Read and observed to uncover the mistery of myself

I had mix feelings lately. Actually I already feel enough and tired with what I did previously. I have several plans and want to move forward. But, I don’t know why, it seems that the universe has conspired to draw me back more deeply to the things that I did. I can’t move. I can’t refuse. I am just like a boat rower who wants to row my boat as fast as I can so I can arrive quickly to the beach. But, I can’t. I have to row my boat back as in the middle of the sea I saw many people asking for helps, almost drawning. I have to give them floats, and pick them up to my boat. Even worse, the dark and storm are coming. We need a light and compass in order to be able to move together reaching the beach. Oh God, should I row back and give them some helps? If I don’t have a heart, I just want to ignore them, just row my boat alone and arrive safely at the beach. But, my heart forbids me to that. Besides, the universe has conspired, for sure.
Continue reading “Read and observed to uncover the mistery of myself”

Lala dan bakat menulisnya

Lala memang berbakat banget menulis, ehm maaf ya terpaksa harus narsis muji anak sendiri he, karena lagi senang dengar cerita lala hari ini. Hari ini Lala cerita di pelajaran budaya (culture), dia dapat tugas untuk menulis 300 kata tentang culture, boleh tentang apa aja. Dan Lala menulis tentang Indonesia. Di kelas lala ada sekitar 26 anak, dan 2 diantaranya yaitu Lala dan Anouk temennya dapat nilai paling tinggi, 9. Nah di sekolah lala, kelas 1 nya ada 6 kelas, kelas 1 A sampai 1 F. Dari semua yang dapat nilai 9 anak kelas 1 ini lalu dipilih lagi 5 tulisan yang bisa masuk dalam schoolkrant atau koran sekolah, dan tulisan Lala kepilih! Yippi! Bravo Lala. Anouk, temen sekelas lala yang tulisannya tentang Meksiko juga kepilih, senang lah mereka berdua pokoknya.
Continue reading “Lala dan bakat menulisnya”

Review Buku: “Pilihan yang mematikan-Bagaimana gerakan anti vaksin mengancam kita semua”

Deadly Choices: How the Anti-Vaccine Movement Threatens Us All’ oleh Paul A. Offit, seorang professor pediatric dalam bidang penyakit infeksi, virology dan imunologi.

Buku ini sangat recommended untuk para orangtua yang sedang bingung soal pro dan kontra imunisasi, untuk para dokter, dan juga siapapun yang berkecimpung dengan dunia kesehatan anak-anak. Sayangnya, buku ini berbahasa Inggris, baru terbit pula, jadi pasti masih sulit didapatkan di Indonesia. Berikut ini sedikit cuplikan isinya, semoga biar pun tidak bisa membaca bukunya, masih bisa mendapatkan gambaran dan mendapatkan manfaatnya.

Buku ini membuat kita bisa melihat dari atas apa sih sebetulnya yang terjadi dengan dunia per-vaksinan di dunia sejak jaman dulu sampai sekarang. Bagaimana perjalanan pembuatan vaksin, apakah mulus-mulus saja? Bagaimana pula perjalanan para anti vaksin. Apa betul kandungan vaksin tidak aman? Apa pula bahayanya kalau sekelompok orang menolak vaksinasi? Buku ini bisa menyanggah teori konspirasi bahwa vaksinasi merupakan usaha yahudi untuk memusnahkan suatu kaum, sebab ceritanya terutama tentang vaksinasi di Amerika dan UK. Sejak jaman dulu sampai sekarang mereka sendiri yang menciptakan vaksin dan memberikannya pada jutaan penduduknya. Malah boleh dibilang jumlah vaksin yang diberikan jauh lebih banyak daripada yang diberikan di Indonesia sekarang, karena mereka punya uang untuk memberikan imunisasi gratis pada rakyatnya. Jadi teori konspirasi tentang pemusnahan umat Islam sungguh tak masuk akal.
Continue reading “Review Buku: “Pilihan yang mematikan-Bagaimana gerakan anti vaksin mengancam kita semua””

Bahayanya Menolak Imunisasi

[Download e-book PDF]

Beberapa minggu ke belakang, berkaitan dengan lagi ramenya outbreak diptheri campak dan juga anti imunisasi, banyak pertanyaan masuk ke Personal Message aku, menanyakan soal imunisasi ini. Alhasil dari pada bolak balik jawab, lebih baik aku tulis jadi sebuah artikel, sekalian aku belajar juga. Tadinya kepikir mau ditaro di koran, tapi aku udah agak-agak trauma menulis artikel di koran, selain ada alasan pribadi, tempat menulis terbatas banget, kadang isinya juga diedit suka-suka editor. Syukurlah ada blog, jadi lebih leluasa untuk mengekspresikan semua isi pikiran.
Continue reading “Bahayanya Menolak Imunisasi”