Lagi-lagi Nyaris

Phfuih…betul-betul perjalanan yang menegangkan dan melelahkan!

Diantar anak-anak dan suamiku, aku berangkat jam 15.16 dari stasiun kereta Amsterdam ke Paris noord alias Gare du Noord, tadi. Anak-anak sekolah setengah hari karena ingin mengantarkan ibunya ke stasiun kereta, dan kami semua tetap happy-happy saja. Kami masih sempat bermain-main di stasiun menunggu di spoor 15, dan mencari line 20 tempat gerbong keretaku akan parkir nanti. Hingga akhirnya kereta TGV dari Amsterdam menuju Paris pun tiba. Suamiku membantu mengangkat dua koperku yang super berat. Anak-anak juga ikut masuk ke dalam kereta, bahkan kami sempat berfoto-foto sejenak. Tapi tentu saja mereka tak bisa berlama-lama di dalam karena pukul 15.16 kereta akan segera berangkat. Kupeluk erat dan kucium Malik dan Lala. Meski sebelumnya aku merasa happy-happy saja, tapi kini aku tak kuasa, pertahananku akhirnya bobol juga. Air mataku jatuh berlinangan. Aku bahkan sesenggukan. Malik yang melihat ibunya menangis langsung ikut menangis. Namun adegan perpisahan itu harus segera berakhir, mereka harus segera turun dari kereta. Dari dalam kereta, aku melongok keluar jendela. Kulihat Malik memeluk ayahnya sambil berderai-derai air mata. Lala pun kemudian memanggil-manggil aku,”Bundaa..”sambil juga menangis. Hatiku tambah ciut, airmataku semakin tak terbendung. Tit..tit..tuiiit…. Peluit kereta sudah ditiup, kereta melaju perlahan. Mataku terpaku melihat keluar jendela. Hiks..hiks..hiks…hatiku tergores-gores, ketika kulihat Lala melambai-lambai sambil berlari-lari mengejar keretaku dan melihat Suamiku yang juga melambai sambil memeluk Malik yang masih menangis dan tak mau melihat kearahku. Ya Allah…akhirnya tiba juga saatnya meninggalkan belahan hatiku dan permata-permataku. Sejenak, hatiku melayang, separuh jiwaku rasanya hilang, dan di dalam kereta yang semakin melaju kencang, aku pun menahan deraian air mata yang sulit kuhentikan.
Continue reading “Lagi-lagi Nyaris”

Tambah Dewasa

“Bunda kenapa lesu?” tanya Aik sehabis makan malam beberapa hari lalu. Aik kalo ngomong lesu, pasti ngomong ‘Le’ nya gaya orang batak, jadi lucu banget kedengerannya hehe. Dan herannya tuh anak emang selalu bisa baca bahasa tubuh aku, jadi tebakan dia selalu bener.

“Bunda lagi pusing Ik. Bunda kan bentar lagi mau ke Berlin, sementara yang bunda harus kerjain masih banyak, belum bikin diari perjalanan liburan kemaren, terus naskah bunda belum selesai, padahal kalo ga selesai sekarang ya bukunya ga bakal jadi, terus bunda juga harus belajar statistik dulu biar bunda bisa (si Bunda meuni keukeuh ketakutan ama statistik :D).”
Continue reading “Tambah Dewasa”

Persiapan yang Nano-nano

Liburan summer kali ini merupakan liburan yang paling ga well prepared buat aku. Malah dalam dua hari terakhir, waktu aku di Praha, hatiku terbelah dua, antara udah capek buanget jalan-jalan dan di kepala udah sibuk dan exited dengan email-email dari Berlin maupun dari Bordeaux yang ngasih pengumuman-pengumuman untuk persiapan awal sekolah.

Aku akan mulai course tanggal 13 September 2010, tapi aku harus sudah sampai di Berlin tanggal 4 atau 5 September 2010. Sebelum course dimulai aku dan teman-teman akan mendapatkan pelajaran bahasa Jerman selama seminggu full dari pagi sampai sore. Kata Gisella, sekretaris programku, kursus bahasa ini yaa ga cukup sih buat fasih bicara bahasa Jerman, tapi lumayan lah untuk belanja atau keperluan sehari-hari. Dan yang kutahu bahasa Jerman dan Belanda itu rada mirip dalam beberapa hal, semoga bisa memudahkan aku.
Continue reading “Persiapan yang Nano-nano”