Finding the Way

Sunday, 9 January 2011
At the train, Amsterdam-Berlin

After having holiday for 3 weeks, I have to go back to Berlin, back to my student life. Honestly, 3 weeks were enough, I miss my student life already. It doesn’t mean that I don’t love my family. I do, of course. But after my children went back to school in the last week of my holiday, I got bored and captured by the same previous feeling, feeling when I didn’t study yet, feeling useless when I just stay at home and do nothing.
Continue reading “Finding the Way”

Malik Menjelang Sembilan Tahun

Waktu aku masih di Berlin beberapa bulan lalu, dan ada pembagian raport serta laporan dari gurunya Malik, aku sempat dibuat senang sekaligus sedih. Ternyata ga cuma si sulung, si bungsu juga setelah di tes ini itu, kapasitas otaknya ga jauh beda sama kakaknya. Jadi anak dua itu masuk kelompok gifted dan diberi tambahan di sekolah. Karena itu lah 2 tahun lalu aku bermasalah dengan Malik, rupanya ada yang jomplang juga antara kognitif dan emosi. Kadang-kadang kalau lagi kesel gimana nanganin anak ini, aku suka bilang ke suamiku,”Duuh padahal kita tuh jadi orangtua udah berusaha sabaar dan baeek banget sama anak-anak ya Yah, tapi koq mereka kaya gitu sih. Di omongin dikit aja langsung sensi setengah mati, ngambek deelel deelel. Coba anaknya si A atau B yang easy going. Bapaknya galaknya minta ampun dimarahin segala macem, anaknya tetep fine-fine aja.” Tapi seperti biasa deh suamiku selalu ngingetin bahwa memang kita betul-betul ga boleh banding-bandingin anak, setiap anak bener-bener lain, harus disyukuri semuanya.
Continue reading “Malik Menjelang Sembilan Tahun”

Lala Sebelas Tahun

Ga kerasa banget ya waktu berlalu, gadisku udah 11 tahun, desember lalu. Kalau Lala, makin tambah usia makin pinter, masalah sudah jauh berkurang, tinggal komunikasi aja paling. Lala cenderung jarang ngomong, sekalinya kasih komen atau ketawa kadang suka lebay dan Cuma tanya kenapa dan apa aja. Kakak-kakak yang kos bilang lala tuh ‘cool beauty’ karena emang irit bener ngomongnya he.
Continue reading “Lala Sebelas Tahun”

Menulis Bagiku

Membaca kesuksesan orang-orang dalam dunia penulisan kadang membuat hatiku terkitik-kitik. “Tuh lihat si A bukunya laris terus dipasaran. Tuh liat si B makin mencrang. Tuh liat si C jadi terkenal. Tuh liat si D, karya-karyanya dihamburi pujian dan menginspirasi banyak orang. Apa ga pengen kaya mereka ? Kamu sebetulnya kan juga bisa, asal mau lebih usaha.Tulisan dan buku-bukumu kan cuma gitu-gitu aja, mungkin juga ga laku dipasaran. Ayo dong lebih gencar, apa ga mau jadi orang terkenal ?”
Continue reading “Menulis Bagiku”