Aku heran, entah kenapa hari ini Aik selalu ingin menciumku. Hi hi ayah sampai iri jadinya. Barangkali dia ingin meniru ayahnya, atau mungkin teori komunikasi pengasuhan anak itu lumayan berpengaruh padanya. Hmm apapun lah, yang jelas anak belajar dari contoh kan…
“Bunda, Aik sayang sama bunda, Aik mau cium bunda, emmuah, emmuah ” kata Aik sambil mencium pipi ku kiri dan kanan.
Anehnya, itu dilakukannya berkali-kali. Aku hitung, hari ini dia memperlakukan aku seperti itu sampai 6 kali. Biasanya kan cuma bilang ‘Bunda, Aik sayang sama bunda’. Eh, lha koq sekarang pakai acara cium segala he he. Senang banget kan melihat Aik yang tambah romantis :-).
Tapi, kadang-kadang, ciuman itu cuma senjata lho. Tadi dia ingin aku menemaninya main komputer. Tapi aku sedang pipis dan meminta Aik untuk sabar. Eh dia malah protes…
“Aik nggak mau bunda pipis, tadi kan Aik udah cium bunda, bunda kesini!” gitu kata Aik sambil merengek galak. Ya… ciumannya nggak gratis ternyata hehe… Tapi yang lain gratis koq, cuma sekali tadi aja ya Ik…:-)
Kalau Lala, romantisnya beda. Lala senang sekali bikin surat cinta. Kemarin waktu aku sedang masak di dapur, tiba-tiba dia datang ketok pintu dapur. “Tok…tok…tok… dat is en brieftje for jou (ini ada surat untukmu)”
“Oh, dank u well Lala (makasih)”
“Buka bun…buka…”
“Oh…cantik sekali, surat buat bunda ya, coba sini bunda baca, isinya apa ya… ‘Lala sayang sekali sama bunda…’ …wah bagus sekali, Lala udah pinter nulis surat sekarang ya…makasih sayang…”
Oya, kadang Lala juga suka sekali pura-pura memberi hadiah buat ayah bunda dan Aik. Hadiahnya berisi mainan atau barang-barang punya Lala yang dibungkus kertas kado. Lucu deh :-).
“Bunda, dat is kadotje for jou…(bunda, ini ada kado untukmu)” gitu kata Lala…
Hmm seneng nggak sih, diromantisin sama anak. Cara mereka memang beda, tapi maknanya sama kan… Mudah-mudahan aku diromantisin teruuus sama mereka sampe tuek :-)…