Perpustakaan Impian

Di ruangan seluas sekira 15 x 20 meter itu, tiba-tiba saja melintas keinginan kuat dalam hatiku. Suatu hari nanti, aku ingin membuat yang seperti ini. Ruangan luas dengan karpet terhampar, penuh deretan buku dalam jejeran lemarinya. Ah, andai di rumahku nanti, ada ruangan seperti ini. Tak perlu seluas 300 meter persegi. Tapi hamparan karpet yang nyaman, dengan boneka-boneka lucu, bantal guling empuk warna-warni, meja dan kursi kecil-kecil berbentuk binatang, dengan tebaran buku seluas mata memandang. Ah, tentu anak-anak akan senang. Bukan cuma anak-anakku, tapi anak-anak di sekitar rumahku dan anak-anak di daerahku barangkali. Mana tahu ruangan itu bisa membuat mereka menjadi pencinta buku. Continue reading “Perpustakaan Impian”

Memahat Jejak Manis Ramadhan

“Sahur..Sahuur! Tok..Tok..Tok..Sahur..Sahur…!” Suara-suara itu kerap membangunkan lelapku dulu. Walaupun kemudian aku tidur lagi dan baru bangun setelah ibuku menggoyang-goyang badanku, namun suara panggilan sahur, yang hampir setiap tahun kudengar itu, seperti paku yang menancap kuat dalam memoriku.

Begitu pula dengan ‘ngabuburit’. Setiap anak yang dibesarkan di Jawa Barat, pasti kenal dengan istilah ini. Ngabuburit selalu asik. Main galah, main kasti, main kartu, main layang-layang, main masak-masakan, semua permainan kami lakukan untuk melupakan sejenak haus dan lapar. Tiba-tiba saja senja sudah menjelang. Tiba-tiba saja adzan maghrib berkumandang. Es cendol, es teler, kolak, cincau, setiap hari berganti di meja makan, menjadi penganan pembuka puasaku.

Belum lagi suasana sholat tarawih bersama. Biarpun di shaf paling belakang suara ribut selalu terdengar, walaupun saat sholat terdengar anak-anak berlarian, tapi ceramah ustadz harus tetap kudengar, supaya bisa mendapat tandatangan. Ah, kenangan-kenangan ramadan itu selalu membuat rindu, dan selalu membuat bulir bening mengambang di mataku. Continue reading “Memahat Jejak Manis Ramadhan”

Misalnya Ada Mama Baru

Nenek bunda yang dari ayah bunda beberapa hari lalu meninggal. Trus bunda cerita ke Lala dan malik. “Bundanya Yangkung meninggal mbak lala. Waktu itu kan yang meninggal step moeder nya (ibu tirinya), yang ini mama echt nya (mama betulannya). Yangkung punya dua mama.Tau nggak mama tiri itu apa?” Mereka menggeleng.

Lalu Bunda pun menjelaskan, ngambil sample ayah, maksudnya biar mereka juga ga mau kalo punya mama tiri gitu loh, (ada udang di balik batu nih bunda sebenernya hehe). Trus bunda bilang gini,”Ini voorbeeld (contoh) ya. Misalnya ayah punya istri baru. Aik sama mbak lala jadi punya mama lain. Mau nggak?”
Lala: “Nee..!”
Aik : “Mau..” (haduuh bunda sedih bener dengernya hehe tapi bunda maklum aik emang blom ngerti)
“Tapi Ik kalo aik punya mama baru, nanti aik ga kebagian ayah lho. Nanti mama baru itu punya anak lagi dari ayah. Aik jadi punya adek tiri.”
Aik: “Scatige…(lucu) itu asik Bun, ada adek kecil.” (Haduuh! Bunda haduh lagi deh)
“Tapi Ik, nanti Aik sama mbak lala berkurang waktunya sama ayah. Misalnya nih ayah dari hari minggu sampe Rabu di rumah kita, naa nanti hari kamis sampe hari sabtu, ayah harus di rumah mama baru itu.”
Lala:”Jangan sampe hari Rabu Bun, sampe hari Kamis aja, hari kamis kan mbak lala les piano.Nanti yang nganter mbak Lala siapa?”
Bunda: Hadududu! Gedubraks… Kerompyang deh! dasar anak-anak! hehehe

“Ketika Kekuatan Kehendak Bekerja”–laporan pandangan mata dari Workshop Salamaa

Peserta Workshop Komunikasi dengan Anak
Peserta Workshop Komunikasi dengan Anak

“When you want some thing, all the universe conspires in helping you to achieve it.“ — Paulo coelho

Siapa bilang kita tak mampu berubah, berkarya dan membuat sesuatu yang sepertinya di luar nalar kita? Bila Tuhan berkehendak, tak ada yang tak mungkin! Dititipkannya kehendak itu pada hati-hati kita. Sehingga kemana pun kita melangkah, ingatan tentang kehendak yang telah ‘dititipkanNya’ itu selalu melekat. Asalkan kita berupaya, satu persatu jalan kemudahan akan dibukakanNya bagi kita. Dan kemudian, tiba-tiba saja semua kehendak yang semula hanya angan telah nyata hadir di hadapan kita! Tapi bagaimana kalau kehendak itu ternyata hanya semata nafsu atau bukan murni kehendak dari Nya? Sebetulnya membedakannya mudah saja. Bila Dia yang berkehendak, maka Dia juga lah yang akan ‘bekerja’. Dengan caraNya sendiri, seperti kata Coelho, seluruh alam seperti bergerak dan berpadu membantu kita. Yang perlu kita lakukan adalah meluruskan niat lagi dan lagi, serta membenahi kerja-kerja kita agar tidak keluar dari jalurNya. Continue reading ““Ketika Kekuatan Kehendak Bekerja”–laporan pandangan mata dari Workshop Salamaa”