“Ketika Kekuatan Kehendak Bekerja”–laporan pandangan mata dari Workshop Salamaa

Peserta Workshop Komunikasi dengan Anak
Peserta Workshop Komunikasi dengan Anak

“When you want some thing, all the universe conspires in helping you to achieve it.“ — Paulo coelho

Siapa bilang kita tak mampu berubah, berkarya dan membuat sesuatu yang sepertinya di luar nalar kita? Bila Tuhan berkehendak, tak ada yang tak mungkin! Dititipkannya kehendak itu pada hati-hati kita. Sehingga kemana pun kita melangkah, ingatan tentang kehendak yang telah ‘dititipkanNya’ itu selalu melekat. Asalkan kita berupaya, satu persatu jalan kemudahan akan dibukakanNya bagi kita. Dan kemudian, tiba-tiba saja semua kehendak yang semula hanya angan telah nyata hadir di hadapan kita! Tapi bagaimana kalau kehendak itu ternyata hanya semata nafsu atau bukan murni kehendak dari Nya? Sebetulnya membedakannya mudah saja. Bila Dia yang berkehendak, maka Dia juga lah yang akan ‘bekerja’. Dengan caraNya sendiri, seperti kata Coelho, seluruh alam seperti bergerak dan berpadu membantu kita. Yang perlu kita lakukan adalah meluruskan niat lagi dan lagi, serta membenahi kerja-kerja kita agar tidak keluar dari jalurNya. Continue reading ““Ketika Kekuatan Kehendak Bekerja”–laporan pandangan mata dari Workshop Salamaa”

‘Ibu Sebagai’

“Jangan kebanyakan jadi ‘ibu sebagai’!” Kata-kata itu begitu mengusik hati dan tak mau lepas dari ingatanku. “Sudah banyak Ibu lihat contoh, ibu-ibu yang sukses di luaran tapi anak-anaknya nggak beres di dalam. Banyak pula nama-nama Kyai dan ustad-ustadzah, yang nggak perlu lah Ibu sebut namanya, mereka sukses diluaran, tapi keluarganya hancur di dalam,” lanjut Ibu Elly Risman saat memberikan pesan terakhir untuk panitia workshop Salamaa tanggal 3 Juni 2007 lalu.

“‘Ibu sebagai’? Maksudnya?” Pikirku dalam hati. Oh maksudnya itu lho..misalnya ibu Anu yang menjabat sebagai ketua A, sebagai B, sebagai C, sebagai D dan sederet ‘sebagai’ lainnya, alias ibu yang banyak memegang tanggungjawab selain jadi ibu dan istri. “Jadi ibu dan istri saja sudah capek, apalagi kalau harus bekerja, capeknya luar biasa lho! Anak dititip ke pesantren? Diasuh orang lain? Lalu mau anak-anak seperti apa yang dihasilkan? Karena itu ibu selalu menganjurkan keluarga ibu, kalau anak belum 7 tahun, lebih baik dirumah dulu deh. Ibu juga dulu sering ditawari jadi ini jadi itu. Tapi lalu ibu berpikir, apa sih yang kita cari di dunia ini?” Begitu kira-kira ucapan ibu Elly selanjutnya.
Continue reading “‘Ibu Sebagai’”

Demi Lego Jadi Still Stand

Malik pertama kali jadi still stand
Malik pertama kali jadi still stand

“Ik, besok pas Koningen Dag mau jadi still stand ga biar uang tabungan aik nambah? Nanti aik bisa cepet beli lego yang aik mau itu,” tanyaku ke Aik malam tadi. “Iya Bun aik mau!” Kata Aik semangat. Still stand itu jadi patung yang berdiri ga bergerak seperti di pusat-pusat kota di Eropa itu loh. Biasanya orang-orang yang jadi still stand itu pake kostum aneh-aneh, trus diem ga bergerak berjam-jam. Penonton pun akan melirik, menatap,foto-foto dan ngasih uang biasanya. Aik memang sudah lama punya satu inceran lego mobil pengangkut sampah (kalo ga salah). Sejak koleksi lego bob nya udah ada semua, Aik kalo ke toko mainan sibuk pilih lego yang mau dia beli.Dan pilihannya jatuh pada lego mobil pengangkut sampah seharga 26 euro. Continue reading “Demi Lego Jadi Still Stand”

WORKSHOP “Kiat Berkomunikasi Sehat dengan Anak” Bersama ibu Elly Risman Musa (Di Belanda)

Promo…promo…buat yang tinggal di Belanda, jangan lewatkan yaa :-)

Mudahkah menjadi orangtua? Koq Nggak Pede ya saat Bicara Seks dengan anak? Kenapa bingung ya membuat anak senang beribadah? Bagaimana sebetulnya kiat berkomunikasi yang sehat itu? Kenapa orangtua harus pede bicara seks dengan anak, apa pentingnya? Mengapa pula pembelajaran dan pengasuhan keimanan perlu dilakukan dengan menyenangkan?
Continue reading “WORKSHOP “Kiat Berkomunikasi Sehat dengan Anak” Bersama ibu Elly Risman Musa (Di Belanda)”