Aduh…Ngilunya…

Aduh! Kapok pok deh. Sakiiit sekali, ngilu pula. Aku pun tak kuasa menahan air mata. Saking sakitnya. Acara pembersihan karang gigi tadi pagi ternyata ‘mengerikan’ hehe. Tapi pembersihannya tak sampai 40 menit, hanya 15 menit saja. Setelah itu aku diajari cara membersihkan gusi sekira 15 menit lamanya. Jadi total ya 30 menit.

Dulu aku juga beberapa kali pernah dibersihkan karang gigi macam ini. Kalau ke dokter gigi swasta di Indo, biasanya dibersihkan yang atas dulu. Lalu kontrol seminggu, baru yang bawah digarap. Itupun harus bolak-balik buang ludah dan kumur karena tak tahan mulut mangap terus. Aku tak tahu apakah di Indonesia sekarang alat-alatnya pun sudah semakin canggih. Terakhir aku ke dokter gigi tahun 2004, ya masih seperti itu. Sedangkan disini, 30 menit sudah beres semua. Lalu ada alat khusus untuk menyemprotkan sedikit cairan, supaya tak perlu membuang ludah atau berkumur. Alat itu dipegang oleh asisten si dokter. Aku disuruh berkumur hanya setelah tindakan selesai. Dan selama tindakan, aku pun tak merasa ingin membuang ludah. Jadi lebih nyaman deh rasanya.Salutnya aku kepada dokter gigi disini, mereka menjelaskan permasalahan ku secara detail, dan mengajarkan cara membersihkan gusi pun betul-betul detail. Barangkali di Indonesia juga banyak dokter gigi yang semacam ini, sayangnya aku dan keluargaku, belum pernah bertemu dengan dokter gigi yang semacam ini di Bandung. Kalau ada, wah aku mau deh jadi langganannya.

Pertama aku diajari cara membersihkan gigi memakai tusuk gigi khusus lewat model gigi plastik. Lalu aku disuruh melakukannya sendiri. Itupun tak cukup sekali, semua bagian gigi depan, bawah, dan geraham harus aku lakukan sendiri di depan matanya. Setelah si dokter merasa aku sudah cukup terampil, barulah semua selesai dan aku diijinkan pulang.

Tusuk gigi itu ukurannya seperti tusuk gigi yang ada di rumah makan. Bisa dibeli di supermarket yang ada di Groningen seharga 2 euro. Tapi bedanya, tusuk gigi untuk gusi ini bentuknya tidak bulat. Bagian bawah datar, dan bagian atas melengkung seperti busur. Ketika membersihkan gusi, bagian yang datar harus menghadap gusi. Lalu gosokkan ke kanan, kiri dan ke depan sela gigi, 10 kali untuk tiap sela gigi. Ritual ini harus dilakukan sekali sehari setelah makan malam. Kalau rajin dillakukan, insya Allah gusi menjadi sehat. Calculus, plak atau karang gigi enggan menempel lagi.

Aku mau rajin ah. Daripada gusiku bengkak terus dan harus sering-sering dibersihkan seperti tadi. Hiii kapok lah yaw…

Ginggivitis

Tadi pagi aku ke dokter gigi diantar ayah dan Aik. Bahasa Belandanya dokter gigi itu Tandart. Wow, aku terkagum-kagum deh waktu masuk ke tempat prakteknya, kayak si kabayan masuk kota aje hehe. Di ruang tunggu nya seperti biasa, pasti ada tempat mainan untuk anak-anak. Ada kursi berbentuk gigi, mainan lego dan mobil-mobilan. Hmm langsung deh Aik antusias bermain lego.

Waktu aku dipanggil masuk ke ruang tindakan, aku langsung disuruh duduk di kursi pemeriksaan. Lalu si dokter gigi menyapa aku dengan ramah “Where are you come from? Do you like live in Groningen?” dan lain-lain deh. Aku ceritakan tentang gusiku yang selalu berdarah setiap habis gosok gigi. Keluhan ini sudah lama sekali, hampir setahun barangkali. Dokter gigi itu langsung memeriksa gigiku. Hebatnya, setelah itu gigiku juga langsung di Rontgen. Di Indonesia ada nggak ya, acara baru datang langsung di rontgen macam begini. Kalaupun ada pasti buat kasus-kasus susah aja kali ya. Aku pernah ke dokter gigi di Indo dengan keluhan yang sama, beberapa kali, dan ganti-ganti dokter gigi pula. Tapi tak ada satu pun yang menyuruhku untuk rontgen. Cara rontgennya juga lucu. ( aku yang norak n kurang elmu apa memang disini yang canggih ya hehe) Pokoknya aku disuruh buka mulut, lantas ada selembar kertas film (seukuran negatif film di tukang-tukang foto itu lho )yang dilapisi plastik dimasukan ke mulutku. Waktu aku disuruh tutup mulut, langsung deh gigiku dijepret. Gigiku di rontgen 2 kali, kiri dan kanan. Hasilnya langsung muncul saat itu juga.

