Dokter Pelit Obat?

“Dokter sini keterlaluan deh. Masak saya sakit kuning nggak dikasih apa-apa. Cuma disuruh istirahat. Ck…ck…ck… keterlaluan” Kata seorang teman pria yang kebetulan bertemu di jalan. Cerita teman wanita saya lain lagi “habis dioperasi hernia tuh mbak, sakitnya yang sakiiit banget gitu, masak cuma disuruh minum paracetamol” ujarnya.

“Kring…kring…” Suatu hari telepon genggam saya berbunyi. Di seberang sana seorang teman menyapa, dan dia pun bercerita “dokter sini aneh ya, masak anakku kena cacar air nggak dikasih apa-apa. Cuma disuruh beli bedak doang di apotik. Terus panasnya juga nggak dikasih obat, aneh deh”

Continue reading “Dokter Pelit Obat?”

Melati, Karenamu Aku tak ‘Mati’

“Melati…melati…harum dan mewangi…” Ini bunyi syair dangdut yang dulu pernah beken di Indonesia itu lho. Tapi, saya lupa siapa penyanyinya, karena saya bukan penggemar lagu dangdut hehe. Lalu apa hubungannya lagu dangdut itu dengan hidup di Groningen?

Hampir semua orang Indonesia yang tinggal di Groningen, pasti kenal dengan toko yang satu ini ‘Toko Melati’. Ya, toko ini betul-betul berjasa buat saya. Kalau toko ini tak ada, ‘mati’lah saya. Karena lidah saya betul-betul tidak cocok dengan masakan Eropa. Ck…ck…ck… sebegitu hebatnya kah keberadaan toko Melati di Groningen?

Continue reading “Melati, Karenamu Aku tak ‘Mati’”

Supermarket dan Open-Air Market

Jangan sepelekan uang koin 50 eurocent. Ternyata si kecil mungil ini berjasa lho. Apalagi jika hendak berbelanja ke supermarket dalam jumlah besar. Kalau uang coin ini tak ada di kantong, salah-salah niat untuk berbelanja dalam jumlah banyak malah batal. Memangnya si koin punya kehebatan apa sih? Rupanya, di Belanda uang koin itu dipergunakan untuk membuka kunci rantai saat kita hendak mengambil kereta dorong belanja di supermarket. Tanpa koin tersebut, kunci rantai jelas tak akan terbuka. Tapi… tenang saja. Tak semua supermarket di Belanda seperti itu koq, hanya beberapa saja, supermarket Aldi salah satunya.

Selain itu, sebelum berbelanja kita sebaiknya membawa plastik besar atau tas khusus untuk belanja sendiri. Karena, beberapa supermarket tak menyediakan plastik khusus bagi pelanggannya. Kalaupun ada kita harus membelinya seharga 50 eurocent sampai 1 euro, tergantung ukuran plastik. Hanya plastik-plastik kecil yang biasanya disediakan secara gratis. Dan, jangan pernah berharap pelayan toko akan membantu memasukkan barang-barang yang kita beli. Semua barang tersebut harus kita masukkan sendiri ke kantong plastik. Hmm… repot juga ya. Tapi begitulah kebiasaan hidup di negeri ini.

Continue reading “Supermarket dan Open-Air Market”

“Malam Mingguan di Mall, Bisa Nggak ya?”

Malam mingguan di mall? Ah, itu mah biasa… Biasa dimana? Di Indonesia? Oh jelas. Tapi… jangan harap deh di negara kincir angin ini kita bisa bermalam minggu di mall. Masak iya? Lha iya. Mall saja tutup koq, apalagi toko-toko kecil. Eh… tunggu dulu, jangan-jangan yang disebut mall pun sebetulnya di Groningen malah tidak ada. Wah, jadi sebetulnya saya sedang tinggal di peradaban yang mana ya?

Continue reading ““Malam Mingguan di Mall, Bisa Nggak ya?””