuaca cukup cerah. Suhu udara tidak terlalu dingin seperti hari-hari sebelumnya, kurang lebih sekitar 9 derajat C. Tapi, angin bertiup kencang luar biasa, lala sampai terjatuh tertiup angin. Kami berangkat dari halte pukul 1.12 siang. Perjalanan dari halte tersebut hingga stasiun Roden memakan waktu kurang lebih 45 menit. Stasiun ini sangat sepi. Ya wajar sekali, karena kota Roden pun tampaknya sangat kecil, apalagi ini hari Minggu.
Dari stasiun Roden, kami harus berjalan ke arah utara selama kurang lebih 5 menit untuk mencapai Museum tersebut. Dari panduan yang diberikan oleh Lonneke dan Jori disebutkan, setelah menemui jalan Tramban, beloklah ke arah Norg Assen. Oh, ya ternyata Jalan Tramban langsung tampak di depan mata kami, setelah berjalan kira-kira sejauh 200 meter. Di seberang Jalan Tramban itu kami melewati Toko Jakarta. Tampaknya toko ini menjual makanan Indonesia.
Wah ada belokan lagi, kemana kami harus belok ya?. Akhirnya kami bertanya pada sepasang bule yang kebetulan lewat. Ah, ternyata kami tetap harus lurus. Kami kelupaan membawa kereta dorong, untungnya anak-anak masih bersemangat ingin melihat museum permainan, jadi tak meminta digendong. Akhirnya kami sampai di depan gereja, yang di pelataran parkirnya cukup banyak dipenuhi mobil. Entah gereja apa namanya. Tak ada papan atau keterangan apapun yang menjelaskan, hanya sebuah plank jalan bertuliskan Brink yang membuat aku menduga, barangkali gereja ini bernama Brink, hmm sok tahu betul aku he he.
Setelah berfoto sejenak di depan sebuah cafe, yang berseberangan dengan gereja, kami melanjutkan perjalanan. Oh, rupanya itu dia museum nya sudah kelihatan, dengan 2 buah bendera melambai-lambai di pagar. Hmm, dari luar koq tak tampak seperti museum, hanya seperti rumah biasa saja. Orang tak akan menyangka bahwa itu sebuah museum bila tak ada gambar lingkaran dengan 2 orang anak kecil sedang bergandengan tangan berwarna hitam, yang tertancap di atas sebuah batu. Di bagian bawah lingkaran itu tertulis ‘Museum Kinderwereld’. Lala bahkan sempat berseru “Mana museum mainan nya, koq nggak sampe-sampe, ini bukan tempat mainan yah!” katanya dengan wajah hampir menangis.