Quantum Writing Bab I

Buku ini milik penerbit Kaifa, dengan dieditori Hernowo. Dari Bab I buku tersebut, aku semakin yakin dengan manfaat menulis. Fatima Mernissi seorang penulis tersohor wanita yakin bahwa setiap satu goresan tulisan dapat menghilangkan satu keriput di kantong mata. Menulis dapat mengencangkan kulit dan menyehatkan, itu yang diyakininya. Ternyata seorang psikolog peneliti, Dr Pennebaker, mendukung keyakinan Mernissi dengan membuktikan bahwa menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. Dari sample mahasiswa yang dia teliti didapatkan kunjungan ke klinik kesehatan menurun dengan cukup signifikan setelah mereka menulis. Pemeriksaan darah yang dilakukan setelah mereka menulis pun menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Wow, ternyata kegiatan menulis itu,manfaatnya luarr biasa!Dari hasil penelitiannya, Pennebaker menyimpulkan bahwa menulis dapat menjernihkan pikiran, menghilangkan trauma, mendapatkan dan menggali informasi-informasi baru, membantu menyelesaikan masalah dan membantu seseorang menulis ketika terpaksa harus menulis.

Bagaimana agar semua manfaat menulis itu terasa? Menurut penulisnya, Menulis lah setiap hari, itu kuncinya. Apa yang penting untuk ditulis? Apakah melulu harus menulis tentang hal-hal traumatik? Oh ternyata tak perlu, yang penting adalah menuliskan fakta yang ada di depan mata dan juga menuliskan perasaan yang muncul terhadap fakta tersebut. Tulislah apapun yang ingin ditulis, mengalir, sebebas mungkin! Jangan lupa, perasaan yang timbul, itu yang tak boleh luput untuk dituliskan.

Perubahan paradigma dari, menulis merupakan hal sulit menjadi menulis itu gampang, tak kan terjadi bila tak merasakan sendiri manfaatnya. Semangat untuk belajar menulis dan terus menulis tak akan muncul bila tak yakin dan tak merasakan manfaat dari menulis. Betulkah demikian yang kurasakan?

Masalah kesehatan dan kulit kencang, aku belum tahu, karena aku tak pernah mengukur nya. Tapi yang jelas, wanita mana sih yang tak ingin awet muda, kulit tetap kencang hehe. Seingatku selama tinggal di sini, aku sakit parah satu kali dan beberapa kali terkena Faringitis Akut , hingga suaraku hilang. Jadi untuk yang satu ini aku baru bisa berkata, mudah-mudahan…

Menjernihkan pikiran dan mengatasi trauma, ya betul sekali. Beberapa kali aku mengalami masalah, termasuk hal yang paling menyakitkan. Menuliskan semuanya membuat aku merasa lega, dan pikiran kacauku mulai hilang. Walaupun tetap saja tak mudah, bayangan-bayangan traumatik itu tetap sering muncul. Tapi yang pasti, bila aku gundah karena mempunyai masalah dengan seseorang, dengan menulis surat atau mengirim email kepada orang tersebut, hatiku langsung lega, ploong rasanya.

Mendapatkan dan mengingat informasi baru. Wah kalau yang ini sudah terbukti, terutama kalau aku menulis artikel. Mau tak mau aku harus mengumpulkan sumber bacaan, mencernanya dalam pikiranku, mengingatnya baru kemudian aku bisa menuliskannya. Setelah ditulis, tentu saja aku akan lebih ingat, karena aku sudah menatanya dalam pikiranku dan menuliskannya dengan gamblang.

Menulis membantu menyelesaikan masalah. Manfaat ini juga aku rasakan, terutama ketika pikiranku sedang kusut. Rasanya banyaaak sekali pekerjaan rumah yang belum aku selesaikan. Akibatnya aku merasa gundah dan gelisah. Tetapi setelah menuliskannya, terurailah benang kusut itu.

Hmm… semua manfaat itu sudah aku rasakan. Apalagi kalau terbukti aku semakin sehat dan kulitku semakin kencang, wah… mau bangeet dong… Mulai saat ini, aku yakinkan diriku bahwa aku suka menulis. Aku akan menulis dan terus menulis sampai kapanpun aku bisa menulis.

7 Replies to “Quantum Writing Bab I”

  1. situs ini bagus. bagus ditambah tulisan dari pemilik wab ini..
    salam sukses luar biasaaa!

    yankur

  2. Mbak Agnes, tulisan di atas saya “fwd” ke milis FLP-Amerika boleh nggak?
    Makasiihh Bunda ;D…

  3. Boleh bgt mbak Mamiek :-), tp ini cuma bab I lho. Sebetulnya udah kelar bacanya tp nulis resensinya koq malah ga sempet aja, masih banyak yg laen yg pgn ditulis soalnya. Duh, 24 jam sehari kayak nggak cukup aja ya, nggak tau deh waktu dipake apa aja :-)

  4. Wah iya Bunda…penginnya sih sehari 40 jam…hehehe…(padahal orang lain dikasih 24 jam bisa dapat hadiah nobel…kok saya rasanya ngak menghasilkan apa-apa).

Comments are closed.