Engkau Laksana Telaga

Air mataku tumpah tak terkira
Memendam rindu tiada tara
Tak kusangka betapa aku tersiksa
Ketika belahan jiwa tiada di depan mata

Badai itu mencabik-cabik kita
Menghempas, menusuk dan menorehkan luka
Kadang aku menjadi gelombang yang murka
Saking nyerinya, saking aku tak kuasa

Namun kau laksana baja
Tak bergeming dengan segala murka
Kau bahkan laksana telaga
Meneduhkan, menyirami jiwa yang dahaga

Dirimu yang bagaikan baja
Dirimu yang bagaikan telaga
Membuat semua badai reda
Membuat rindu dan cinta, selalu ada

Kupersembahkan bagimu, pasangan sayapku
Dengan segala rindu dan cinta…

Kepada Bunga Musim Semi

Musim semi ini memang segar
Membuat bunga itu pun tampak indah
Kuning mudanya mengundang hati menyapa pagi
Meresapi embun kasih Illahi

Bagaimanapun indahnya sang bunga
Kasih senantiasa lebih indah
Lahir dari sifat Kekasih
Yang tumbuh selalu tanpa sang musim

Gadis kecil itupun tersenyum
Kepada bunga lambaiannya terayun
Kasihnya membelai pucuk-pucuk putih
Dia mengingatkanku kepada Sang Kekasih

by: Ismail Fahmi

Kuharap Dikau Tetap Sayang

Bulan April, Ibu.
Petugas itu bilang padamu.
Aik akan diperiksa tidak hari ini.
Namun kau sudah kadung pergi.

Maafkan daku sayang,
Telah membuat pagi yang berharga terbang.
Percayalah ada selembar benang,
Membangun pikiran anak kita tersayang.

I love you
Without U
My love becomes yo.

by: Ismail Fahmi
Ps: gara-gara ayah salah kasih jadwal buat ke Thuiszorg, jadilah sebuah puisi

Cinta Seperti Salju

Dik Agnes,
Bagai salju di musim semi,
diselimuti hangat sinar mentari pagi,
meleleh, menetes, membasahi,
tunas cinta di hati.

Seperti pertama kali menatapmu,
tujuh tahun yang lalu,
wajah cantik di balik kerudung,
hanya kagum yang kumampu.

I love you….

by: Ismail Fahmi
Ps: Salju memang sumber inspirasi. Puisi ketika salju turun tebal lagi.