Pernah baca bukunya Andrea Hirata yang berjudul ‘Edensor’ kan? Naa disana diceritakan bagaimana si Ikal berkeliling Eropa hanya bermodal jadi Still Stand. Still stand ini termasuk performance jalanan, yang kalau tidak salah, ada jurusan sekolahnya juga di Amsterdam.
Kalau Ikal bermodalkan baju ikan heboh dan mewah buatan teman Belandanya, lain lagi dengan Lala. Jauh-jauh hari aku dan suamiku sudah bertanya pada Lala, mau tampil jadi apakah Lala nanti saat koningen dag. Dan jauh-jauh hari pula Lala menjawab mau jadi Flaminggo!
Kebetulan, Lala punya baju warna pink dan stocking pink. Katanya Lala akan memakai baju itu nanti.”Tinggal nambahin sayap Bun,” kata Lala.
Oke deh…akhirnya hari H tanggal 30 April pun tiba. Ternyata gara-gara melihat adiknya dan ayahnya membuat kostum robot dari dus, Lala langsung berubah pikiran. “Ik wil niet een flaminggo zijn. Ik wil een pizza berzorger,” kata Lala yakin. Halaaah bunda nih yang pusing, karena ndak ada persiapan sama sekali. Tapi lala dengan yakinnya menyiapkan kostum sendiri. Kostumnya sederhana banget. Lala cuma membuat dasi untuk bajunya, dan beberapa potong pizza dari karton. Aku dan suamiku sudah berburuk sangka, waah pasti ini nanti Lala ga ada yang liat dan kasih apresiasi nih.
Eeh ndilalah..enggak tuh. Sampai di tempat tujuan, Lala langsung diam tak bergerak sambil memegang pizza, badan sedikit membungkuk dan tersenyum manis. Kalau ada orang memberinya uang, pizza di tangannya langsung bergerak-gerak seolah mempersilahkan orang tersebut untuk memilih pizza. Tak lama sang pizza berzorger pun diam tak bergerak lagi. Haduuh bunda jadi terharu ihiks, lala tampil dengan percaya diri sekali.
Begitulah pizza berzorger yang dilakoni Lala. Dan ternyata alhamdulillah, Lala dapat 20 euro hanya dalam waktu sebentar. Jumlahnya memang kalah banyak dibanding Malik, karena Lala lebih banyak jalan-jalan daripada jadi still stand. Setelah merasa uangnya cukup untuk membeli play mobil yang dia inginkan, Lala pun tak mau lagi jadi still stand. Dus, don’t under estimate sama apa pun keinginan dan kreatifitas anak kali ya. Karena ternyata walaupun sederhana, orang tetep mengapresiasi. Mungkin karena semua keluar dari dirinya sendiri maka Lala bisa tampil oke, berekspresi sesuai keinginannya dan begitu percaya diri saat jadi still stand. Goed gedaan Lala!
Comments are closed.