Lima bulan berlalu, sejak Diemen ditinggalkan
Dan, ini Desember Kawan.
Kami duduk di sebuah fast food restaurant sambil bilang:
Dulu, jika sedang weekend, kita sering membeli ini di Amsterdam Arena.
Yaa dan rasanya lebih enak. Ini nggak enak, timpal si Sulung.
Dan …dan aku…aku rindu suasana Desember di kota itu, tambahnya.
Aku rindu kerlap kerlip lampu yang menemani dinginnya malam.
Aku rindu memakai jaket tebal
Aku rindu jalan-jalan di Kavelstraat sambil melihat orang-orang lain yang sama-sama bersepatu boot dan berjaket tebal menikmati dingin dan lampu-lampu itu.
Itu cozy banget! Aku rindu semua itu huhuhu….
Continue reading “Missing December in Diemen”