Ibu, Agen Perubahan dalam Pola Makan

Sejak menonton Ade Rai yang bicara soal ‘Towards a strong and healthy Indonesia’ dalam Ted Indonesia disini, aku sangat termotivasi dan salut sama Ade Rai. Yang beliau omongin betul banget. Aku langsung teringat saat pulang ke Indo beberapa bulan lalu, aku sering ngurut dada, miris liat pola makan kebanyakan anak-anak di Indo yang banyak jajan ga sehat, kurang sayur dan buah, plus pola makannya juga kadang ga jelas. No wonder kalau sering jajan ga sehat, wong iklan di TV soal cemilan dan makanan ga sehat ini bertaburan di saat prime time jeh. Dan ini sama sekali ga ada hubungannya sama sosial ekonomi. Karena aku sempat geleng-geleng kepala mendengar cerita anaknya pembantu yang dulu suka bersih-bersih di rumah, katanya cari uang susah, sampe harus jadi pembantu, tinggal di rumah sempit dan jelek, tapi untuk jajan anaknya bisa habis 5000 perak sehari. What? Opo tumon?
Continue reading “Ibu, Agen Perubahan dalam Pola Makan”

Presentasi Anak-anak

Presentasi? Bikin lemes dan grogi? So pasti kan. Tapi sepertinya hal itu ga terlalu berlaku untuk anak-anak yang sekolah di Belanda sini. Aku, yang sudah setua ini, baru pas sekolah master dapat pelajaran tentang bagaimana melakukan presentasi yang baik, huf kesiannya diriku. Aku gak tahu bagaimana kondisi sistem belajar mengajar di Indonesia saat ini, tapi yang jelas jaman aku kecil dulu, gak pernah ada pelajaran tentang presentasi bahkan sampe SMA. Waktu kuliah pun, hanya teman-teman yang vocal aja yang sering presentasi, itu pun ga pernah ada pelajaran khusus bagaimana cara presentasi yang baik. Karena itu ketika anak-anakku yang baru kelas 4 SD sudah belajar bagaimana cara presentasi di sekolah, aku terkagum-kagum. Apalagi ketika mereka mencoba latihan presentasi di rumah, wow aku makin melongo, koq anak sekarang pada jago jago ya presentasinya.
Continue reading “Presentasi Anak-anak”

“Setiap Orang Punya Prive!”

Tadi sore, Aik tiba-tiba bilang,“Bunda, Aik pengen nulis kaya mba Lala.“ Wah bunda tentu aja surpriiiise! Selama ini, kami terinspirasi dari kisah Stephen King penulis novel best seller, yang waktu kecil dia selalu dimotivasi oleh orang tuanya untuk menulis dengan tulisannya dibeli dan dibayar sama orangtuanya. Nah terinspirasi dari situ, sejak lama, Mba lala dan Aik dimotivasi juga sama ayah bunda, kalo bisa berkarya, nulis atau bikin komik, selembar dikasih 2 euro. Terus kalo sampe bisa bikin buku, dikasih dua kali lipat jumlah total. Ayah juga bilang bakal bela-belain nyari publisher Belanda dan atau Indonesia kalo tulisan mba lala selesai, dan mba lala bakal dapat uang royalti lebih banyak lagi, asik kann! Plus bunda juga selalu ngingetin,“Banyak orang bisa nulis mbak, tapi ga banyak yang bisa konsisten menulis dan bisa selesai jadi buku. Nulis yang konsisten sampe selesai itu berat. Jadi kalo mba lala konsisten dan bisa berhasil nulis sampe selesai, itu hebat banget!“
Continue reading ““Setiap Orang Punya Prive!””

Tumbuh Berkembang

Anak-anak berkembang. Tentu saja banyak perubahan terjadi ketika aku kembali pulang ke rumah. Si bungsuku sudah seperti pekerja kantoran yang super sibuk dengan jam terjadwal. Menyiapkan sendiri sarapan dan bekal sekolah, lalu berangkat sekolah. Sore harinya tiba-tiba dia sudah muncul sendiri pulang dari sekolah, lalu segera krang kring krang kring rumah bersahutan. Kicauan ramai anak-anak pun terdengar. Kadang mereka nyanyi karaoke bersahut-sahutan, gedebak gedebuk gelutan, kadang jerit-jerit saking kesal, malah suara anak menangis pun kadang terdengar. Begitulah suasana rumahku selalu, di sore hari, karena anak-anakku semakin banyak teman, dan rumah kami menjadi base camp yang selalu penuh kunjungan.
Continue reading “Tumbuh Berkembang”