Malala dan Pelajaran Membaca

Catatan ayah Ismail Fahmi :
Obrolan di meja makan tadi malam sama anak-anak. Tentang seorang anak perempuan pemberani, bernama Malala.

—-

“Aik, Lala, tahu ndak ada anak yang saat ini sangat terkenal. Namanya ‘Malala’,” tanya ayah. Ayah mengira mereka tidak tahu, jadi ayah mau cerita tentang Malala.

“Siapa? Aik ndak tahu,” jawab Aik.

“Ndak tau yah,” jawab Lala.

“Dia sedang dinominasikan agar dapat nobel perdamaian lho. Masak ndak tahu?”

“Ndak,” jawab Lala dan Aik.

“Ok. Malala itu masih anak-anak, usianya 14 tahun…”

“Oh.. Aik tahu. Kalau itu Aik tahu. Dia ditembak di kepalanya, karena dia pingin anak-anak perempuan bisa sekolah. Dia mau sekolah-sekolah temannya tidak dihancurkan. Dia ditembak pas naik bus sekolah,” potong Aik dengan semangat.

“Lho kok Aik tahu? Dari mana?” tanya ayah surprised.

“Dari sekolah. Kan ada pelajaran ‘begrijpen lesen’ (reading understanding, atau soal cerita, red). Juga dari TV. Jeug Journal (Young Journal, berita untuk anak-anak, red),” jawab Aik.

“Jadi di sekolah Aik dan teman-teman disuruh baca berita-berita terbaru, dan ditest apakah bisa mengerti maksud berita itu?” tanya ayah.

“Iya,” jawab Aik.

“Wow hebat.. Ok, mbak Lala tahu, sekarang Malala ada dimana?” tanya ayah ke Lala.

“Dia sekarang di London. Dia dirawat di sana, karena lebih aman dari pada di Pakistan,” jawab Lala. Ternyata dia juga tahu.

“Yah, anak-anak perempuan tidak boleh sekolah sama Taliban?” tanya Aik.

Jadi deh.. obrolan makin panjang… Tapi yang jelas salut sama sekolahnya, yang tidak hanya mengajarkan mata pelajaran dengan kaku, tetapi juga mengajak anak memahami peristiwa yang sedang terjadi di luar sekolah, berkaitan dengan anak-anak, seperti tentang Malala ini.
Linknya ada disini