Aku sampai di hotel sungguh terlambat, karena kereta delayed, jadinya aku baru tiba pukul satu, tengah malam. Untungnya hotel Etap tempat aku menginap buka 24 jam dan seorang pria setengah tua menyambutku dengan ramah.”Bonjour Madam” senyumnya mengembang. Untungnya lagi bahasa Inggris bapak ini lumayan dan dia dengan helpful membantuku mengangkat dua koperku yang beratnya minta ampun itu. Teman sekamarku sudah tidur. Rupanya aku tidak sekamar dengan teman sesama asal Indonesia seperti yang dikatakan oleh si bapak staff hotel, tapi aku sekamar dengan seorang perempuan dari Thailand, sebut saja namanya S, yang selanjutnya menjadi kawan baikku selama orientation week. Yang membuatku surprise ternyata S adalah sesama teman yang akan mengikuti core course di Berlin, dan dia pun rupanya satu dormitory dengan aku di Berlin nantinya, wah awal yang baik! Tapi bukan hanya dia yang baik, N temanku asal Indonesia dan juga teman-temanku yang lain semua baik-baik sekali. Aku sungguh bersyukur karena dipertemukan dengan orang-orang baik.
Orientation Week hari Pertama
Acara seharusnya dimulai jam 11 pagi, tapi rupanya baru kami bertiga yang datang dan Ms Debby sang sekretaris program. Dalam bayanganku selama berkorespondensi dengan Ms Debby, ia adalah seorang perempuan tua, setengah gemuk dan berkacamata. Tak kusangka ternyata Ms Debby masih muda dan cantik. S bilang dia seperti seorang model. Ms Debby aslinya dari Italia, rambutnya coklat menjuntai sebahu dengan mata yang juga coklat, kulit putih, hidung mancung, dagu lancip, badan langsing, wah pokoknya pasti semua laki-laki yang melihatnya akan setuju bahwa dia memang menawan. Ms Debby inilah yang banyak sekali membantu kami, student troped Erasmus Mundus.
Tak lama, para student, tamu-tamu perwakilan sekretaris program setiap negara yang masuk dalam organisasi Erasmus, dan calon guru-guru ku yang akan mengajar di Universitas Bordeaux pun berdatangan. Kami saling berkenalan dan mengobrol sejenak sambil menunggu acara di mulai. Kami juga belajar beberapa bahasa Prancis dan saling guyon, “Betapa seksinya bahasa Prancis itu dan sepertinya kita makin seksi ya kalau bisa berbahasa Prancis, hehe”. Sungguh senang bertemu dengan orang-orang dari berbagai negara seperti ini. Salah satu keuntungan dari mengikuti program troped Erasmus Mundus memang adalah kami akan berbaur dengan orang-orang dari berbagai negara, multicultural.
Tak lama, tuan Pascal selaku ketua program beasiswa troped Erasmus mundus pun memberi sambutan, menceritakan apa itu Master of International Health (MIH), apa itu troped Erasmus Mundus dan kami pun kemudian diminta untuk saling berkenalan, termasuk para student. Dari UCL London hadir Ms Lauren, dari Universitas Kopenhagen Denmark ada Ms Sherly, dari Universitas Bergen Norway ada Ms Boni dan Linda serta profesor Odd, seorang dokter ahli penyakit dalam dengan supspesialisasi paru-paru, yang belakangan ku tahu baiknya minta ampun. Ada Ms Amanguli dari Berlin, dan dokter Laura dari Mexico yang datang besok harinya.
Lalu studentnya sendiri, ada K dari Bostwana Afrika, Kby dari Burkina Faso, Afrika yang nama negaranya sangat ga familiar buatku, ada M dari Ethiopia, Cl dari Ruwanda dan C dari Uganda. Selain itu ada juga T dari Columbia, El yang attractive seperti boneka bule dari London dengan mata biru dan rambut blondenya, M dari Spain yang bisa berbahasa Prancis karena sudah 3 tahun tinggal di Bordeaux dan Kar, seorang perempuan Prancis cantik yang sangat ramah, tulus dan baik hati.
Presentasi hari itu, intinya memang perkenalan, memberikan gambaran umum soal troped, soal MIH dan juga penyelesaian administrasi seperti Bank account dan asuransi. Orang bank namanya Bruno dan Thibou, bahasa Inggrisnya ampuun deh, aku Cuma bisa nangkep sedikit karena bunyi sengaunya banyak banget. Dari penjelasan seputar Bank Prancis pokoknya mereka sudah membuatkan kami account, tinggal diaktifkan. Sementara soal asuransi, katanya mereka akan meng-cover kesehatan kami selama setahun termasuk jika ada masalah dengan gigi asal jumlahnya tidak lebih dari batas maksimal yang sudah mereka tentukan.
