Ujian dan Nervous

Phfuih..baru kali ini aku bisa tidur lelap selelap-lelapnya.. plus ketambahan lagi ga sholat, nikmat banget, jadi aku tidur dari jam 12 malem sampe jam 11 siang coba, gileee ! Rasanya pas bangun semua kepenatan, kelelahan, kesuntukan dan kebetean sisa-sisa ujian pergi semua. Weekend minggu lalu dari hari jumat aku betul-betul cuma semedi di kamar, belajar dan belajar, tidur juga hanya berapa jam, demi biar bisa ngerjain soal ujian.Yup..ujian kedua baru aja berlalu dan lagi-lagi soalnya duh bikin sakit kepala. Ujian pertama ada 6 orang di kelasku yang ga lulus, alhamdulilah banget aku lulus meski nilaiku pas-pasan. Jadi di ujian kedua aku berniat memperbaiki nilaiku, tapi setelah liat soalnya hwaa hopeles deh. Ditambah lagi sebelum ujian materi, ada ujian mikroskop pulak. Satu jam sebelum ujian mulai aku udah mules-mules nervous. Pengalaman ujian pertama ternyata ga membantu, tetap aja di ujian kedua ini aku juga nervous.

Ujian mikroskop ga begitu susah, dan semua orang di kelasku alhamdulillah lulus. Tapi ujian materi laen ceita. Ujian kali ini soal essaynya hanya 3, tapi soal multiple choicenya ampuun..njelimet kemana-mana. Materi yang berjibun yang ga mungkin di hapal semua, sepertinya dikeluarin satu-satu sampe persen-persen titik koma harus tau, kalo engga ya salah jawab. Misalnya soal TB, dalam salah satu pilihannya tertulis ‘Ada 9 juta kasus TB per tahun di seluruh dunia dan menyebabkan 1,5 juta kematian per tahun.’ Nah kalau itu inget, tapi pilihan lainnya ga inget, sama aja bohong kan. Kalo materinya ga banyak si gampang kali ya. Lah ini materinya ada sekira 30 materi dengan segala detilnya definisi, epidemiologi, patofisiologi, terapi, pencegahan dan control mulai dari bermacam-macam penyakit virus, penyakit bakteri, vaksinasi, parasit, obgyn, pediatric, oral health, neurology, mata, deelel deelel. Duh pasrah deh aku, udah ga minta nilai macem-macem, lulus aja udah syukur rasanya.

Hari Selasa sepulangnya ujian, aku dan beberapa temen refreshing sejenak dengan makan-makan di resto Sushi yang murah meriah, lalu nge mall ke Alexa. Saat itu, kami bikin perjanjian ga boleh bahas soal ujian. Tapi sampe flat, aku penasaran dan pengen tau jawaban ku betul apa engga, yang ada aku malah tambah bete, karena aku melakukan kesalahan-kesalahan stupid huhuhu. Sampai-sampai aku harus ngontak suamiku yang lagi dines di Paris hanya pengen minta dinasehatin biar aku ga bete berkepanjangan.

Yah itu lah suka dukanya sekolah, tapi aku tetap bahagia karena otakku dipenuhi hal-hal baru, menambah ilmu dan inspirasi baru. Apalagi kalau dosen-dosennya seru dan sangat memotivasi aku, wuah makin semangat membara aja hati untuk mengejar mimpi-mimpi. Jadinya supaya tetap happy, aku mencoba selalu mengingat-ingat nasehat suamiku untuk mensyukuri semuanya, ga usah muluk-muluk minta nilai bagus yang penting udah usaha dan lulus, dikasih rejeki bisa sekolah dan dikasih pengalaman berharga aja udah alhamdulillah banget.

Dan besoknya kuliah tetap mulai lagi seperti biasa, tapi jangan ditanya, student yang muncul di kelas ga lebih dari separoh. Sisanya pada teler karena habis party sampe jam 5 pagi merayakan keterbebasan dari ujian kedua. Waktu selesai ujian pertama juga gitu, separoh kelas party sampe pagi dan besoknya pada bolos. Ga gw banget deh, jadi aku ga pernah gabung party sama mereka, tapi ya aku memaklumi aja, emang culture nya begitu mau gimana.

Minggu ini setelah selesai ujian aku betul-betul berhenti sejenak dari megang handout-handout dan bacaan, karena modul dan ujian kemarin memang membuat kami sangat exhausted. Tapi mulai minggu depan, aku harus mulai tancap gas lagi, karena hari-hari kuliah dari pagi sampai sore harus dijalani, dan bulan depan bakal digelar ujian ketiga berikut oral examination yang porsi nilainya lumayan besar dan sangat menentukan. Ujian oral ini yang bikin kebanyakan student ketar-ketir ga keruan. Dari modul A, B dan C yang sudah kami pelajari dan yang banyaknya audubile itu, 3 orang penguji akan menguji kami satu per satu.

Tadi malam, aku ketemu sama Nina, orang German temannya Ani temenku dari US. Tiga tahun lalu, Nina pernah ambil program yang sama juga di Charite, jadi aku tanya sama dia gimana ujian oral nya. Tapi lucunya dia bilang, waktu itu dia bertiga masuk ruangan sama temennya dan dua orang temennya itu pada super duper nervous. Sampe-sampe pas ditanya sama penguji, yang satu cuma duduk sambil muter-muter gerakin badan ke kanan dan ke kiri. Sementara yang satu lagi diam membeku kaya patung sama sekali ga bisa jawab hehe. Duuh seneng banget aku dengernya, berasa ada temen hehe, karena kalau mau ujian pasti aku nervous setengah mati, apalagi ini ujian dalam bahasa Inggris. Berarti nervous itu wajar kan dan semoga aku ga bakal separah itu lah. Dududu nervous-nervous…jauh-jauhlah pergi dariku.