Melati, Karenamu Aku tak ‘Mati’

“Melati…melati…harum dan mewangi…” Ini bunyi syair dangdut yang dulu pernah beken di Indonesia itu lho. Tapi, saya lupa siapa penyanyinya, karena saya bukan penggemar lagu dangdut hehe. Lalu apa hubungannya lagu dangdut itu dengan hidup di Groningen?

Hampir semua orang Indonesia yang tinggal di Groningen, pasti kenal dengan toko yang satu ini ‘Toko Melati’. Ya, toko ini betul-betul berjasa buat saya. Kalau toko ini tak ada, ‘mati’lah saya. Karena lidah saya betul-betul tidak cocok dengan masakan Eropa. Ck…ck…ck… sebegitu hebatnya kah keberadaan toko Melati di Groningen?

Continue reading “Melati, Karenamu Aku tak ‘Mati’”

SURPRISE! Aik Minta Menulis Diary!

Diary bukan sekedar tempat curhat. Kalau dibiasakan sejak kecil, menulis diary ternyata bisa meningkatkan kecerdasan intrapersonal. Begitu kata buku ‘Menjadi 7 Kali Lebih Cerdas’ yang aku baca. Lantaran cukup terkesima dengan dampak menulis diary itulah aku dan suamiku sepakat untuk mulai membiasakannya pada anak-anak kami.

Awal Maret lalu, aku belikan mereka buku tulis tebal berwarna pink dan biru. Hari-hari pertama, aku selalu rajin meminta mereka untuk menulis diary. Tentu saja aku atau suamiku yang menuliskannya. Tapi kalau kami kelelahan, acara menulis diary jadi sering terlewat. Kadang-kadang, Malik dan Lala pun hanya menulis satu baris kalimat saja dalam diarynya jika mereka sedang malas atau capek.

Wah…wah… kalau semangatnya hanya di awal saja, bisa berabe nih. Untuk mengantisipasinya, ayah membuat kertas reward yang ditempelkan di dinding. Setiap anak yang mau sholat, berdoa dan menulis buku harian akan mendapatkan 1 bintang. Eh… ndilalah anak-anak antusias, kellihatannya mereka jadi bersemangat menulis diary, ikut sholat dan berdoa. Kecuali…siapa lagi kalau bukan Malik. Dia sih ‘suka-suka gw deh bun, kalo lagi pengen sholat ya sholat. Kalo enggak ya enggak. Bodo amat ama bintang’ hehe begitu barangkali pendapat Aik. Tapi ternyata… SURPRISE! Di pagi buta jam 4.00 menjelang subuh, tiba-tiba dia berkata “Hari ini Aik belum nulis diary bun…”

Aik terbangun karena ingin pipis, juga ingin minum susu. Hidungnya yang tersumbat juga membuatnya gelisah dan terbangun barangkali. Aik memang batuk dan pilek sejak kemarin. Badannya pun sedikit hangat sore tadi. Setelah pipis dan minum susu selesai, sepertinya Aik tak bisa tidur lagi. Lha koq ternyata Aik malah ingin menulis diary. “Hari ini Aik ke museum” kata Aik melanjutkan ucapannya. “Oh, Aik mau tulis diary sekarang? bunda ambilin bukunya ya” aku bertanya sambil mata masih mengantuk. “Iya bun, Aik tunggu sini” jawab Aik yakin. Dan… mengalirlah cerita Aik dari mulut mungilnya di pagi buta. Hmm Aik bisa tulis panjang lho. Biasanya kan hanya sebaris-dua baris. Memang sih sedikit dipancing-pancing sama bunda. Tapi, hebat deh dia bisa cerita panjang begitu. Simak diary Aik yuk…

Hari ini Aik ke museum. Terus Aik mau naik Lift. Terus Aik liat di komputer ada Aik yang lagi ke museum sama ayah, bunda sama mbak Lala. (Tiba-tiba Aik memotong ceritanya ‘Itu belum pake M bun’ –maksudnya Aik mau namanya ditulis Malik bukan Aik hehe) Malik senang ke museum. Nanti kalo udah pagi Malik mau ke museum lagi, soalnya Malik mau ke museum 3 (3 kali maksud Aik)

Itu bukan museum permainan. Itu isinya museum aja. Isinya baju tapi ditutup pake kaca. Tapi Malik liat di komputer ada Malik nulis (di museum juga ada komputer dan Aik sempat asyik mengotak-ngatiknya) Tadi pensilnya dipinjem sama tante, buat gambar. “Tante siapa bun?” Dipinjemi sama tante Sharon. Malik gambar MALIK (nulis nama MALIK maksudnya)

Malik udah ke Lift, ayah telat, terus ada bumi. Kalo lampunya dimatiin banyak Aik takut gelap (Bunda tanya ‘Apa yang membuat Aik merasa nggak senang di museum?”) Ismail Fahmi itu ayah. (he he Aik masih jaka sembung)

Habis dari museum Malik makan dulu di restaurant. Malik mau ke restaurant 3, karena Malik 3 tahun. Malik makan terus ngantuk, ngrok…gitu di kursi bunda (Aik ngomong gini sambil mencontohkannya –berbaring di tempat tidur) Terus Malik marah karena nggak ada makanan. Waktu makanannya udah dateng Malik happy. Tapi Malik nggak mau, Malik bilang “Ilek!” (Kata ini sering dipakai oleh Aik dan Lala yang artinya jijay –makanannya salad tuna, Aik nggak suka hehe) Terus Malik ngantuk.