Karena sedang traveling, jadi musafir, aku memutuskan untuk tidak berpuasa. Dan makan siang kami hari itu sungguh parah, Cuma beberapa croissan isi coklat, dan isi vla lalu roti keras. Minumannya mereka memberikan air putih, orange jus dan wine tentu saja karena yang Bordeaux adalah kota yang paling terkenal dengan wine nya.
Setelah acara selesai sekira pukul setengah lima sore, aku bersama S dan N memutuskan untuk jalan-jalan di centrumnya Bordeaux di pedestrian St. Cathrine yang panjangnya 1,2 km dan katanya merupakan pedestrian street terpanjang di Eropa. Kami memutuskan jalan-jalan dulu dan cari makan yang ada nasinya di Asian food sebelum kemudian bertemu dengan teman-teman lain jam 21.30. Kar yang sangat baik hati mau menjadi tour guide akan mengajak kami untuk melihat kota Bordeaux di malam hari. Dan syukurnya, kami berhasil menemukan Thai express food yang harganya murah dan rasanya pun lumayan. Ternyata di Bordeaux cukup banyak chinese food, dan toko kebab halal, bahkan aku sempat melihat Chicken in halal di dekat clinic edontologi Universitas Bordeaux.
Old town Bordeaux
Saat berjalan menyusuri pedestrian street St Cathrine, aku banyak menemukan pengemis dan anjingnya yang duduk di pinggir jalan. Entah mengapa mereka selalu membawa anjing, mungkin maksudnya minta uang untuk memberi makan anjing gitu? Entah lah. Meskipun pengemis biasa juga ada, dan lagi-lagi, kerudungan. Sigh.
Seperti khas pedestrian street di Eropa, toko-toko baju, sepatu dan toko-toko bermerk berjejeran di pinggir jalannya. Ada HnM, Zara dan yang khas toko Paris juga ada. Pedestrian street dari arah St Cathrine berakhir di sebuah square dengan bangunan seperti gerbang Arch de Triomph lalu tugu tinggi di tengahnya. Lucunya, di depan tugu itu ada gambar kura-kura besar yang sedang menggigit anggur. Di puncak tugu juga ada bantu anggur menempel. Menurut Kar, symbol kota Bordeaux memang anggur sebagai bahan pembuat wine.
Selain itu rupanya sedang ada ‘cow exhibition’ di Bordeaux yang hanya berlangsung selama beberapa bulan. Jadi, dimana-mana tersebar patung sapi yang dihias unik warna-warni. Malah aku juga menemukan sapi warna biru berhiaskan tulisan ‘Malang Surabaya’.
Di salah satu sudut square dekat cafe, ternyata ada Universitas Bordeaux2 juga. Kalau SUIO tempat kami meeting bangunannya bangunan modern, Universitas di pusat kota ini bangunannya merupakan bangunan tua. Ada tulisan ‘Fakultas kedokteran dan Farmasi’ di bagian atas gedungnya. Kami tentu saja tak ketinggalan foto-foto disana.
Jam 9.30 molor menjadi 10.30 malam karena kami menunggu teman-teman lain yang janjian ketemu di halte ‘Hotel de Ville’. Setelah teman-teman datang kami pun berjalan lagi menyusuri kota Bordeaux di malam hari. Tujuan kami kali ini adalah untuk melihat jembatan yang tampak indah di malam hari dan keunikan Mirror water (Mirror de’Eau) di depan bangunan megah ‘Palais de Bourse’. Aku kira waktu Kar menyebut-nyebut soal mirror bakal ada cermin betullan, tak tahunya, ada genangan air setumit yang luas sekali di depan palais yang kalau dilihat dari seberang akan memantulkan bayangan Palais indah sekali. Brilian sekali ide si pembuat Mirror ini. Selain memberikan pemandangan indah, mirror water ini juga bisa dipakai main air oleh anak-anak di siang hari. Sayangnya tempat ini di siang hari tak secantik di malam hari karena agak jarang pohon. Yang tampak adalah jembatan dan sungai Gironde, karena Bordeaux ternyata memiliki pantai dan letaknya tak jauh dari laut.
Setelah lelah dan puas berfoto-foto dan melihat pemandangan di daerah itu, menjelang tengah malam kami pun pulang, untung masih kebagian tram, kalau tidak kami harus terpaksa pulang jalan kaki, karena ternyata tram yang kami naiki adalah tram terakhir malam itu. Phfuih..!
Rabu, 1 September 2010