Entah berawal darimana, dua tahun lalu aku semangat banget bikin acara operet anak ‘filosofi semut’ untuk acara halal bihalal deGromiest 2006. Mungkin karena ‘ngiri’ liat foto-foto anak-anak di komunitas lain kaya di Amerika, Jerman dan lain-lain yang anak-anaknya suka manggung pas ada acara besar. Aku pikir banyak pelajaran yang di dapat anak-anak kalau mereka bisa ‘manggung’ dalam suatu pertunjukan. Selain memupuk rasa percaya diri, dari cerita dan peran-peran yang mereka mainkan, mesti ada pesan moral yang bisa mereka tangkap dengan cepat. Bukankah anak belajar cepat dan banyak dalam kondisi menyenangkan?
Dibantu ide cerita dari Nunu waktu itu, aku kembangkan ceritanya dan aku buatkan script lengkap, aku cari lagu-lagu yang pas, akhirnya terciptalah operet ‘Filosofi semut’. Tentu aja operet ini ga akan bisa dibuat kalo ga ada bantuan music directur, siapa lagi kalo bukan suamiku tercinta, pan aku mah gaptek tea :-). Aku suka nulis cerita, cari lagu-lagunya dan bikin konsep operetnya, suamiku suka ngoprek-ngoprek suara dan musiknya. Klop, jadi deh. Meski sederhana dan kurang apresiasi dari penonton waktu itu, tapi aku ga peduli. Yang penting anak-anak senang dan bisa belajar sesuatu. Walo jujur aja, sempet bete juga sih waktu itu,”koq orang-orang pinter, student di LN ga bisa sih kasih apresiasi ke anak-anak. Anak-anak kan masa depan bangsa gitu loh.” Aku sempet ngomel-ngomel ke suamiku, padahal mah sebenernya ga anak-anak ga dewasa, performer waktu itu memang kurang diperhatikan oleh penonton karena pengkondisian yang kurang pas. Untung suamiku terus ngingetin, “apapun yang terjadi di luar sana, ga usah dipeduliin, yang paling penting, liat anak-anak, mereka belajar banyak hal sejak dari proses awal sampe manggung.” Bener juga ya, kalo ngeliat ke luar diri terus capee deh. Pas banget sama quote yang ada di flyer operet kali ini, “Peace can only be found in your heart bo!.” Ceilee…
Rupanya setelah tampil di operet pertama ‘filosofi semut’, anak-anakku terus ketagihan. Setelah pulang dari halal bihalal kemarin aja mereka udah nagih minta tampil lagi di acara taun depan , haduuh emaknya yang pusing hehe. Tahun lalu waktu aku males banget bikinin acara anak di HBH 2007 mereka tetep maksa. Alhasil ya udah baca puisi ajah. Tahun ini berhubung ada ibu-ibu lain yang mau anaknya tampil juga, aku cukup semangat untuk bikin acara anak-anak lagi. Di tengah jalan sempet kepikir ga jadi aja deh, semangat mendadak hilang. Tapi terus ngeliat anak-anak yang terus nagih dan di tengah malam pas puasa tiba-tiba aku dapat ide cerita, akhirnya terciptalah Operet ‘Peace Butterfly’ ini.
Alhamdulillah karena acara halal bi halal kali ini di koordinir dengan baik, waktu acara operet berlangsung, penonton tampaknya lumayan menyimak, ga ngobrol masing-masing. (Thanks buat panitia).
Berikut resume singkat Operet ‘Peace Butterfly’.
Pemain:
Malik: sebagai kupu-kupu buta
Lala, Sevita, Nanan, Aan, dan Juliet : sebagai kupu-kupu indah
Melati: sebagai peri
Suara Narator : Agnes
Thanks to para orangtua: Pa Miming-Mba Popi, Mba ros-Meneer Jan, Evi-Ramon, Mas Chalid-Mba Nona.
Directed by: Bunda Agnes
Music Directur: Om Ismail
Operet ini berkisah tentang sekelompok kupu-kupu indah nan cantik, yang menghina dan mengucilkan satu temannya. Si kupu ini dihina dan dikucilkan karena ia buta dan jelek sehingga tidak dapat terbang dengan baik. Tapi walaupun buta dan jelek kupukupu ini baik sekali. Dia tidak pendendam, mau memaafkan dan tidak suka mengeluh. Karena diusir dari desanya, lalu ia berdoa mohon kesembuhan kepada Allah dan bertekad akan mencari obat supaya matanya bisa melihat.
Lalu dalam pencariannya, akhirnya si kupu-kupu buta tiba di sebuah negeri kupu-kupu Belanda dimana tinggal seorang peri. Peri itu telah bermimpi tentang si kupu buta dan dalam mimpinya peri harus memberikan obat kepada si kupu buta. Kata si peri, karena ia adalah kupu-kupu yang baik, maka Allah mengabulkan doanya. Lalu si kupu buta pun bisa melihat kembali.
Si kupu pun kembali ke desanya bersama si peri. Ketika telah sampai di desanya, ternyata teman-teman yang dulu telah menghinanya sedang menangis karena sayap mereka patah! Rupanya karena suka mengeluh mereka diberi peringatan oleh Allah. Ketika sedang asik bermain dan angin kencang bertiup, mereka menabrak pohon dan sayap mereka patah.
Tapi karena si kupu yang baik tidak pendendam, dia langsung memberikan obat untuk teman-temannya. Namun obat itu tidak bekerja. Setelah mereka bertobat dan minta maaf barulah obat itu bekerja. Dan akhirnya mereka pun bisa terbang lagi dan hidup rukun dan damai di desa tersebut.
Pesan moral :
Operet ini ingin membawa pesan agar kita bisa selalu menghargai sesama meski kita berbeda. Dengan begitu kita akan bisa hidup rukun dan damai selalu. Operet ini juga mengajak kita untuk menjadi orang yang mau memaafkan, tidak suka mengeluh dan selalu berpikir positif. Karena semua sifat-sifat itu tentunya akan membawa kebaikan, kedamaian dan kerukunan.
To good to be true banget sih memang ceritanya, yaa namanya juga cerita anak-anak kan kudu simple dan jelas (ngeles mode on). At least aku cukup puas dengan penampilan anak-anak. Meski ga sempurna, tapi keberanian mereka untuk tampil aku acungi jempol banget. Dan anak-anak tentu aja dikasih hadiah oleh orangtuanya masing-masing setelah manggung. Siapa tahu dari pengalaman bermain peran yang mereka dapat ini, kelak mereka bisa terinspirasi membuat sesuatu yang lebih besar dan bermanfaat bagi orang banyak. Semoga yaa…