Habis makan Malik main serodotan. Serodotannya jauh. Serodotannya di atas salju, pake plastik. Kemarin Malik pegang terus lepas tangannya. Tapi Malik nggak nangis. Malik jatoh tapi Malik nggak nangis.

Mbak Lala marah karena dia takut, takut jatoh. (bunda tanya tentang mbak Lala sama Aik) Kalo dihibur ayah, terus serodotan. Tadi Malik bilang “bunda, bunda liat itu lucu, kita foto yuk” Mbak Lala ditarik sama ayah –yang lucu ditarik sama ayah.

Malik dipinjemin kereta luncur terbuat dari kayu. Tapi ada giniannya. Buat pegangan kuat. Malik nggak jatoh.

Habis serodotan Malik pulang. Malik udah gelap, terus Malik tidur. Malik sakit, sakit batuk pilek, nggak enak. Kalo Malik sakit terus, Malik nggak mau. Kalo sakit Malik tidur. Supaya sembuh diobatin. Berdoa. “Ya Allah biarkan Aik sembuh sama mbak Lala” Udah gitu aja bun…

He he he…Aik…Aik… lutju deh kamu…

Angina Pectoris

Pertanyaan :
Mbak angina pectoris itu apa ? tolong di jelasin dan gimana menanggulanginya?

Dari Mbak E di DenHaag

Assalamua’laikum…

Dear mbak E dan mbak-mbak yang curious, ini sedikit penjelasan tentang Angina pectoris.

Angina pectoris itu istilah kedokteran buat nyeri dada yang berhubungan dengan serangan jantung (heart attack). Angina ini merupakan pertanda buat penderita
yang mengalaminya. Pertanda bahwa resiko kena serangan jantung bagi dia sudah meningkat.

Angina pectoris umumnya terjadi kalau otot-otot jantung kekurangan oksigen (kekurangan suplai darah), lantaran ada penyumbatan di pembuluh darah arteri jantung. Istilah kedokterannya ischemic myocard.

Umumnya kasus ini lebih banyak terjadi pada usia tua. Akibat kolesterol tinggi, tensi tinggi, dll, mulai lah terjadi sumbatan-sumbatan di pembuluh darah jantung. Jadi
kasus yang di bilang mbak Diah (anak-anak), menurut saya barangkali karena anaknya sudah punya kelainan jantung bawaan sebelumnya.

Pengobatannya, kalo kira2 keluhan nyeri dada ini sering, menjalar ke lengan kiri, lalu sebelumnya ada riwayat tensi tinggi,kolesterol tinggi atau kencing
manis. Nah lebih baik dibawa ke dokter deh. Kalau untuk mencegahnya, tentu saja… kurangi makanan berkolesterol tinggi, banyak-banyak serat, buah, dan olahraga.

Btw, aku pernah baca, menurut penilitian, orang padang itu kemungkinan untuk punya kolesterol tinggi dan darah tinggi sangat besar dibandingkan dgn daerah lain di Indonesia. Penyebabnya he he, pasti nih yang orang padang dalam hati udah manggut2 :-). Makanan padang itu hmm lekker hoor deh, tapi… penuh santan, lemak, jeroan, dan…wah apalagi ya. Jadi inget sate padang nya mbak Yulia :-). Hmm nyami nyami… Eh…maap bukan nakut2in lho hehe. Buat penggemar masakan padang, tips dari aku sih, boleh makan sebanyak2nya, tp habis itu puasa nya atau makan sayur buahnya harus digenjot juga kali yaa. Lebih bagus lagi kalo sekali2 detox, makan buah aja 3 hari misal. Mudah2an si kolesterol pada luntur tuh :-)

Begitu aja sharing dari aku, semoga bermanfaat. Oya maaf kalo ada yang kurang berkenan, terutama buat mbak2 yg dari Padang hehe.

Wassalam hangat,

Agnes

Supermarket dan Open-Air Market

Jangan sepelekan uang koin 50 eurocent. Ternyata si kecil mungil ini berjasa lho. Apalagi jika hendak berbelanja ke supermarket dalam jumlah besar. Kalau uang coin ini tak ada di kantong, salah-salah niat untuk berbelanja dalam jumlah banyak malah batal. Memangnya si koin punya kehebatan apa sih? Rupanya, di Belanda uang koin itu dipergunakan untuk membuka kunci rantai saat kita hendak mengambil kereta dorong belanja di supermarket. Tanpa koin tersebut, kunci rantai jelas tak akan terbuka. Tapi… tenang saja. Tak semua supermarket di Belanda seperti itu koq, hanya beberapa saja, supermarket Aldi salah satunya.

Selain itu, sebelum berbelanja kita sebaiknya membawa plastik besar atau tas khusus untuk belanja sendiri. Karena, beberapa supermarket tak menyediakan plastik khusus bagi pelanggannya. Kalaupun ada kita harus membelinya seharga 50 eurocent sampai 1 euro, tergantung ukuran plastik. Hanya plastik-plastik kecil yang biasanya disediakan secara gratis. Dan, jangan pernah berharap pelayan toko akan membantu memasukkan barang-barang yang kita beli. Semua barang tersebut harus kita masukkan sendiri ke kantong plastik. Hmm… repot juga ya. Tapi begitulah kebiasaan hidup di negeri ini.

Continue reading “Supermarket dan Open-Air Market”