Duapuluh tiga tahun Kawan, bukan waktu yang sebentar. Dua puluh tiga tahun aku dibesarkan dalam suasana yang hampir selalu negative. Hampir setiap hari, dalam rumahku selalu terdengar kata-kata menyalahkan, meremehkan, mengungkit-ungkit masa lalu, menyindir, mengancam, mencap, dan lain sebagainya.”Heh matanya ditaro dimana sih. Tuh kan papa bilang juga apa, makanya dengerin kalo orangtua ngomong. Udah, tinggalin aja deh, dari tadi udah disuruh cepet, salah sendiri ga didengerin, tinggal aja tinggal! Alah paling kamu ga bisa, emang kamu bisa? Kamu tuh dari dulu ya wes kaya gitu itu, ndablek!”
Continue reading “Duapuluh tiga tahun, Kawan”
Percakapan Dua Insan, Ketika Badai Datang
Badai itu datang lagi. Entah mengapa, datangnya selalu menjelang musim semi, menjelang umurku bertambah satu lagi. Dan sang badai tentu saja, selalu memporak porandakan hati. Harus seperti itu supaya bisa naik kelas lebih tinggi, kata pak Kyai. Badai, angin putting beliungnya menderu-deru di hati. Gelungan ombaknya menggoyah-goyahkan ketetapan hati. Tampang dilipat-lipat, mulut terkunci lekat. Tak hendak beranjak, maunya hanya bergelung selimut menutup tubuh rapat-rapat. Kalau bisa rasanya esok hari dunia ini tak perlu ada lagi.
Continue reading “Percakapan Dua Insan, Ketika Badai Datang”
Kanal Beku Amsterdam dan Belajar Vintage
Baru tahun ini kanal di Amsterdam membeku selama hampir semingguan. Winter kali ini memang aneh. Salju baru datang awal February itu pun hanya satu hari yang tebel banget, tapi si salju bertahan lama, begitu juga dengan si dingin. Suhu berkisar antara -3 sampai -15 juga pernah, mungkin karena efek suhu dingin ekstrim di Eropa Timur.
Jadi aku ga menyia-nyiakan kesempatan langka ini, mana tahu ini winter terakhirku di Belanda, maka di Sabtu yang cerah dan dingin, aku pun segera berangkat ke kanal Keizergrach di Amsterdam. Sebetulnya hampir semua kanal beku, tapi yang lain dipecah-pecahkan oleh pemerintah, hanya kanal di Keizergrach ini yang dibiarkan membeku. Berhubung hari Sabtu, orang rame banget di kanal itu. Ada yang Cuma jalan-jalan dan foto-foto kaya kami, ada yang main skating juga. Sebetulnya kami sudah bawa sepatuice skating tapi berhubung dinginnya minta ampun dan aku juga ga bisa-bisa amat, hanya Lala yang turun.
Continue reading “Kanal Beku Amsterdam dan Belajar Vintage”
Memasak sebagai skill of life
Om Jamie Oliver yang dapat penghargaan dari Ted Talks sebagai presentasi terbaik di Ted Talk 2010 disini, memang layak dapat penghargaan. Idenya sederhana tapi dampaknya luar biasa. Sejak menontonnya, aku jadi makin cerewet soal makanan. Aku jadi pengen banget ngajarin mba Lala dan Aik masak, plus juga mulai masak masakan serba kukus dalam rangka ngurangin gorengan. Pernah ayah bawa projector dari kantor, sebelum nonton film bareng pas weekend, sengaja bunda minta ayah puter si om Jamie biar anak-anak nonton. Nah disitu mereka ngeliat sendiri betapa seremnya obesitas di Amerika, betapa gula yang mereka makan dari susu ( kalo bukan susu UHT plain tapi yang beraroma dan berasa), gulanya tuh bisa numpuk satu gerobak hanya dalam setahun. Itu baru dari susu belum dari makanan atau jajanan lain kalo suka jajan. Dan yang paling aku suka dari acara si Om Jamie adalah idenya yang ingin agar semua anak bisa memasak home made food sebagai life skil! Ide yang sangat keren. Setidaknya tiap anak, ga laki ga perempuan, harus diajarin masak minimal 10 masakan sehat, gitu kata si Om. Kenapa si Om begitu concern dengan ide ini? Sebab katanya sekarang orang udah berpaling dari makanan rumah, maunya jajan fastfood dan makanan ga sehat. Akibatnya umur harapan hidup manusia merosot dibanding 30 tahun lalu, angka obesitas meroket terutama di Amerika Serikat. Penyakit yang berkaitan dengan makanan seperti kolesterol, asam urat, diabetes juga meningkat. Di Indonesia mungkin obesitas belum meroket tapi sudah banyak sekali contoh teman-teman bunda yang masih muda udah kena asam urat, kolesterol tinggi dan macem-macem. Apalagi sebabnya kalo bukan pola makan yang ga sehat.
Continue reading “Memasak sebagai skill of life”