Sesorean tadi aku coba keliling-keliling centralnya Bordeaux, dan aku baru sadar ternyata bener apa yang dibilang di website-website tentang Bordeaux, bahwa Bordeaux bikin cewe-cewe ga kuat nahan diri buat ga shopping! Aku yang tadinya keluar Cuma buat belanja makanan, ambil duit dan beli heater kecil, setelah tengok sana sini ternyata asli ga tahaan huhuhu, laper mata abis ngeliat barang-barang sale dari harga 40 euro jadi 10 euro atau dari harga 25 jadi 7 euro. Mana merek-merek bagus khas Paris pula, siapa yang ga tergoda coba, huh dasar wanita! Hehe.
Continue reading “Hwaa…Laper Mata!”
Nge-bar di Bordeaux
Nina rada terkaget-kaget waktu aku bilang aku mau gabung dia, Lisa dan Deby untuk nge-bar. Waktu di Berlin aku ga pernah ikut nge-bar karena waktu itu temannya banyak jadi aku bisa pilih-pilih. Aku lebih milih gabung sama teman-teman Asia atau yang ga suka nge-bar. Tapi disini aku ga punya pilihan lain, kami Erasmus student Cuma berlima, 3 perempuan dan 2 laki-laki. Sebetulnya dua laki-laki dari Afrika ini juga ga suka nge-bar jadi kalau aku mau kaya mereka ya oke aja sih. Tapi Nina dan Lisa baik-baik banget, aku pengen mengenal mereka lebih dekat dan pengen tau juga apa yang dilakukan orang-orang di bar di Bordeaux ini. Intinya aku pengen lebih gaul sama mereka dan biar semakin melancarkan bahasa Inggrisku juga, karena nge bar = ngobrol ngalor ngidul.
Continue reading “Nge-bar di Bordeaux”
21 Hours French Course
Meskipun baru tiba malam hari, besoknya aku harus segera mengikuti jadwal French course yang sudah diarrange hanya untukku dan Nina (sebut saja namanya begitu), teman sesama Erasmus scholarship asal Bosnia. Kami sudah saling mengenal selama di Berlin. Dia sangat cerdas dan mendapatkan predikat gold, siswa dengan performance terbaik di kelas sewaktu core course di Berlin. Aku belajar banyak darinya. Cara bicaranya yang lugas dan sangat lancar berbahasa Inggris seperti native, humor-humornya yang cerdas, cara dia menjelaskan sebuah topik dengan sangat jelas dan sistematis, aku harus bersyukur bisa bertemu dengan orang seperti dia. Meskipun sewaktu di Berlin kami tak terlalu dekat karena di awal pertemuan aku belum terbiasa dengan gayanya yang blak-blakan. Tapi private French course hanya berdua dengannya membuatku makin mengenalnya lebih dekat dan semakin membuka mataku bahwa banyak hal baik yang bisa aku serap dari dia. Mungkin karena itulah Tuhan mempertemukan aku dengannya.
Continue reading “21 Hours French Course”
My Room in Talence
Aku tiba di kota ini pukul 7 malam hari. Seperti sebelumnya, lagi-lagi kereta Thalys yang aku tumpangi dari Amsterdam-Paris delayed, kali ini 1 jam 10 menit. Alhasil aku tak berhasil mengikuti kereta berikutnya ke Bordeaux sesuai jadwal. Tapi karena sebelumnya sudah pengalaman, untuk mengantisipasi keterlambatan ini aku pergi dari Amsterdam jam 9 pagi, biarpun telat aku masih punya banyak pilihan untuk naik kereta berikutnya.
Continue reading “My Room in Talence”