Air mataku tumpah tak terkira
Memendam rindu tiada tara
Tak kusangka betapa aku tersiksa
Ketika belahan jiwa tiada di depan mata
Badai itu mencabik-cabik kita
Menghempas, menusuk dan menorehkan luka
Kadang aku menjadi gelombang yang murka
Saking nyerinya, saking aku tak kuasa
Namun kau laksana baja
Tak bergeming dengan segala murka
Kau bahkan laksana telaga
Meneduhkan, menyirami jiwa yang dahaga
Dirimu yang bagaikan baja
Dirimu yang bagaikan telaga
Membuat semua badai reda
Membuat rindu dan cinta, selalu ada
Kupersembahkan bagimu, pasangan sayapku
Dengan segala rindu dan cinta…
Sungguh? Begitukah diriku dimatamu? Oh, indah sekali. Aku bersyukur sekali dikaruniai pasangan sayap sepertimu. Membuat aku semakin yakin tentang mimpi kita untuk membangun istana dan selalu bersama hingga bersua Sang Pencipta.
I miss you,
Ayah