“Mang, itu dikasih apaan sih? terus yang itu apa mang? Oh minyaknya harus banyak ya Mang?” tanyaku pada si emang penjual Fuyunghai sebuah pujasera di Jalan Sumatra Bandung. Emang penjual tadi hanya menggumam singkat-singkat alias pelit menjawab he he. Dan raut wajahnya pun menunjukkan, dia sedikit tak suka ditanya-tanya. Ah, aku sih cuek saja, yang penting resep fuyunghai enak ini bisa aku dapatkan.
Yes! Sukses! Walaupun harus rela nongkrongin si emang sampai kaki lumayan pegal, akhirnya aku jadi tahu cara membuatnya. Ya, aku mendapatkan resep ini dari sebuah pujasera di Bandung. Awalnya setiap lewat di pujasera ini, aku pasti mampir membelinya. Ketagihan, karena rasanya uenak tenan. Tapi setelah iseng-iseng nongkrongin cara membuatnya tadi, yaa ‘habis manis sepah di buang lah’ :-) Sejak itu aku tak pernah lagi membeli Fuyunghai disana. Lha wong membuat sendiri saja bisa je. Tapi waktu di Bandung, tentu saja bukan aku yang membuatnya, sudah pasti mimih dong :-).
Dipikir-pikir jahat juga ya aku, mencontek resep secara ‘paksa’ hehe. Tapi pujasera itu akhirnya pun bangkrut koq. Jadi aku tidak jahat lah ya, yang penting hasil contekan ku ini bisa bermanfaat kan. Ya walaupun tak seenak aslinya, tapi tetap dijamin enak deh. Hasil nyontek…gimana nggak enak coba…:-)
Bahan dan cara membuat
Bahan A:
– Wortel seukuran sedang 2 atau 3 buah
– Kol 2 lembar
– Bawang daun 2 batang
– Udang kupas 100 gr
– Ikan kakap/tuna/alaska fillet 250 gr (lebih enak lagi kalau pakai daging kepiting, cukup 100-200 gr saja, tapi disini tidak ada)
Bahan B:
– telur 4 butir
– tepung kanji 1 sdm (jgn lupa diberi sedikit air terlebih dulu agar tak menggumpal)
-gula, garam dan merica secukupnya
Semua bahan A dicincang, lalu digoreng sampai matang, dan ditiriskan. Sedangkan bahan B harus diaduk menggunakan garpu, sampai telur agak mengembang. Setelah itu masukan semua bahan A ke bahan B. Aduk rata.
Goreng sesendok-sesendok besar di wajan yang banyak minyak dan api panas. Kalau adonan tampak sudah menyatu, kecilkan api, siram-siram pakai minyak sampai matang, baru dibalik.
Tips: supaya lebih enak, harus dimakan panas-panas dan minyaknya diserap dulu pakai tissue. Saosnya pakai saos tomat /sambal biasa juga sudah enak deh. Selamat mencoba…
telor dadar kok dinamai fuyunghai. atau itu bahasa sononya ya? *heran mode on*
he he, emang mas/mbak? Ade, telor dadar kan nggak keren makanya diganti fuyunghai :-)
Bunda, waktu di Jkt dulu deket kantorku ada restoran seafood, jual fuyunghai juga, makannya dikasih saus. Kalo yg di pujasera itu ada sausnya ga? Duuuhh, nyonteknya harus yg lengkap dong Bun…hehehe
wah jangan2 pujaseranya bangkrut karena banyak yang ikutan nyontek resep..ihihihihihih