Setelah itu, si dokter menghampiriku sambil membawa kertas bergambar gigi. Wah hebat, dia langsung menerangkan mengenai kondisi gigiku. Hmm, asyik sekali kan, aku jadi betul-betul tahu keadaan gigiku. Penjelasannya pun sangat jelas. Menurut dokter itu, gusi yang normal warnanya adalah pink. Tapi ketika gusi mengalami peradangan, gusi akan berwarna merah dan bengkak. Ini terjadi akibat sisa-sisa makanan yang menempel di sela-sela gusi dan gigi (karang gigi barangkali). Kalau dibiarkan berlarut-larut, lama-lama peradangan itu akan menjalar ke tulang gigi. Tulang gigiku bisa rusak, habis dan akhirnya gigiku pun tanggal. Menurut si dokter, hasil rontgen gigiku bagus, tidak ada caries maupun yang lain. Aku hanya mengalami ginggivitis alias radang gusi. Gigiku hanya perlu dibersihkan saja dari sisa-sisa makanan yang menempel. Setelah itu aku akan diajari bagaimana menyikat gusi. Aku harus membuat janji lagi untuk membersihkan karang gigi ini. Katanya pembersihan seluruh karang gigi ini memakan waktu 40 menit.

Akhirnya semua selesai dan tanggal 8 Maret jam 11.10 siang, aku disuruh kembali lagi untuk acara pembersihan karang gigi itu. Hii pasti ngilu deh…

Ketularan Ayah

Akhirnya, aku ketularan ayah juga. Wah parah deh kalau aku sedang sakit seperti ini. Anak-anak terlantar, rumah berantakan, makanan juga yang siap saji aja. Sudah 3 hari ini nih aku menggigil terus, badan linu-linu, kedua lubang hidung betul-betul mampet . Aku hanya bisa bernapas lewat mulut. Jadi nya ya dying banget. Kalau di Indo sedang kayak begini, bisa tinggal beli sayur depan rumah, apa beli lauk. Kalau disini…? Wuah bingung. Ayah mau coba cari sih di toko Semarang, tapi khawatir juga ada campuran yang aneh-aneh. Kalau pun beli ya yang betul-betul sayur aja. Tadi aku pergi ke dokter. Dia hampir kasih obat yang sama dengan punya ayah, untung aku bilang. “It does’nt work dok, I’ve try for 2 days”. Akhirnya dia memberiku resep xylometazoline HCL 0,1 %, obat yang diteteskan ke hidung. Dosisnya 2 sampai 3 tetes selama 4- 6 kali pemberian dalam 24 jam. Obat ini termasuk dalam golongan Adrenalin (Adrenaline-achtige middelen) atau sejenis sympathicomimetica. Gunanya barangkali untuk mengkontriksikan mukosa yang edema kali ya.

Waktu aku tanya, “can I use antihistamin or decongestant via oral?”. Aku punya rhinitis alergi sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Si dokter bilang, kalau anti histamin diminumnya kalau mulai musim semi, saat bunga-bunga mulai tumbuh. Decongestan lebih baik yang lokal, efek sampingnya lebih sedikit. Tapi aku alerginya debu, tungau sama kecoa koq dok. Eh dia tak tau apa itu kecoa ternyata.”Cocroach dok, an insect” jawabku. Keukeuh da nggak tau ceunah. Taunya mite alias tungau aja si dokter teh hehe. Aduh mudah-mudahan aku cepet sembuh deh ya. Kasian anak-anakku terlantar dan suamiku repot harus mengurus semuanya. Oya tadi Aik jadi bolos sekolah gara-gara aku tak mungkin bisa menjemputnya. Hmh pokoknya kalau bunda sakit, repot pot deh…

Ayah Sakit Batuk Pilek

Ayah sakit batuk dan pilek, seperti dulu lagi. Badan ayah sempat panas juga. Kasihan deh ayah, padahal lagi sibuk berat membuat laporan akhir tahun. Senin depan laporannya mau dievaluasi oleh Profesor dan supervisor ayah.

Ayah malah sempat bolos lho waktu hari Rabu kemarin. Ayah sudah sempat ke dokter juga. Kata ayah, dokternya bilang penyakitnya virus seperti biasa. Oya, si dokter malah mengajak ngobrol panjang tentang kopi Bondowoso katanya. Hi hi ada ada saja ya si dokter.

Ayah diberi obat Budesonide Nevel Gf 100, neusspray 2 mg/ml. Dosisnya 2 x sehari, 2 puff di kedua hidung. Biasanya kalau pakai obat ini, batuk ayah jadi tak berkepanjangan. Ya moga-moga aja ayah cepat sembuh. Jangan nularin bunda ya yaah….