Antara Groningen-Amsterdam

Tak terasa, sudah dua bulan lebih aku tinggal di Diemen-Amsterdam. Wah, waktu seperti berlari, karena sejak datang aku dan suamiku sibuk beres-beres rumah yang kosong melompong. Suamiku mencicil pasang laminat, pasang wall paper, angkat-angkat barang dan kerjaan berat lainnya, aku bagian bersih-bersih. Tapi hingga sekarang belum juga kelar finishingnya, meski sudah nyaman buat dihuni. Lalu aku juga mulai sibuk beraktifitas, jadi betul-betul waktu berlalu begitu aja ga kerasa. Tapi aku menikmati sekali fase baru dalam hidupku ini, repotnya pindahan, repotnya cari rumah, hunting isi rumah sesuai budget yang terbatas, repotnya beberes rumah, cari sekolah anak-anak, lalu adaptasi. Tapi alhamdulillah semuanya lancar dan mengasyikkan deh.
Continue reading “Antara Groningen-Amsterdam”

Nikmat mana lagi yang Kudustakan

Semalam, ada yang sesak dalam dadaku, ketika kupeluk semua cintaku. Aku begitu terharu. Nikmat mana lagi yang kudustakan? Sepulang dari sekolah malam hari, (karena aku dan suamiku harus bertemu dengan gurunya anak-anak), mereka tetap menagih acara ‘pesta’ untukku. What a surprise! Belum pernah ada pesta ulang tahun untukku selama ini. Mungkin karena dulu anak-anak masih kecil. Tapi sekarang mereka beranjak besar. Dari beberapa hari lalu, aku memang mendengar mereka kasak-kusuk dengan ayahnya, untuk merencanakan acara spesial buatku. Hmm…aku tak menyangka, ternyata mereka serius!.
Continue reading “Nikmat mana lagi yang Kudustakan”

Usia Baru Fase Baru

Kemarin hari ulang tahunku.
Sudah tua rasanya aku.
Begitu cepat hari berlalu,
tiba-tiba saja, anak-anakku sudah bisa merencanakan acara seru.
Aku begitu terharu.
Duh Tuhanku, betapa kufurnya aku kalau tak mensyukuri semua nikmatMu.

Salah satu tahun tersulit dalam hidupku adalah tahun lalu.
Lahir dan batinku rasanya diadu-adu.
Air mataku sering meluncur tak menentu.
Tapi janji Allah tak pernah palsu,
sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, aku sangat yakin itu.
Dan setelah semua berlalu,
ada keindahan, kenikmatan, yang tak terbilang,
bersemayam dalam relung hatiku.
Kadang aku kerap merindukan rasa itu.
Rasa yang munculnya, aneh, selalu ketika hari-hariku sedang kelabu.
Ya, sebetulnya tidak aneh,
bukankah Tuhan beserta orang-orang yang remuk hatinya, kata temanku.
Ya, aku sangat setuju.
Karena pengalamanku juga berbicara begitu.

Kini, tiga bulan berlalu, setelah lewat tahun baru.
Usai semua kejadian itu, aku benar-benar mengalami fase baru.
Kota tempat tinggalku, rumahku, kegiatanku, semua baru.
Dan aku sangat menikmati itu.
Terimakasih Tuhan, janjiMu memang tak pernah palsu
Semoga fase baru ini semakin membuatku bermutu dimataMu

Maafkan

I’m back! Ya, setelah melewati masa-masa sulit dan masa repot pindahan, tiba-tiba saja hari ini aku merasa kangeen sekali sama blog ini. Aku kangen menulis hari-hariku lagi. Banyak cerita lewat tak tercatat. Meski aku mencatatnya dalam diary pribadiku, tapi kadang aku menulisnya asal-asalan, tak indah dan tak lengkap.

Mohon maaf untuk komentar-komentar dan pertanyaan yang selama ini tak terjawab Rasanya setelah menumpuk sekian banyak aku tak mungkin menjawabnya satu persatu. Dan mungkin setelah ini, aku pun tak bisa menjawab semua pertanyaan dan komentar yang akan muncul (duh kege-erannya daku, emang sapa yang mau nanya hehe..yaa just incase gituh :-)) sejak sekarang aku minta maaf duluan. Karena, banyak hal yang harus aku kerjakan, kadang blog ini aku jadikan pelarian, namun biasanya aku hanya sempat menulis tapi tak rajin menjawab. Jadi, sekali lagi mohon dimaafkan yaa