Semangkuk Indomie pada Pukul Satu Pagi

Duduklah saja Sayang, katamu dini hari tadi
Kubuatkan hadiah spesial di hari jadimu ini
Bukankah tadi perut hanya kita isi dengan roti
Dan kau pun beraksi persis seperti koki
Cemplung sana cemplung sini
Potong sana potong sini
Dan tarraaa! Hadiah untukku pun tersaji!

Semangkuk Indomie pada pukul satu pagi
Sungguh, ini kado yang paling membuatku geli!
Tapi bukan hanya geli, aku juga happy
Meja makan kita sesesak tumpukan jerami
Mangkuk-mangkuk kita tak kebagian posisi
Tapi kau tak pernah mengambil hati
Ah Cinta, kau ini selalu membuatku bertanya lagi
Terbuat dari apa sesungguhnya hatimu ini?
Continue reading “Semangkuk Indomie pada Pukul Satu Pagi”

Dimanakah Kebenaran?

Terinspirasi dari postingan tulisan-tulisan Adian Husaini Vs Jalaludin Rahmat yang lagi hot di beberapa milis. Masing-masing berkata dengan dalil Al Qur’an. Ketika semua pendapat berkata bahwa apa yang dikatakannya berdasarkan AlQuran, Si A bilang si B sesat, si B bilang si A harus diluruskan. Si A antipati pada si B dan juga sebaliknya. Si A bilang si B memlintir ayat, demikian juga sebaliknya. Lalu siapakah yang bisa dipercaya? Ini seperti cerita lama, cerita saat aku mahasiswa. Tak henti aku mencari, aku tetap limbung dan bingung. Mengapa dunia sekitarku isinya hanya perdebatan saja? Aku lelah! Dimana kedamaian itu? Dimana Islam yang rahmatanlil’alamin itu? Mana yang harus kupilih dan dimanakah kebenaran itu sesungguhnya?

Kini, satu hal yang kuyakini, bahasa-bahasa yang menebarkan kebencian, bahasa-bahasa yang menjadikan pikiran dan logika sebagai raja, tak bisa masuk ke hatiku. Aku tak lagi bingung dan limbung seperti dulu. Mengapa? Karena aku yakin, rajanya manusia adalah hati bukan pikiran atau logika. Dalam hati manusia lah ‘rumah’ Allah berada. Islam adalah kedamaian, rasa Allah itu damai, nikmat, sejuk, indah…bukan rasa siksa, bukan rasa benci dan rasa-rasa negatif lainnya.

Puisi ini hanya nasehat untuk diriku sendiri, hasil renunganku, dan sebagai pengingat, dari perjalanan spiritual yang aku alami. Karena setiap orang punya perjalanan diri masing-masing, sangat mungkin bila puisi ini tak akan berlaku buat orang lain. Pencarian kebenaran adalah pencarian yang tak berujung, hingga maut memisahkan. Dan aku pun ingin terus berjalan.Wallahualam bisawab.
Continue reading “Dimanakah Kebenaran?”

Ketika Aku Terhina

Aku hanyalah setitik air diantara luasnya samudra.
Aku, siapa aku ini, manusia yang entah telah berapa lama mendua
Menduakan cintaku padaNya
Hanya karena meminta puji, pujinya manusia.

Aku siapakah aku ini
Mengapa aku resah gelisah
Ketika dunia berkata
Hai kamu gila
Kenapa harus resah dan gundah
Bukahkah puji hanya milik Allah semata?
Continue reading “Ketika Aku Terhina”