Resep Capcay

Capcay
Capcay

Resep capcay ini aku dapat dari milis NCC. Sebetulnya gampang, tapi karena waktu acara Groenscup kemarin aku harus bikin delapan kali wok besar, akhirnya aku dapat resep yang pas untuk setiap bikin 1 wok besar. Sengaja aku tulis disini, biar nggak lupa. Siapa tau bakal dapet orderan besar lagi hehehe. Satu wok besar bisa untuk 12 porsi @ 300 gr. Ini dia resepnya : Continue reading “Resep Capcay”

Masak Berasa Jaga

Membawa kotak makan naik kereta dari Den Haag ke Groningen!
Membawa kotak makan naik kereta dari Den Haag ke Groningen!

Masak sampe nggak tidur dua malem? Ck..ck…ck…kayak jaga malem di rumah sakit aja. Ngapain sampe dibela-belain begitu? Yaa iya lah dibela-belain,kalo enggak bisa ditimpukin ratusan orang hehe. Koq bisa? Iya. Jadi ceritanya tanggal 3-4 Juni lalu, aku diminta bantuin orderan cateringnya mbak Indah, tetanggaku yang jago masak itu. Aku, mbak Indah dan Senaz masing-masing harus masak buat sekitar 90 orang selama dua hari berturut-turut. Jadi total kami masak untuk 245 orang di acara Groenscup 2006 kemarin. Groenscup itu acara pertandingan olahraga antar kota di Belanda, tapi untuk semuah mahasiswa Indonesia. Continue reading “Masak Berasa Jaga”

Siomay dan Black forest

Beberapa hari lalu aku dapat pesenan black forest buat ulang tahun. Tapi sayangnya tulisannya berantakan hiks, untungnya yang beli nggak protes karena rasanya kan tetep enak :-)

Nah kalau siomay, itu foto waktu jualan di konningen dag. Tapi sekarang jadi resmi kalau jualan ya dibungkus seperti itu. Sambelnya dibungkus pake bungkus plastik obat yang aku bawa dari Indonesia, daripada nggak dipake gitu lo, lumayan :-)

Kecemasan Mama

Dimuat di : Ranesi

Ini cerpen pertamaku.Kedua sih sebetulnya, tapi cerpen yang pertama betul-betul nggak masuk hitungan,bikinnya asal banget dan nggak masuk kriteria cerpen lah pokoknya hehe. Jadi anggap saja ini cerpen pertama :-) Niatku membuat cerpen ini buruk, betul-betul karena ngiler sama bayarannya yang 100 euro, soalnya lagi nggak punya duit. Tunggu punya tunggu ini cerpen nggak dimuat juga sama Ranesi. Padahal katanya batas pemberitahuannya sebulan. Yah hopeless lah aku.Mutung. Aku jadi merasa nggak bisa nulis fiksi dan merasa niatku yang ternoda dengan uang itu lah penyebab cerpenku nggak dimuat. Akhirnya aku betul-betul melupakan cerpenku ini. Asli mutung, melirik pun tak mau lagi hehe. Sampai akhirnya barusan aku dapat kabar dari Mbak Desy, cerpenku dimuat!

Alhamdulillah…Makasih ya mbak Des atas pemberitahuannya :-). Tapi walaupun dimuat bukan berarti cerpen ini bermutu loh, kayaknya cuma karena Allah nggak mau liat aku mutung kali ya hihi ge-er. Jadi kalau ada yang mau kasih kritik dan saran, duh mau banget. Biar aku nggak kapok nulis fiksi lagi. Tapi sebetulnya, kalo dapat 100 euro lagi sih nggak akan kapok nulis fiksi lah ya, haha dasar! Cewek matre…cewek matre kelaut ajeh! Eh tapi 100 euro belum dipotong pajak 39 % loh, but masih lumayan laah buat ngisi dompet yang kosong hehe…

Ini dia si cerpen yang sempet bikin mutung :-) :

“Eh, kamu harus kasih selamat sama Ben!”kata seorang perempuan paruh baya mengagetkanku. Nyonya Elske Holander, perempuan tetangga sebelah rumahku tiba-tiba datang menghampiri. Aku baru saja mengambil barang belanjaan dan memarkir sepeda di halaman depan. Ia muncul bersama anak lelakinya yang berumur tanggung, mungkin sekitar 13 tahun.
Continue reading “Kecemasan Mama”