Aik makin Dewasa

Seperti biasa Malik sama ayah kan hobby gulung-gulungan, sumo-sumoan, cium-ciuman, kitik-kitikan, jilat-jilatan pokoknya hal jijay dan keras-kerasan gitu deh. Pas ayah meluk Aik dan nyiumin sambil ngitik-ngitik Aik habis-habisan, berikut mba Lala juga ikut bantuin ayah, Aik terengah-engah kecapean ketawa dan kegelian tapi terus nyeletuk.”Ayah is phedophil!” teriaknya. Haa? Haha bunda ngakak dong pastinya. Waduh nih anak tambah banyak aja pengetahuannya.
“Phedopil tuh apa sih Ik?”
“Itu orang yang suka liat porno-pornoan dan juga frijen tapi sama anak-anak.”
“Hoo gitu ya Ik (sambil dalam hati bengong, ngeliat anak 10 tahun udah paham bener soal ginian, padahal bunda belum pernah cerita deh perasaan”
“Aik dikasih tahu siapa Ik?”
“Dikasih tahu temen Aik.”
Hmm..oke deh.
Continue reading “Aik makin Dewasa”

Pajama Party for Lala’s birthday

Perayaan ulang tahun Lala ke 12 beberapa hari lalu berlangsung sederhana tapi seru. Lala itu termasuk anak yang rajin menabung, uang jajan bulanan, uang ramadhan, dan uang hasil tulisan seringnya dia simpan. Kalau disuruh zakat 10 persen dan sisakan uangnya jangan dihabiskan semua juga mesti nurut. Apalagi sejak tahun lalu berhubung Lala sudah ga tertarik sama mainan, dia kepengeen banget punya i-phone 4, jadi semakin rajin lah uangnya ga dibeliin apa-apa. Ya anak sekarang maunya yang begitu begitu deh, emaknya aja padahal masih pake hp jadul yang sudah 6 tahun ga ganti.Tapi karena dia sudah berjuang pake uang tabungannya sendiri ya kami hargai dengan catatan, iphonenya harus dipake yang bermanfaat ga boleh yang aneh-aneh, dan kalo nerima gambar aneh-aneh juga harus langsung di delete. Tapi berhubung uang yang kekumpul hanya dapat separoh dari harga asli, akhirnya kami sepakat beli yang second aja di markplaatz, toko online yang sering jual bareng second. Lala pun oke dan sejak sebulan yang lalu berusaha mencari-cari iphone berharga miring disana.
Continue reading “Pajama Party for Lala’s birthday”

Lala di Middlebare School

Jam menunjuk angka delapan. Diluar masih gelap, ditambah hujan, angin, dingin, lengkaplah sudah suasana winter. Sebelum melangkah keluar pintu, Lala dengan jacket biru tebalnya, melengkapi asesorisnya dengan kupluk, sarung tangan syal, sepatu boot, plus ditambah tas sekolah besar yang isinya berat banget dipunggunya plus juga kadang masih ditambah tas olahraga bergambar helo kity warna merah miliknya.

Setelah cipika cipiki dan salam, tergopoh-gopoh Lala berjalan ke garasi belakang rumah mengambil sepedanya. Kehujanan, kedinginan, diterpa angin yang kadang bertiup sangat kencang, tapi untungnya setelah sekian tahun tinggal di Belanda, Lala sudah terbiasa. Tak ada keluh kesah atau pun rasa malas untuk pergi ke sekolah. Selalu setiap pagi ritual itulah yang dijalankannya, seburuk apapun cuacanya.
Continue reading “Lala di Middlebare School”