Tom Yam ala Mbak Inne

Ceritanya nih, waktu lagi berkunjung ke rumah mbak Inne, disuguhin Tom Yam. Wah makanan apa pula tuh, daku koq blum pernah coba? Eeeh, ternyata seafood dan segeer banget. Daku kan paling suka seafood, lebih sehat gitu loh dibandingin sama daging-daging ato jeroan-jeroan. Ya sudah akhirnya minta resep ke mbak Inne dan coba bikin di rumah. Tapi aku coba bikinnya pake kuah dari mosselen (kerang) berikut kulitnya itu. Tentu aja kulitnya sih trus dibuang, ato dijadiin bahan kreatifan buat anak-anak. Continue reading “Tom Yam ala Mbak Inne”

Diploma Gips Lala

“Lala mau pilih gips warna apa, merah, biru, atau ungu?” tanya perawat di rumah sakit itu ramah. “Even denken (Pikir dulu yaa),” jawab Lala sambil senyum senang. “Ik will Rood (Aku mau yang merah),” kata Lala akhirnya. Hmm…enak betul ya, warna gips bisa milih hehe. Sebetulnya, kaki Lala tidak perlu di gips berat lagi. Gips kali ini hanya gips ringan, dan yang berwarna merah itu adalah plester untuk membalut kaki Lala. Tapi mengetahui gips barunya menjadi berwarna merah, Lala tentu saja senang. Itulah yang terjadi saat Lala kontrol memeriksakan kakinya di rumah sakit. Bukan hanya itu, setelah semua selesai, ‘kaki baru’ Lala diberi sepatu sandal juga. Warnanya hitam, kata perawatnya untuk memudahkan Lala saat berjalan, jadi Lala tak perlu pakai kruk lagi. Eh, masih ada lagi, Lala juga dapat diploma gips! Waah senyum Lala langsung mengembang lagi. Bangga betul lo Lala dikasih diploma gips :-) Continue reading “Diploma Gips Lala”

Jangan Rusak Perkembangan Anak

Pikiran Rakyat, 18 Desember 2005

Klik di sini

TUGAS orang tua sebetulnya bukanlah mempercepat tumbuh kembang anak, tetapi membantu tumbuh kembang anak.

“INGIN mencetak anak cerdas, kreatif, dan genius? Temukan caranya di sini! Kembangkan bakat kecerdasan anak Anda sejak dini melalui konsep multiple inteligence! Flash card, cara ampuh untuk mengajari anak Anda membaca sejak dini!” Demikian bunyi pesan-pesan sponsor di media yang kerap terdengar. Derasnya informasi seperti ini umumnya memiliki niatan serupa: menjanjikan percepatan tumbuh kembang untuk menjadikan seorang anak menjadi anak berbakat, genius, atau cerdas.

Teori perkembangan dan pembelajaran yang diterapkan serta tren pendidikan di Indonesia pun kini semakin beragam. Sekolah-sekolah plus dan program pendidikan sejak usia dini kian menjamur.

Namun, apakah semua informasi, metode, maupun kurikulum pendidikan yang beragam dan banyak ditawarkan tersebut cocok untuk si anak? Bagaimana kita menyikapi derasnya iming-iming produk percepatan tumbuh kembang, teori, dan tren pendidikan yang ada tersebut? Permasalahan ini diungkap secara mendalam dalam seminar online WRMommies yang ke-4 dengan tema “Peranan Orang tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori & Trend Pendidikan” pertengahan November 2005 lalu. Adi D. Adinugroho M.A., selaku narasumber, kini sedang menyelesaikan program doktoral dalam bidang special education di Purdue University, Amerika Serikat. Sedangkan nara sumber kedua, Dr. drg. Julia Van Tiel Ms. yang memiliki anak berbakat, kini bermukim di Belanda. Peserta seminar kali ini dibatasi hingga 358 peserta, yang tersebar di berbagai benua, Eropa, Amerika, Asia, Australia, dan Afrika. Peserta terbanyak tentu saja dari Indonesia, Jakarta khususnya.
Continue reading “Jangan Rusak Perkembangan Anak”