Mau Pipisin Bunda

Gambar bikinan Malik
Gambar bikinan Malik

Gambar Aik sedang nangis karena berbuat salah kepada Bunda. Aik sayang bunda. Bunda sayang Aik.

“Aik mau pipisin Bunda!” kata Aik sambil betul-betul mengeluarkan kemaluannya di depanku. Aku terhenyak. “Aik!” Sentakku. Ya Allah, kenapa anakku sangat tidak sopan begini. Apakah aku telah gagal menjadi seorang ibu yang baik? Sesak merayapi dadaku. Dan api mulai menyala di hatiku. Mendadak kisah Malin kundang pun berkelebat dalam kepalaku. Panas api itu semakin membakar rasanya. Kucoba untuk menahan diri. Tak kukeluarkan sepatah kata pun. Aku tak ingin menodai keberhasilanku. Aku sudah cukup sukses menghadapi Lala. Setelah kesadaran baru dari mbak Neno, seingatku aku tak pernah lagi memarahi Lala. Haruskah kini aku mendapatkan ‘mangsa’ baru? Continue reading “Mau Pipisin Bunda”

Kado Dari WRM

Horee dapet hadiah! walaupun cuma bisa liat gambarnya ajah :( dan rasanya nggak semua dipoto nih sama adekku. Tapi lumayan lah mengobati rasa penasaran sama si kado dari WRM ini. Thanks a lot ya buat WRM dear, dan juga buat ibu mods WRM yang sudah bersusah payah menyelenggarakan acara ini.

Jadi ceritanya tanggal 24 februari lalu WRM mengumumkan lomba artikel parenting itu, dan ternyata artikel “Mampukan Aku Tumbuhkan Pohon Cinta Itu” terpilih sebagai salah satu artikel terbaik. Lumayan, padahal itu tulisannya niatnya buat ngisi blog, ngirimnya juga pas hari terakhir (walaupun akhirnya diperpanjang). Eh, ternyata ikut kebagian dapat kado. Continue reading “Kado Dari WRM”

“Mampukan Aku Tumbuhkan Pohon Cinta Itu”

Tulisan ini aku kirim juga untuk meramaikan acara ultah WRM yang ke-2. Menang? Waah belum ada pengumumannya tuh. Yang jelas, niatku sama sekali bukan buat menang atau kalah hehe bener-bener buat catatan diary parentingku, dan semoga ketika aku membacanya lagi bisa mengingatkan aku terus.

“Kunci pertama agar anak mampu mengenal Tuhannya adalah terima anak apa adanya! Bagaimana mungkin orangtua bisa mengenalkan anak pada Tuhannya jika orangtuanya sendiri tidak bisa menerima anak apa adanya? Orangtua yang mengenal Tuhan artinya orangtua yang ikhlas menerima apapun keputusan Tuhannya terhadap anaknya. Mengenal saja tak cukup, perlu mencinta. Bagaimana mungkin seorang anak bisa mencintai Tuhannya dan juga sesamanya kalau masa kecilnya dipenuhi dengan rekaman-rekaman kemarahan di hatinya? Tegas boleh. Tapiii…jangan pernah memarahi anak sejak ia lahir hingga usia 7 tahun! Bibit cinta akan menumbuhkan pohon cinta. Namun bibit kemarahan?”
Continue reading ““Mampukan Aku Tumbuhkan Pohon Cinta Itu””

Family Night, Pertunjukan Kecil

Family days ini terinspirasi dari acara family day yang sering diadakan oleh mutiara bunda, juga dari buku spiritual parenting. Di buku ini disebutkan, kalau bisa luangkan waktu sehari dalam sebulan untuk membuat hari keluarga yang dirancang bersama. Acaranya boleh apa saja, yang penting melibatkan seluruh keluarga dan menyenangkan. Tujuannya selain untuk meningkatkan kualitas hubungan, juga bisa untuk menstimulasi anak-anak. Nah karena kami belum bisa membuat acara satu hari penuh, kami membuat acara family night. Bulan sebelumnya, kami membuat acara cerita berputar. Hi hi seru, Lala sampai ketagihan. Tapi karena Malik belum bisa terlibat, kami jadi menggantinya dengan acara lain. Kali ini kami mengadakan pertunjukan kecil.

Kami membuat panggung yang terbuat dari 3 buah kursi. Lalu kami membuat skenario cerita dan pemain. Ayah menjadi monster, Bunda menjadi kelelawar, Aik menjadi Bob the Builder, dan Lala menjadi kupu-kupu. Ceritanya, Bob sedang bermain di taman dengan kupu-kupu. Lalu Bob menunjukkan pohon jambunya yang sudah hampir berbuah masak pada kupu-kupu. Keesokan harinya, mereka datang lagi untuk melihat pohon jambu itu. Tapi ternyata, ada kelelawar sedang menghabiskan buah jambu Bob. Tentu saja BOb dan kupu-kupu marah “Kamu mencuri buah jambuku ya!” Wah, lalu kelelawar lari.